oleh Yan Shu
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meluncurkan permohonan bantuan sebesar US$1 miliar setelah 10 hari terjadinya gempa bumi dahsyat di Turki, yang menewaskan lebih dari 45.000 jiwa.
Pihak berwenang Turki mengatakan pada Kamis (16/2) bahwa lebih dari 4.300 gempa susulan telah melanda daerah yang terkena dampak setelah gempa dahsyat melanda.
Di sebuah desa di provinsi Adıyaman, Turki yang paling parah terkena dampak gempa, sebuah batu besar yang terbelah menjadi dua saat gempa terjadi, pecah lagi pada Rabu (15 Februari), sehingga menimbulkan ancaman langsung terhadap keselamatan penduduk.
Penduduk lokal Turki, Aziz Ozakazanc berkata : “Pada hari kesembilan setelah gempa bumi, terjadi lagi ledakan besar. Satu bagian dari batu jatuh ke arah rumah kami. Bagian lainnya jatuh ke rumah-rumah lain, tetapi masih dalam posisi stabil.”
Penduduk desa setempat telah dievakuasi untuk alasan keamanan.
Namun ada juga kabar baik. Pada Kamis, para tim SAR dihibur oleh kelangsungan hidup yang ajaib dari seorang gadis berusia 17 tahun yang terkubur di bawah tumpukan reruntuhan selama hampir 250 jam di Turki.
Namun, korban yang selamat menjadi semakin langka. Lebih dari 45.000 orang telah tewas dalam gempa besar di Suriah dan Turki.
Pada saat yang sama, jutaan orang masih membutuhkan bantuan kemanusiaan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan penggalangan dana lebih dari US$1 miliar dalam tiga bulan ke depan untuk membantu para korban.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga mengunjungi Turki pada Kamis lalu dan mengatakan bahwa aliansi ini mendirikan tempat penampungan sementara di provinsi Hatay dan akan mengirimkan ribuan tenda ke Turki dalam beberapa minggu mendatang.
Pada hari yang sama, Qatar juga mengirimkan pasokan medis, tenda, dan pasokan bantuan lainnya ke daerah-daerah yang terkena dampak di Suriah. (hui)