Orangutan Langka di Sumatera Tahu Cara Sembuhkan Luka dengan Ramuan Herbal

The Epoch Times

Para ilmuwan menemukan bahwa orangutan di Indonesia menggunakan obat herbal buatan sendiri untuk mengolesi lukanya, dan luka tersebut sembuh setelah sebulan. Ini adalah pertama kalinya ditemukan seekor hewan liar mengobati dirinya dengan tanaman obat.

Menurut laporan British Broadcasting Corporation (BBC) pada 3 Mei, dalam penelitian yang dipimpin oleh Isabelle Laumer, ahli biologi di Max Planck Institute di Jerman, penelitian dilakukan di Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera, pada September 2022.

Mereka menemukan Orangutan Sumatera jantan bernama Rakus sedang mengunyah daun tanaman Akar Kuning lalu mengoleskan sari daun tersebut pada luka di pipinya dengan jari.

Akar kuning adalah tanaman anti-inflamasi dan anti-bakteri yang juga digunakan oleh penduduk setempat untuk mengobati malaria dan diabetes.

Para peneliti meyakini, Rakus terluka saat berkelahi dengan sesama orangutan jantan karena dia berteriak keras setelah mereka melihat lukanya beberapa hari sebelumnya.

Mereka menyaksikan Rakus terus mengoleskan batang tanaman tersebut pada lukanya selama tujuh menit, lalu mengoleskan daun yang sudah dikunyah seperti salep pada  luka  hingga  tertutup  seluruhnya.  Ia juga terus memakan daun tanaman tersebut selama lebih dari 30 menit.

Mereka juga menemukan bahwa luka Rakus menutup dalam waktu 5 hari dan sembuh total setelah 1 bulan, dengan bekas luka yang hampir tidak terlihat.

Mereka yakin, Rakus secara sengaja menggunakan tanaman tersebut untuk pengobatan karena orangutan jarang terlihat memakan tanaman tersebut.

“Seluruh proses ini berlangsung cukup lama, itulah sebabnya kami yakin proses ini dilakukan dengan sengaja,” kata Laumer.

Dia mengatakan, ini mungkin pertama kalinya Rakus menggunakan terapi tersebut. Mungkin secara tidak sengaja lukanya bersentuhan dengan daun akar kuning, karena mengandung zat pereda nyeri, obat ini dapat langsung mengurangi rasa sakit dan memungkinkan untuk digunakan berulang kali. Kemungkinan lainnya, mereka mempelajari terapi ini dari orangutan lain. Peneliti akan mengamati orangutan lain secara dekat untuk melihat apakah mereka melakukan hal yang sama dengannya. 

“Saya pikir dalam beberapa tahun ke depan kita akan menemukan lebih banyak lagi perilaku dan kemampuan orangutan yang mirip manusia,” kata Laumer.

Para ilmuwan sebelumnya telah mengetahui bahwa orangutan menggunakan obat- obatan untuk mengobati dirinya sendiri, seperti simpanse di Afrika yang baru-baru ini diamati mengoleskan serangga pada lukanya. Namun, para ilmuwan belum pernah melihat hewan liar mengoleskan ramuan herbal pada luka mereka seperti yang dilakukan Rakus.

Hasil penelitian di atas dipublikasikan di jurnal Scientific Reports. (osc)