29 Negara Bergabung dalam Latihan Militer Lingkar Pasifik 2024 Guna Mencegah Tiongkok Menyerang Taiwan

NTD

Latihan Militer Lingkar Pasifik (Rim of the Pacific Exercise. RIMPAC) 2024 yang dipimpin AS diluncurkan di Hawaii dan perairan sekitarnya mulai 27 Juni. Beberapa analis percaya bahwa ini adalah latihan militer preventif yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan sekutunya untuk mencegah Partai Komunis Tiongkok menyerang Taiwan dengan kekuatan.

Latihan militer Lingkar Pasifik merupakan latihan militer terbesar di dunia yang diadakan setiap dua tahun sekali dan memiliki sejarah 53 tahun sejak tahun 1971. Dibandingkan dengan barisan 38 kapal perang dari 26 negara pada RIMPAC sebelumnya (2022), skala latihan militer RMIPAC kali ini lebih besar.

Menurut siaran pers Angkatan Laut AS, 29 negara, 40 kapal permukaan, 3 kapal selam, 14 pasukan darat, lebih dari 150 pesawat tempur, dan lebih dari 25.000 orang perwira dan tentara berpartisipasi dalam latihan gabungan tahun ini. Latihan ini diperkirakan akan berlangsung hingga 1 Agustus.

Proyek latihan kali ini mencakup peperangan multi-domain dalam serangkaian skenario seperti peperangan anti-kapal selam, peperangan permukaan multi-kapal, pendaratan amfibi multinasional, dan “pertahanan multi-sumbu” kelompok penyerang kapal induk melawan pasukan bersenjata aktif.

Komandan pasukan gabungan latihan ini adalah Laksamana Madya John Wade, komandan Armada Ketiga AS. Ia dalam pidatonya di hari pertama latihan mengatakan bahwa tujuan latihan ini adalah untuk memperkuat kemampuan latihan bersama dari 29 negara. Tujuan utamanya adalah berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

Su Tzu-Yun, Asisten Profesor di Institut Urusan dan Strategi Internasional Universitas Tamkang, Taiwan mengatakan kepada Radio Free Asia, bahwa dilihat dari subjek, desain, dan isi latihannya, semua pihak percaya bahwa latihan ini dimaksudkan untuk mengirim sinyal ke Beijing demi mencegah mereka bertindak gegabah.

Hal penting dari latihan ini yang patut disorot adalah upaya menenggelamkan “Tarawa”, sebuah kapal serbu amfibi AS berbobot 40.000 ton dengan amunisi aktif milik militer AS. Kapal tersebut dikenal sebagai kapal induk semu di Amerika Serikat. Hal ini dianggap sebagai pembuktian kemampuan militer AS dan sekutunya dalam menyerang kapal serbu amfibi Partai Komunis Tiongkok, dan sebagai pratinjau untuk mengekang kapal serbu amfibi Partai Komunis Tiongkok melakukan serangan bersenjata ke Taiwan.

“Jika AS dan sekutunya dapat menenggelamkan kapal besar berbobot lebih dari 40.000 ton, itu berarti mereka juga memiliki kemampuan untuk menyerang kapal serbu amfibi atau kapal induk Partai Komunis Tiongkok, yang selanjutnya diharapkan dapat menghalangi Beijing untuk berpetualangan militer”, ujar Su Tzu-Yun juga menekankan, tujuan utama Amerika Serikat adalah untuk menyatukan mitra dan sekutunya dan dengan memperluas tindakannya untuk mengekang ambisi PKT. (sin)