EtIndonesia. Sejak aku masih kecil, orangtuaku selalu mengajari aku untuk tidak terlalu ambisius, dan aku selalu mengingatnya.
Setelah lulus dari universitas, aku sulit untuk mendapatkan pekerjaan, jadi aku mulai bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran di bawah rekomendasi seorang teman, dan terus mencari pekerjaan tetap sambil melakukan beberapa pekerjaan paruh waktu.
Orangtuaku juga sangat cemas bahwa aku juga belum mendapat pekerjaan yang sesuai. Tetapi melihat bahwa aku bersedia untuk mau bekerja apa saja, mereka tampak lega.
Belakangan, setelah bekerja sebagai pelayan selama lebih dari sebulan, aku menemukan bahwa aku sebenarnya dapat belajar banyak dengan melakukan bisnis ini.
Setidaknya berhubungan dengan semua jenis orang, telah mengajari aku keterampilan untuk bergaul dengan semua jenis orang.
Kita ambil contoh di industri jasa, pelanggan yang datang akan diperlakukan dengan level yang berbeda. Ketika mereka melihat orang-orang datang dengan pakaian rapi, semua orang akan bergegas untuk berbicara dengan mereka terlebih dahulu, karena mereka akan memiliki kesempatan lebih baik untuk mendapatkan tip.
Begitu datang pelanggan dengan pakaian yang tidak rapi, mereka tidak begitu aktif, dan bagi yang berpakaian compang-camping, mereka mempelakukan seperti seorang pengemis, dan bahkan mereka akan mengusirnya.
Hari itu, seorang pria tua datang ke restoran untuk makan malam, karena dia sering mendorong sepeda roda tiga dengan penuh barang daur ulang melewati pintu toko, dan semua karyawan sudah mengenalnya.
Meskipun malam itu dia datang dengan berpakaian cukup rapi, para pelayan tetap acuh dan sepertinya mengabaikannya.
Belakangan, aku yang pertama menanyakan apa yang ingin dia makan. Baru saat itulah dia berkata bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya, jadi dia hanya ingin semangkuk mie dan dua lauk pauk.
Setelah aku melayaninya, aku dipanggil oleh manajer, tetapi setelah beberapa saat, aku mendengar suara berisik di luar. Aku keluar dengan manajer untuk melihat bahwa seorang pelayan sedang berdebat dengan pria tua itu. Dia secara tidak sengaja memecahkan mangkuk, dan pelayan memanggilnya babi, dan pria tua itu tidak senang, dan meminta pelayan itu untuk meminta maaf dan mengatakan bahwa dia tidak beradab.
Aku ingin menengahi, tetapi manajer melihat orangtua itu segera datang dan memberi hormat kepadanya, mengucapkan banyak maaf secara langsung.
Banyak pelayan di sebelahku tampak bingung denga apa yang dilakukan manajer. Kemudian, pria tua itu tidak banyak bicara, membayar uang ganti, dan pergi.
Kemudian, manajer memberi tahu kami bahwa pria tua ini bukanlah pemulung. Dia adalah seorang pensiunan guru, uang pensiun bulanannya beberapa ribu yuan. Anak-anaknya adalah orang-orang yang berkuasa di kota.
Manajer juga mengatakan bahwa pria tua itu hidupnya sangat hemat dan menyumbangkan semua uangnya kepada siswa sekolah yang membutuhkan. Tapi dia enggan makan sesuatu yang enak. Hari ini adalah pertama kalinya dia makan di restoran kami.
Jadi, pria tua itu harus menjadi seseorang yang kita hormati … Karena itu, manajer mengatakannya pada pertemuan pagi hari berikutnya, bahwa kita harus menghormati setiap tamu dan tidak memandang orang dari luarnya saja! (yn)
Sumber: goez1