oleh Li Li
Pada 9 Februari, seorang pejabat AS mengatakan bahwa balon mata-mata PKT sama sekali bukan balon untuk memantau cuaca. Sebelum ditembak jatuh, beberapa antena yang terpasang pada balon tersebut mampu menerima sinyal komunikasi.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kepada media Epoch Times : “Peralatan yang dibawa balon ini berbeda dengan yang dibawa oleh balon pemantau cuaca. Ini jelas untuk tujuan spionase. Ia memiliki banyak antena, termasuk suatu perangkat yang mampu mengumpulkan dan menemukan komunikasi berbasis lokal. Selain itu, balon juga dilengkapi dengan panel surya berkapasitas cukup besar untuk menghasilkan daya yang dibutuhkan dalam menjalankan beberapa sensor pengumpulan-intelijen.”
Frank Gaffney, Direktur Eksekutif Pusat Kebijakan Keamanan AS, mengatakan kepada NTD bahwa PKT ingin mendeteksi komunikasi antara AS yang memantau silo rudal balistik antarbenua.
Balon mata-mata PKT yang jatuh tertembak memasuki wilayah udara AS di atas Alaska pada 28 Januari, terbang di atas Kanada, dan kemudian masuk kembali ke AS pada 31 Januari.
Balon tersebut ditembak jatuh pada 4 Februari atas perintah dari Presiden Joe Biden.
Pejabat Kemenlu AS tersebut mengatakan : “Setelah menembak jatuh balon, Amerika Serikat mengirimkan pesan yang jelas kepada pemerintah Tiongkok bahwa pelanggaran terhadap kedaulatan kami tidak dapat diterima, dan kami ingin melindungi intelijen sensitif, melacak balon, mengangkat puing-puing untuk diambil peralatan yang terkait guna pengusutan demi mendapatkan lebih banyak informasi tentang upaya peluncuran balon PKT tersebut.”
Pejabat tersebut menambahkan bahwa AS akan mengeksplorasi bagaimana memberikan sanksi kepada entitas Tiongkok yang mendukung intrusi ke wilayah udara AS.
Pada hari Rabu, seorang juru bicara Pentagon mengatakan bahwa balon itu adalah bagian dari armada balon Tiongkok yang dikembangkan untuk operasi pengawasan di bawah arahan militer Tiongkok. Sebuah program yang telah berjalan selama beberapa tahun.
AS juga tahu bahwa balon mata-mata Tiongkok ini telah terbang di lebih dari 40 negara di lima benua, kata pejabat Kemenlu itu.
AS sedang menghubungi negara lain tentang ruang lingkup dan detail lain dari rencana tersebut.
Dalam konferensi pers, Mao Ning dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengklaim bahwa Amerika Serikat telah memberikan reaksi yang berlebihan ketika menembak jatuh balon tersebut.
Beberapa orang anggota Kongres AS mengkritik pemerintah yang seharusnya langsung menembak jatuh balon itu begitu memasuki wilayah udara AS, tidak membiarkan balon terbang di atas udara beberapa negara bagian baru ditembak jatuh. (sin)