Kanker Kolorektal Meningkat di Kalangan Orang Dewasa Muda, Apakah Pola Makan Ini yang Menjadi Penyebabnya?

EtIndonesia. Kanker kolorektal pada orang dewasa muda sedang meningkat – sekarang, para ilmuwan sedang meneliti bagaimana pola makan tinggi lemak dan rendah serat dapat memicu perubahan dalam sistem pencernaan yang meningkatkan risiko timbulnya kanker kolorektal dini.

Peneliti dari Ohio State University mengatakan “diet Barat” dapat mengganggu keseimbangan bakteri di saluran pencernaan Anda, menyebabkan peradangan yang mempercepat penuaan sel dan membuatnya lebih rentan terhadap kanker.

Mereka mempresentasikan temuan mereka pada akhir pekan di pertemuan tahunan American Society of Clinical Oncology di Chicago.

Para ilmuwan OSU menemukan bahwa orang-orang dengan kanker kolorektal dini secara biologis rata-rata berusia 15 tahun lebih tua dibandingkan usia kronologis mereka. Pasien kanker kolorektal yang timbul lambat memiliki usia biologis dan kronologis yang serupa.

Usia biologis adalah usia sel, jaringan, dan organ Anda. Genetika, paparan lingkungan, dan faktor gaya hidup seperti pola makan, olahraga, dan kebiasaan tidur memengaruhi usia biologis. Usia kronologis mengacu pada jumlah tahun seseorang telah hidup.

Para peneliti OSU menyalahkan Fusobacterium, bakteri yang biasa ditemukan di mulut yang diduga memicu pertumbuhan kanker kolorektal.

Ilmuwan kanker lainnya juga telah mengeksplorasi hubungan bakteri tersebut dengan kanker kolorektal.

“Mikroba dapat dimanipulasi – Anda dapat menargetkannya. Jadi [saat] kita melihat mikroba ini menyebar ke tumor dan mungkin berkontribusi aktif terhadap perkembangan penyakit, kita dapat memanfaatkan informasi tersebut dan memikirkan cara mencegahnya,” Susan Bullman, yang telah mempelajari hubungan antara mikroba dan kanker, baru-baru ini menjelaskan.

Ketika para peneliti mencoba mempelajari lebih lanjut tentang penyebab kanker kolorektal dini, kaum muda terus mendapatkan diagnosis di seluruh dunia dengan tingkat yang mencengangkan.

20% kasus kanker kolorektal baru pada tahun 2019 terjadi pada orang berusia di bawah 55 tahun, naik dari 11% pada tahun 1995, menurut American Cancer Society.

Penelitian menunjukkan bahwa asupan serat makanan yang tinggi dapat menurunkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker esofagus, lambung, usus besar, dan dubur.

Serat dikatakan “memberi makan” bakteri usus yang sehat, dan para ahli menyarankan bahwa buah-buahan seperti jeruk dan apel, biji-bijian, kacang-kacangan dan biji-bijian dapat menurunkan risiko kanker.

Wanita dianjurkan mengonsumsi 25 gram serat sehari, sedangkan pria sebaiknya mengonsumsi 38 gram. (yn)

Sumber: nypost