Zhao Fenghua, Li Shanshan dan Liu Fang – NTD
Epidemi di Tiongkok terus menyebar. Bahkan tes PCR telah dimulai kembali di berbagai tempat. Pada Rabu (6/12), Partai Komunis Tiongkok menggelar pertemuan di Aula Besar Beijing, peserta harus memiliki sertifikat tes PCR dengan hasil negatif untuk memasuki tempat tersebut. Beberapa hari lalu, pada konferensi internasional juga digelar di Guangzhou, para tamu juga diharuskan menunjukkan sertifikat negatif hasil tes PCR.
Dokumen yang dirilis oleh Jaringan Informasi Ekonomi Tekstil Tiongkok menunjukkan bahwa pada 6 Desember, Konferensi Penghargaan Sains dan Teknologi Federasi Industri Tekstil dan Pakaian Tiongkok diadakan di Aula Besar Beijing. Peserta diharuskan untuk memberikan sertifikat hasil tes negatif COVID-19 dalam kurun waktu 24 jam.
Pada 1 Desember, konferensi internasional “Memahami Tiongkok” diadakan di Guangzhou. Peserta juga diminta melakukan tes COVID.
Seorang Tamu peserta berkata : “Saya baru saja menyelesaikan prosedur pendaftaran, hal pertama yang harus saya lakukan untuk menghadiri pertemuan ini adalah melakukan tes PCR. Kabarnya hasilnya akan keluar pada sore hari.”
Penduduk Beijing mengatakan pada Rabu bahwa epidemi lokal ini serius dan tes PCR telah diluncurkan di bandara.
Mr Wei, warga Beijing berkata: “Sekarang (epidemi) jauh lebih serius daripada sebelumnya. Anda harus melakukan tes PCR bahkan setelah turun dari pesawat.”
Selain sertifikat hasil tes PCR, kode kesehatan juga telah dimulai kembali di banyak provinsi dan kota. Pada 1 Desember, “Kode Kesehatan Guangdong” di Guangdong dan “Tianfu Health Pass” di Sichuan kembali diaktifkan, dan kedua kode kesehatan tersebut menunjukkan “kode hijau”. Selanjutnya, netizen di Beijing, Hebei, Yunnan, Sichuan, Liaoning, Shaanxi, Fujian dan tempat lain juga mengatakan bahwa kode kesehatan setempat kembali aktif.
Long, seorang warga Beijing, mengatakan bahwa lockdown epidemi secara ekstrim yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok selama tiga tahun, telah meninggalkan kenangan yang menyakitkan baginya. Tanpa diduga, tindakan pengendalian ini kembali terjadi.
Long berkata: “Saya sangat khawatir dan takut, bukan hari ini saja, tapi sejak awal pengendalian ketat. Ketika Wuhan ditutup, saya terkejut. Di komunitas di sini di Beijing, komunitas kami juga ditutup untuk jangka waktu tertentu. Saya stres sudah mencapai titik puncaknya dan saya benar-benar tidak tahan lagi. Saya perkirakan kalau terus menghalangi seperti itu, orang-orang akan ambruk dalam waktu tiga bulan.”
Epidemi di Tiongkok meningkat pesat akhir-akhir ini. Bahkan, rumah sakit di seluruh negeri penuh. Namun demikian, para pejabat sengaja menutup-nutupi kasus tersebut, dengan menyatakan bahwa penyakit tersebut adalah penyakit umum seperti mikoplasma dan influenza. Baru-baru ini, orang dalam Partai Komunis Tiongkok mengungkapkan bahwa pemimpin Partai Komunis Tiongkok memerintahkan larangan membesar-besarkan epidemi, hanya menyinggungnya sebagai influenza biasa, bukan virus COVID-19. (Hui)