I remember when we still one
Your laugh, your voice, and your bright eyes We’re together in this love
Promise we’ll forever
And now you left me alone Cause You find someone better You’re in that way with her And one think I know
You break my heart, break my hope Make me so down in a loneliness You left me when I deep
Thought you are my best scene Being my prince, but I was wrong
Baby, you change a pink into the blue Putri Ariani
elka hunter
Itulah syair lagu Loneliness karya Putri Ariani yang tiba-tiba viral, mengguncang dunia, dan membuat banyak orang di dunia dan di tanah air meneteskan air mata haru, bahagia, dan bangga. Berkat lagu karyanya, suara emasnya, dan kepiawaiannya bermain piano, ia berhasil mendapat Golden BuZZer dari seorang juri America’s Got Talent, Simon Cowells, yang terkenal punya citra rasa tinggi dan pelit dalam penjurian.
Putri Ariani adalah seorang penyandang disabilitas tuna netra sejak umur 3 bulan. Baginya dunia ini gelap, tapi ia diberikan karunia suara merdu, kemampuan bermain musik yang tak kalah dengan anak normal. Dunia ini memang gelap bagi Putri, tapi dunia bisa melihat dan mendengarnya kali ini.
Moncernya penampilan Putri Ariani di panggung America’s Got Talent sejenak mengobati dahaga kebanggaan pada masyarakat Indonesia. Indonesia kembali dilihat, didengar, dan dikagumi dunia lewat seorang anak bangsanya yang punya prestasi di dunia tarik suara. Kali ini suara dan prestasi putri bisa menyatukan Indonesia yang selama hampir satu dekade ini diliputi polaritas, keterbelahan, politik belah bambu, saling memberikan stempel, dan budaya nyinyir yang semakin bersimaharajalela. Kali ini Putri Ariani menjadi pemersatu bangsa, walaupun tetap saja ada kelompok yang berkepentingan untuk berpanjat sosial dengan popularitasnya. Tetap saja gadis 17 tahun yang multi talenta ini melebur perbedaan dan membangki kan nasionalisme.
“Permata indah dunia. Tanah airku Indonesia. Permata indah dunia. Ribu pulaunya. Ratusan bahasa. Kupuja sepanjang masa. Aku cinta Indonesia. Di sini aku berdiri untuk negeriku. Bhineka Tunggal Ika. Bersatulah kita dalam perbedaan. Saling menguatkan mencintai. Karena kita satu Indonesiaku. Indah alam- nya. Beragam budaya. Anugerah Sang Pencipta. Di sini ku dilahirkan. Tempat ku berbakti. Tumbuh dalam cita dan harapan. Aku cinta Indonesia. Di sini aku berdiri Untuk negeriku. Bhineka Tunggal Ika. Bersatulah kita dalam perbedaan. Saling menguatkan. Mencintai karena kita satu, Indonesiaku. Bhineka Tunggal Ika. Bersatu Indonesia. Hilangkan rasa benci. Dan mulai saling menguatkan. Mencintai karena kita satu. Indonesiaku. Indonesiaku.” Itulah sebuah lagu yang ditulis Putri Ariani dan ini bisa menunjukkan bahwa ia ‘dikirim Tuhan’ untuk misi menyatukan. Sejak ia mengguncang dunia di panggung America’s Got Talent (AGT), Putri tak hanya mengatakannya dalam bentuk lagu yang telah ia ciptakan akan betapa cintanya pada tanah airnya. Tapi ia membuktikan dengan prestasi yang mendunia. Sebuah aksi patriotis yang sangat nyata dari seorang anak bangsa yang mencintai negerinya.
Itu Bukan Kerja Semalam
“Mungkin sebagian besar kita tidak percaya tentang adanya bidadari atau malaikat, tapi kali ini seorang bidadari turun di atas panggung, ” ungkap seorang juri AGT yang kagum pada performa Putri.
Kemunculan Putri Ariani di panggung AGT dengan segala puja-pujinya dari berbagai tokoh bukan hasil kerja satu malam. Sejak lahir ia kenyang dengan penempaan hidup. Terlahir prematur di usia kehamilan 6 bulan 18 hari, membuatnya harus hidup di inkubator selama beberapa bulan. Bukan hanya itu, kelahirannya yang prematur menyebabkan penglihatannya bermasalah, dan di umur tiga bulan mengalami kebutaan total, setelah upaya untuk kesembuhannya diupayakan oleh kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya yang pontang panting mengupayakan kesembuhannya seketika berhenti ketika Putri mengatakan nyaman dengan kondisi kebutaannya.
Di usia dua tahunan bakat putri bernyanyi mulai terlihat. Ia mampu menirukan lagu dengan nada yang tepat. Melihat bakat itu kedua orang tuanya memfasilitasi agar bakatnya terasah. Pada 19 Juli 2014, Putri meraih juara di ajang Indonesia’s Got Talent di stasiun televisi SCTV. Dua tahun kemudian, Putri menerima penghargaan di ajang Anugerah Baiduri serta tampil di ajang pencarian bakat lain. Suara emasnya juga terdengar dalam pembukaan ajang olahraga disabilitas Asia, Asian Para Games 2018 ketika Indonesia menjadi tuan rumah.
