EtIndonesia. Ketika seorang dosen masuk ke ruang kulia, dia melihat dua siswanya sedang berdebat.
Satu adalah siswa berkulit putih dan yang satunya berkulit hitam, Tampaknya mereka sedang memperdebatkan sesuatu.
Melihat perdebatan itu, sang dosen meminta siswa lainnya untuk tenang dan menyuruh dua siswa yang bertengkar itu maju ke depan.
Dosen menyuruh mereka berdiri di sebelah kiri dan kanannya dalam posisi saling memunggungi
kemudian dia mengambil sebuah bola dari bawah meja.
Lalu menyuruh mereka membalikkan badannya, lalu sang dosen bertanya kepada siswa kulit putih : “Apa warna bola ini?”
“Putih,” jawab siswa kulit putih.
“Apakah Anda yakin?” Sang dosen bertanya lagi
Kemudian profesor itu bertanya kepada siswa kulit hitam : “ Kalau kamu, warna apa yang kamu lihat ?”
Dengan nada yakin siswa kulit hitam menjawab :”Hitam, jelas bola itu warnanya hitam!”
Kemudian profesor berkata lagi : “Sekarang saya ingin kalian bertukar posisi.”
Setelah keduanya bertukar posisi.
Sang dosen meminta mereka membalikkan badannya, Kemudian bertanya : “Apa warna bola yang kalian lihat sekarang?”
Saat itu, mereka saling berhadapan, tidak lagi saling mencaci maki.
Sang profesor meminta mereka kembali ke tempat duduk masing-masing.
Sebenarnya, bola itu setengahnya berwarna hitam dan separuhnya lagi putih.
Ketika dua siswa itu berdiri di tempat mereka hanya dapat melihat satu sisi warna bola yang menghadapnya, tapi tidak dapat melihat warna bola pada sisi lainnya
Dalam kehidupan sehari-hari kita kerap berpegang teguh pada pandangan mata kita saat menemui/mengalami sesuatu.
Kita selalu menganggap diri kita yang palingbenar. Ketika jawaban kita disanggah, kita akan menjadi tidak senang dan jengkel.
Pada saat seperti ini, kita harus menarik napas dalam-dalam dan cobalah untuk berdiri di atas perspektif/pandangan orang lain. Mungkin hasilnya akan sangat jauh berbeda.
Jika Anda bisa memandang dari sudut pandang orang lain, mungkin Anda bisa memahami dengan pikiran dan perasaan orang lain. Sehingga dengan demikian, hubungan antar sesama pun bisa berlangsung rukun dan harmonis.
Sumber: beauties of life