Banyak Orang yang Bepergian Melakukan Tindakan Takhayul yang Sama Sebelum Naik Pesawat

EtIndonesia. Bepergian bisa jadi mengasyikkan. Kegembiraannya memang nyata, namun bagi banyak orang, hal ini juga menimbulkan sedikit kecemasan. Untuk mengatasi perasaan ini, mereka sering kali mengandalkan takhayul dan ritual, yang ternyata tersebar luas di seluruh dunia. Berapa banyak dari takhayul ini yang Anda kenali atau bahkan ikuti sendiri?

Bawang Putih di Koper

Di Bosnia, merupakan tradisi untuk memasukkan bawang putih ke dalam koper sebelum memulai perjalanan. Bawang putih diyakini membawa keberuntungan dan membantu menghindari komplikasi di perbatasan dan selama imigrasi. Entah itu aromanya atau bawang putihnya, wisatawan di Bosnia sangat menganut praktik ini.

Duduk di Koper

Di Rusia, beberapa pelancong mempunyai takhayul tentang duduk di koper mereka sebelum melakukan perjalanan. Tindakan ini diyakini membawa keberuntungan dan menjamin kelancaran perjalanan. Meski terkesan hanya sekedar istirahat, para pelancong ini turut serta dalam tradisi yang sudah berlangsung lama.

Uang Tambahan di Dalam Tas

Orang Philipina sering kali menyimpan uang ekstra di tas atau koper mereka, bukan untuk keperluan belanja. Keyakinannya, jika uang ini tidak disentuh selama perjalanan, maka akan membawa berkah rezeki yang bertambah sepanjang tahun. Takhayul ini menghubungkan keberuntungan secara langsung dengan kemakmuran finansial.

Menuangkan Air

Di Serbia, menuangkan air ke belakang seseorang yang akan bepergian adalah hal yang umum sebagai takhayul. Ritual ini dipercaya dapat menarik keberuntungan dengan melambangkan kelancaran dan keberuntungan dalam perjalanan. Meskipun mungkin tampak tidak biasa bagi sebagian orang, tradisi ini memiliki arti penting budaya di Serbia.

Diam Sebelum Keberangkatan

Di India, memanggil seseorang saat hendak berangkat berwisata diyakini membawa sial. Sebaliknya, jika ada sesuatu yang penting yang perlu dikomunikasikan, biasanya mereka akan mengejarnya dan menyampaikan pesan secara langsung. Tradisi ini bertujuan agar musafir berangkat tanpa gangguan apa pun, yang dianggap dapat menangkal kesialan.

Orientasi Tempat Tidur

Di Tiongkok dan Jepang, penempatan tempat tidur di kamar hotel mengikuti prinsip Feng Shui. Di Jepang, tempat tidur idealnya diposisikan menghadap selatan, timur, atau barat, tetapi tidak pernah menghadap utara. Hal ini karena tempat tidur yang menghadap ke utara dianggap menarik dewa kematian, mencerminkan takhayul yang mengakar dalam kepercayaan budaya yang memengaruhi bahkan detail terkecil dalam perjalanan.

Takhayul dalam Angka

Salah satu takhayul yang masih ada adalah ketakutan terhadap angka 13, yang dikenal sebagai triskaidekaphobia. Untuk mengakomodasi penumpang yang percaya takhayul, banyak maskapai penerbangan yang tidak menggunakan baris 13 di pesawat mereka. Demikian pula di Italia, angka 17 dihindari karena angka Romawinya, XVII, dapat diatur ulang menjadi “vixi”, yang berarti “Saya telah hidup” dalam bahasa Latin, yang berarti kematian. Contoh-contoh ini menggambarkan bagaimana keyakinan budaya memengaruhi praktik bahkan dalam konteks modern seperti perjalanan udara.

Sentuhan Universal

Salah satu ritual takhayul yang paling umum dilakukan para pelancong adalah menyentuh bagian luar pesawat sebelum naik ke pesawat. Tindakan yang tampaknya kecil ini dilakukan oleh banyak penumpang di seluruh dunia. Sebuah diskusi baru-baru ini di Reddit menggarisbawahi prevalensi tradisi ini.

Seorang pengguna berbagi: “Setiap kali saya terbang, saya punya kebiasaan menyentuh bagian luar pesawat sebelum naik ke pesawat. Apakah ada orang lain yang melakukan ini?” Tanggapan yang diberikan sangat positif, dan banyak yang mengaku bahwa mereka melakukan ritual ini demi rasa tenang dan aman.

Bagi sebagian pelancong, menyentuh bagian luar pesawat sebelum naik ke pesawat merupakan salah satu cara untuk menjalin koneksi dengan pesawat yang akan mengangkut mereka ribuan kaki di atas permukaan tanah. Seperti yang dikatakan seseorang: “Hanya ingin tahu seperti apa rasanya pesawat yang akan membawa saya sejauh 30.000 kaki ke angkasa.” Meskipun isyarat ini tidak memiliki dasar ilmiah untuk menjamin keselamatan, namun hal ini memberikan kenyamanan psikologis bagi banyak penumpang.

Psikologi Dibalik Takhayul

Takhayul menawarkan rasa kendali dalam situasi di mana orang mungkin merasa tidak berdaya. Ritual seperti menyentuh pesawat atau membawa jimat keberuntungan membantu meredakan kecemasan terkait penerbangan.

Menurut Dictionary.com, takhayul didefinisikan sebagai “kepercayaan atau gagasan yang tidak didasarkan pada akal atau pengetahuan”. Definisi ini menyoroti sifat takhayul yang tidak rasional, namun manfaat psikologisnya tidak dapat disangkal. Mereka bertindak sebagai mekanisme penanggulangan, memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan dalam situasi yang tidak pasti.

Peran Takhayul dalam Perjalanan

Takhayul, meskipun sering dianggap tidak rasional, memiliki pengaruh besar terhadap cara seseorang mendekati dan memandang perjalanan. Mereka menawarkan rutinitas terstruktur dan rasa kendali dalam lingkungan yang tidak dapat diprediksi. Seperti yang dijelaskan oleh seorang wisatawan: “Jika perjalanan sebelumnya berhasil, saya mencoba mengulangi kondisi yang sama sedekat mungkin. Jadi, jika saya memegang label bagasi, mengingat koin keberuntungan saya, dan mengemas koper saya dengan cara yang sama, maka mungkin aku akan melakukan perjalanan menyenangkan lainnya.”

Kesimpulan

Takhayul perjalanan, entah itu menyentuh pesawat atau membawa bawang putih, menjadi ritual yang menenangkan bagi banyak pelancong. Praktik-praktik ini, yang beragam dan terkadang eksentrik, memberikan kepastian psikologis dan perasaan terkendali di tengah pengalaman terbang yang biasanya penuh tekanan. Entah berakar pada tradisi budaya atau keyakinan pribadi, takhayul tetap menjadi aspek penting dalam perjalanan, menyoroti keinginan universal akan kenyamanan dan keamanan saat dihadapkan pada ketidakpastian. (yn)

Sumber: thoughtnova