Ia dianugerahi bakat bernyanyi sejak lahir. Orang tua Putri sadar betul dengan talenta yang dimiliki anaknya sehingga mereka memutuskan sang buah hati mengenyam pendidikan musik di bangku SMK 2 Kasihan, Yogyakarta. Sekolah tersebut lebih dikenal dengan Sekolah Menengah Musik (SMM), dan lewat lembaga akademik itu, suara emas yang menjadi bekal awal Putri terasah dengan baik, pula dilengkapi dengan teori-teori musik.
Putri mempunyai pendengaran yang bagus. Di pelajaran solfegio (tebak nada) dia selalu tepat menebak nada. Menurut salah seorang guru musiknya Berny Hanteriskadi SMM Yogyakarta, apa yang dimiliki remaja itu adalah perpaduan dua hal, bakat dari Tuhan dan hasil kerja keras. “Gifted, karena sepanjang saya tahu, orang yang berkebutuhan khusus, terutama tuna netra itu apa-apa pindah ke telinga dan hati. Dia lebih peka perasaannya, dia memiliki kelebihan dalam mendengar,” kata Berny kepada VOA.
Putri piawai dalam bermain piano, kini ia mengambil spesialisasi instrumen flute. Sebagai guru, Berny mengaku lumayan kaget ketika Putri memilih flute sebagai instrumen untuk dipelajari. Putri masuk ke SMM Yogyakarta dengan kemampuan bermain piano dan menyanyi. Namun, flute juga tepat dipilih karena alat musik ini turut melatih pernafasan.
Agar bisa bermain flute dalam sebuah orkestra, Berny harus melatih Putri secara khusus. Dia akan memainkan instrumen itu terlebih dahulu untuk didengar Putri yang kemudian berlatih sesuai suara yang didengarnya.
“Sepanjang yang saya ingat, baru kali ini ada pemain duduk di kursi orkestra yang tuna netra. Kalau penyanyi banyak. Karena itu setiap membuat aranse- men, saya harus membuat audio terlebih dahulu untuk Putri agar bisa dia hafal,” tambah Berny. Putri orangnya sangat tekun ketika mempelajari sesuatu. Kalau belum bisa, ia tak pernah berhenti.
“Ada unsur kerja kerasnya juga. Karena enggak gampang untuk seperti itu. Orang bisa menyanyi, belum tentu lolos kompetisi. Orang bisa menyanyi, belum tentu bisa sambil main piano. Bisa menyanyi dan main piano, belum tentu bisa menciptakan lagu. Dia multi talenta,” papar Berny yang juga seorang konduktor. Kerja keras itu juga yang diperlihatkan Putri melalui aktivitasnya menyanyi di berbagai panggung, dan bahkan menelurkan album sendiri bertajuk “Melihat dengan Hati” pada 2020.
Dukungan Penuh Orang Tua
Setelah memenangkan Indonesia Got Talent di usia 8 tahun (kelas 2 SD), putri dan kedua orang tuanya kembali ke Riau. Di Riau sekolahnya ketinggalan karena tidak ada braille, lalu kembali ke Jogja ikut kakek neneknya sementara kedua ortunya tetap kerja di Riau. Setelah dia bisa braille baru dia memperdalam musik lagi. Seiring berjalannya waktu, kakeknya mengaku kewalahan mengikuti perkembangan musik Putri. Putri mendapat kiriman organ Roland RD. Dan disediakan studio kecil di rumah agar Putri bisa mengeksplorasi kemampuan bermusiknya.
Melihat bakatnya yang semakin terasah, ayah Putri Ariani rela keluar dari pekerjaannya di Riau untuk mendukung putrinya bermusik. Saat itu ayah Putri bekerja di perusahaan tambang minyak dan memiliki usaha restoran.
Ayah putri setia mendampingi Putri dalam hal bermusik. Karena ambisi putri di dunia musik besar sekali. Keputusan berhenti bekerja itu terungkap saat ia bisa menjadi pemenang Indonesia’s Got Talent.
“Putri ingin ngucapin terima kasih sama papa, karena du- kungan papa terhadap Putri besar sekali … Sampai-sampai papa berhenti kerja ya,” ucap Putri yang saat itu belum berusia 10 tahun di kanal Youtube Indonesia’s Got Telant. Ismawan Kurnianto memutuskan untuk berhenti bekerja karena Putri Ariani lebih membutuhkan saya ada di sisinya. Ismawan senang saat melihat Putri Ariani saat itu tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri.
Setelah keluar dari pekerjaannya, Ismawan memilih untuk membuka usaha sendiri. Ia mendirikan rumah makan Selera Melayu. Ismawan merupakan lulusan dari Universitas Islam Indonesia dengan jurusan Bachelor of Engineering atau sarjana teknik.
Di momen tampil di AGT, Ismawan Kurnianto hadir mendampingi sang putri, bahkan berkomunikasi langsung dengan Simon Cowell. Ismawan tampil di atas panggung setelah Putri bernyanyi dan memukau empat juri dan penonton America’s Got Talent 2023 .
“Tantangan terbesarku adalah orang-orang memandangku sebagai tunanetra, bukan sebagai musisi. Tapi ketika bernyanyi,aku merasa seperti bintang,” ungkap putri seperti disiarkan di kanal youtube America’s Got Talent.
“Aku memang tak bisa melihat dunia, tapi aku ingin dunia melihatku”