Wakil Presiden Malawi dan 9 Orang Lainnya Dipastikan Tewas Setelah Ditemukan Puing-puing Pesawat yang Mereka Tumpangi

The Associated Press

Wakil Presiden Malawi Saulos Chilima dan sembilan orang lainnya tewas ketika pesawat militer kecil yang mereka tumpangi jatuh dalam cuaca buruk di daerah pegunungan di utara Malawi, kata Presiden Malawi pada  Selasa 11 Juni. Saulos Klaus Chilima berusia 51 tahun.

Presiden Lazarus Chakwera mengumumkannya dalam pidato langsung di televisi pemerintah bahwa puing-puing pesawat telah ditemukan setelah pencarian lebih dari sehari di hutan lebat dan daerah perbukitan dekat utara kota Mzuzu. Ia mengatakan puing-puing pesawat ditemukan di dekat sebuah bukit dan pesawat itu “hancur lebur” dan semua orang di dalamnya tewas akibat benturan tersebut.

Lazarus Chakwera mengatakan ia telah diberitahu oleh pimpinan Angkatan Bersenjata Malawi bahwa pesawat tersebut telah ditemukan dan “saya sangat sedih dan menyesal memberitahu anda semua bahwa kecelakaaan ini menjadi tragedi yang mengerikan.”

“Kata-kata tidak dapat menggambarkan betapa memilukannya hal ini dan saya hanya bisa membayangkan betapa banyak rasa sakit dan kesedihan yang pasti kalian semua rasakan saat ini, juga betapa banyak rasa sakit dan penderitaan yang akan anda semua rasakan dalam beberapa hari dan minggu-minggu mendatang saat kita berduka atas kehilangan yang menyedihkan ini,” kata Lazarus Chakwera.

Lazarus Chakwera mengatakan Saulos Klaus Chilima adalah “seorang pria yang baik, seorang ayah dan suami yang berbakti, seorang warganegara patriotik yang mengabdi pada negaranya dengan terhormat, dan seorang wakil presiden yang tangguh.”

Lazarus Chakwera meminta semua orang untuk mengheningkan cipta sejenak dan berdiri dengan kepala tertunduk di podium tempat ia menyampaikan pidatonya.

Mantan ibu negara Shanil Dzimbiri, mantan istri mantan Presiden Bakili Muluzi, juga berada di dalam pesawat itu, kata Presiden Malawi. Ada tujuh penumpang dan tiga awak militer di dalam pesawat tersebut.

Rombongan tersebut sedang melakukan perjalanan ke Mzuzu untuk menghadiri pemakaman salah satu mantan menteri pemerintah. Saulos Klaus Chilima baru saja kembali dari kunjungan resmi ke Korea Selatan pada  Minggu.

Ratusan tentara, polisi, dan penjaga hutan telah melakukan pencarian pesawat tersebut sejak dinyatakan hilang pada hari Senin pagi saat melakukan penerbangan selama 45 menit dari selatan ibukota negara Afrika, Lilongwe, ke Mzuzu, sekitar 370 kilometer (230 mil) ke utara.

Pengendali-pengendali lalu lintas udara memberitahu pesawat tersebut untuk tidak berupaya melakukan pendaratan di bandara Mzuzu karena cuaca buruk dan jarak pandang yang buruk dan meminta pesawat tersebut untuk kembali ke Lilongwe, kata Lazarus Chakwera dalam pidatonya pada hari Senin malam. Pengendali lalu lintas udara kemudian kehilangan kontak dengan pesawat tersebut dan menghilang dari radar, kata Lazarus Chakwera.

Presiden Malawi menggambarkan pesawat itu adalah sebuah pesawat kecil yang digerakkan oleh baling-baling yang dioperasikan oleh Angkatan Bersenjata Malawi. Presiden Malawi memberitahu nomor ekor pesawat tersebut adalah pesawat baling-baling ganda tipe Dornier 228 yang dikirimkan ke Angkatan Bersenjata Malawi pada tahun 1988, menurut situs ch-aviation yang menelusuri informasi pesawat.

Sekitar 600 personel terlibat dalam pencarian di dalam sebuah hutan tanaman yang luas di Pegunungan Viphya dekat Mzuzu, kata pihak berwenang, termasuk sekitar 300 petugas polisi, 200 tentara, dan penjaga-penjaga hutan setempat.

Saulos Klaus Chilima sedang menjalani masa jabatan kedua sebagai wakil presiden. Ia juga menjabat sebagai wakil presiden pada 2014–2019 di bawah pemerintahan mantan Presiden Peter Mutharika. Saulos Klaus Chilima adalah seorang calon dalam pemilihan presiden Malawi pada tahun 2019 dan menempati posisi ketiga, di belakang petahana, Peter Mutharika dan Lazarus Chakwera. Pemungutan suara kemudian dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi Malawi karena adanya penyimpangan-penyimpangan.

Saulos Klaus Chilima kemudian bergabung dengan kampanye Lazarus Chakwera sebagai calon wakil presidennya Lazarus Chakwera di sebuah pemilihan ulang bersejarah pada tahun 2020, di mana Lazarus Chakwera terpilih sebagai presiden. Untuk pertama kalinya di Afrika di mana hasil pemilihan umum dibatalkan oleh pengadilan yang menghasilkan kekalahan bagi presiden yang sedang menjabat.

Saulos Klaus Chilima baru-baru ini menghadapi sejumlah tuduhan korupsi atas tuduhan bahwa ia menerima uang sebagai imbalan untuk mempengaruhi pemberian kontrak pengadaan pemerintah untuk Angkatan Bersenjata dan kepolisian Malawi, tetapi jaksa-jaksa membatalkan tuduhan tersebut bulan lalu. Ia telah membantah tuduhan tersebut, namun kasus ini menimbulkan kritik bahwa pemerintahan Lazarus Chakwera tidak mengambil sikap yang cukup keras terhadap korupsi.

Pencarian pesawat tersebut berlangsung lebih dari 24 jam dan memicu respons internasional. Lazarus Chakwera mengatakan Amerika Serikat, Inggris, Norwegia, dan Israel telah menawarkan bantuan dalam operasi pencarian dan telah memberikan bantuan “teknologi khusus.”

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Malawi mengatakan pihaknya juga telah membantu dan menawarkan penggunaan pesawat kecil C-12 Departemen Pertahanan.

Namun, para pejabat dengan partai politik Gerakan Transformasi Bersatu miliknya Saulos Klaus Chilima–—sebuah partai yang berbeda dengan Presiden Malawi–—mengkritik respons pemerintah yang lambat dan mengatakan tidak ada transponder (pemancar-penanggap) di pesawat tersebut, dan bahwa hal tersebut adalah mengkhawatirkan bagi sebuah pesawat yang membawa delegasi tingkat tinggi.

Malawi adalah negara berpenduduk sekitar 21 juta orang dan menduduki peringkat keempat negara termiskin di dunia menurut Bank Dunia pada tahun 2019. (Viv)