oleh Zhang Ting
Pada Selasa (19 Desember) Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mencalonkan Cho Tae-yul, mantan perwakilan Korea Selatan untuk PBB dan mantan Wakil Menteri Luar Negeri untuk menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Korea Selatan. Juga mencalonkan Cho Tae-yong sebagai Direktur Badan Intelijen Nasional dalam rangka menghadapi meningkatnya provokasi Korea Utara.
Menurut Kantor Berita Yonhap, Kim Dae-ki, Kepala Sekretariat Kepresidenan Korea Selatan mengumumkan berita tersebut pada Selasa dengan mengatakan bahwa Cho Tae-yul memiliki pengalaman yang kaya dalam diplomasi baik bilateral maupun multilateral, dan percaya bahwa beliau dapat berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan diplomasi dengan profesionalisme dan pengalaman diplomasinya di bidang ekonomi dan perdagangan.
Cho Tae-yong memiliki pengalaman luas dalam menangani masalah keamanan dengan Amerika Serikat dan Korea Utara. Presiden percaya bahwa sebagai Direktur Badan Intelijen Nasional, beliau akan mampu meningkatkan lebih lanjut kemampuan keamanan dan intelijen nasional Korea Selatan.
Dalam pidatonya mengenai pencalonannya, Cho Tae-yul menyebutkan beberapa tantangan global saat ini. Dia mengatakan : “Menghadapi lingkungan eksternal yang buruk, saya akan melakukan yang terbaik untuk meningkatkan status diplomatik Korea Selatan, memperluas ruang strategis dan tahap aktivitasnya, dan kemudian berkontribusi untuk meletakkan landasan bagi keamanan dan kemakmuran nasional”.
Cho Tae-yong mengatakan bahwa sebagai badan intelijen inti negara, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan harus memberikan intelijen yang tepat waktu dan akurat untuk mendukung negara dalam membuat pilihan yang benar. “Jika saya secara resmi mengambil peran baru saya, saya akan mengumpulkan kekuatan semua anggota dan berusaha untuk menjadikan Badan Intelijen Nasional sebagai badan intelijen terbaik dunia”.
Reuters dalam laporannya menyebutkan bahwa Kongres Korea Selatan akan mengadakan dengar pendapat konfirmasi mengenai kedua calon yang dinominasikan ini, meskipun presiden Korea Selatan berhak menunjuk pejabat, menteri tanpa perlu persetujuan Kongres.
Pencalonan kedua personel ini terjadi di saat ketegangan yang meningkat di Semenanjung Korea. Korea Utara meluncurkan satelit mata-mata pada bulan November tahun ini dan minggu ini menguji rudal balistik antarbenua.
Pada Selasa Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa rezim Korea Utara perlu menyadari peluncuran rudal balistik Korea Utara selama dua hari berturut-turut dan perilaku provokatifnya akan berdampak lebih besar bagi diri dan rezimnya. Dia juga mengatakan, pertemuan Kelompok Konsultatif Nuklir (NCG) Korea Selatan – AS yang diadakan di Washington pekan lalu memperjelas jadwal pembangunan sistem pencegahan terpadu yang diperluas antara Korea Selatan dengan Amerika Serikat. Setelah pembangunan sistem ini terealisasi, maka Korea Selatan dan Amerika Serikat akan menjadi sebuah aliansi kuat berbasis senjata nuklir. (sin)