NTD
Setelah AS menembak jatuh balon mata-mata Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang sempat memicu diskusi panas di dalam dan luar negeri. Dan, AS juga dengan tegas menyangkal dalih PKT yang mengklaim bahwa balon itu digunakan untuk penelitian ilmiah meteorologi, yang “dibawa kabur” oleh tiupan angin barat. Namun dengan memperhatikan hubungan antara balon dengan militer Tiongkok, bayangan yang tadinya samar-samar (benarkah untuk penelitian ilmiah meteorologi atau spionase) kini telah berangsur menjadi jelas.
Pada 6 Februari, media “Epoch Times” menerbitkan sebuah artikel dengan judul “Wu Renxiao : Mengungkapkan Balon Mata-Mata PKT yang Berpartisipasi dalam Persiapan Perang dari Pihak Militer”. Artikel tersebut mengungkap secara rinci tentang hubungan antara Biro Meteorologi Pusat Tiongkok dengan militer Tiongkok, dan membeberkan bahwa Biro Meteorologi Pusat selama ini terus menggunakan dalih tujuan sipil untuk menyembunyikan tugas-tugas keperluan militer.
Di awal-awal tahun berdirinya RRT, Biro Meteorologi Pusat sudah merupakan institusi militer. Semula ia bernama Biro Meteorologi Komisi Militer Pusat, kemudian statusnya diubah menjadi badan pemerintah, pada masa Revolusi Kebudayaan kembali dikelola oleh militer dan berganti nama. Jadi Biro Meteorologi Pusat dan Biro Perlindungan Lingkungan Medan Perang dari Departemen Staf Gabungan Komisi Militer Pusat sempat putus dan sambung kembali.
Biro Meteorologi Pusat Tiongkok telah berada di bawah kendali militer sejak awal
Sejak tahun 1969, Biro Meteorologi Pusat Tiongkok (China Meteorological Administration. CMA) telah digabungkan dengan Biro Perlindungan Lingkungan Medan Perang dari Departemen Staf Gabungan Komisi Militer Pusat. Pada saat itu, PKT mengeluarkan Surat Pemberitahuan No. 69 tentang “Pemberitahuan Dewan Negara tentang Penggabungan Biro Meteorologi Komisi Militer Pusat dengan Biro Perlindungan Lingkungan Medan Perang dari Departemen Staf Gabungan Komisi Militer Pusat. Pada bab 1 surat pemberitahuan itu disebutkan : Setelah penggabungan, Biro tetap menggunakan nama Biro Meteorologi Pusat dan berada di bawah pimpinan Staf Gabungan.
Pada tahun 1982, Biro Meteorologi Pusat berganti nama menjadi China Meteorological Administration (CMA) yang dikelola oleh Dewan Negara. Namun Biro Meteorologi Militer Staf Gabungan masih eksis, hingga September 1982 dimasukkan ke dalam Departemen Operasi Staf Umum dan merupakan unit setingkat wakil di jajaran militer.
Pada 2003, Biro Meteorologi Staf Umum berganti nama menjadi Biro Meteorologi dan Hidrologi Staf Umum. Hingga tahun 2013, setelah Xi Jinping berkuasa, Direktur Biro Meteorologi dan Hidrologi Staf Umum adalah Mayor Jenderal Qian Zehong.
Pad Januari 2016, pemerintah Tiongkok mereformasi Staf Umum dan membentuk Staf Gabungan Komisi Militer Pusat. Lalu membubarkan Biro Survei, Pemetaan, Navigasi Staf Gabungan, Biro Meteorologi dan Hidrologi. Bagian dari mereka ditata ulang menjadi Biro Perlindungan Lingkungan Medan Perang dari Departemen Staf Gabungan Komisi Militer Pusat.
Setelah berkuasa Xi Jinping memanfaatkan biro cuaca untuk persiapan perang
Setelah Kongres Nasional ke-18 Xi Jinping mengukuhkan kedudukannya dan menguasai militer. Militer Tiongkok mulai gencar melakukan penelitian ilmiah meteorologi yang tujuannya tidak lain adalah persiapan perang. Kegiatan ini menjadi semakin jelas selama era Xi Jinping.
Kantor Berita Xinhua pada 15 November 2013 melaporkan bahwa PKT meluncurkan latihan dukungan bersama meteorologi dan hidrologi militer yang diberi kode “Yunhai-2013”. Ini adalah pertama kalinya militer Tiongkok mengadakan latihan dukungan meteorologi dan hidrologi berskala besar yang melibatkan semua elemen di seluruh sistem.
Pada 2017, “China Meteorological News” pernah melaporkan bahwa pada 24 Januari, China Meteorological Administration (CMA) telah membahas kerja sama dengan Biro Meteorologi Penasihat Angkatan Udara dan Biro Dukungan Perang Gabungan dalam rangka mempromosikan integrasi antar biro terkait untuk fungsi militer – sipil. Kemudian Liu Yaming, Direktur CMA bersama Cui Lianqing, Direktur Biro Meteorologi Staf Angkatan Udara, dan Xue Guijiang, Direktur Biro Perlindungan Lingkungan Medan Perang dari Staf Gabungan mengadakan diskusi.
Artikel Epoch Times menjelaskan bahwa meskipun Biro Meteorologi Komisi Militer berganti nama menjadi Biro Perlindungan Lingkungan Medan Perang, tetapi di setiap cabang militer terdapat biro meteorologi. Selain itu, fokus kerja sama mereka adalah mengintegrasikan kegunaan sekaligus buat sipil dan militer.
Artikel tersebut menyebutkan bahwa integrasi fungsi militer – sipil adalah konten militer gelap dari PKT. Sama seperti perusahaan-perusahaan swasta Tiongkok yang beroperasi di luar negeri, sebagian besar adalah perusahaan milik negara atau militer. Begitu Tiongkok menyerang Taiwan, mungkin saja yang dikerahkan adalah sejumlah besar milisi, perahu nelayan. Sama juga balon yang baru-baru ini terbang masuk ke wilayah udara Amerika Serikat, apapun klaim yang dilontarkan Tiongkok, baik itu untuk penggunaan sipil atau untuk penelitian meteorologi, sebenarnya ada hubungannya dengan militer. (sin)