Selama Debat Pilpres AS 2024, Biden dan Trump Bersaing Mengenai Siapa Lebih Bersikap Keras Terhadap PKT

oleh WU Xianglian

Dalam debat pertama pemilihan presiden AS 2024 yang diadakan di Kota Atlanta, Georgia pada 27 Juni, baik Trump (kiri) mau pun Biden (kanan) berusaha menunjukkan sikap kerasnya terhadap PKT. Kedua kandidat presiden tersebut menganggap Partai Komunis Tiongkok sebagai ancaman utama bagi Amerika Serikat. Trump bahkan memperingatkan Biden bahwa Partai Komunis Tiongkok “sedang menghancurkan negara kita.”

“Jika Anda terus membiarkan Tiongkok melakukan apa yang mereka lakukan terhadap Amerika Serikat, maka negara kita akan menjadi miliki Tiongkok”, kata Trump kepada Biden ketika menjawab pertanyaan tentang krisis yang disebabkan penyebaran fentanil oleh Tiongkok di Amerika Serikat. “Mereka sedang menghancurkan negara kita. Joe, Anda tidak boleh membiarkan hal itu terjadi. Anda pun sedang menghancurkan negara kita”.

Tahun lalu, Biden mengadakan pembicaraan dengan Xi Jinping di San Francisco, dan kedua belah pihak mencapai kesepakatan untuk menindak perdagangan fentanyl Tiongkok di Amerika Serikat. Guna membendung aliran fentanil dan bahan mentah yang digunakan untuk membuat opioid, Tiongkok telah berjanji untuk menindak perusahaan-perusahaan kimia yang terlibat.

Dalam debat pilpres tersebut, keduanya mengutarakan pandangan masing-masing soal perselisihan dagang dengan Tiongkok. Sebelumnya, Trump sempat menyatakan akan mengenakan tarif 10% terhadap seluruh komoditas impor Tiongkok, dan tarif 60% terhadap komoditas ekspor Tiongkok. Dia mengatakan : “Kita mempunyai defisit perdagangan terbesar dengan Tiongkok… Tapi apakah Anda memperhatikan bahwa dia (Biden) tidak pernah mencabut tarif saya (terhadap Tiongkok), karena kami mendapat banyak uang dari penerapan tarif terhadap komoditas Tiongkok, sehingga dia tidak bisa menghapusnya, dia juga tidak bisa menghapusnya karena tarifnya terlalu besar, dan kita berhasil menyelamatkan industri baja kita”.

Setelah menjabat, Biden mempertahankan sebagian besar tarif yang sebelumnya dinaikkan oleh Trump dan mengumumkan tarif baru hingga 100% untuk kendaraan listrik Tiongkok. Tindakan Biden untuk menghadapi Partai Komunis Tiongkok juga cukup keras. Kebijakan mereka dalam mengenakan tarif terhadap Tiongkok tidak jauh berbeda.

Para ekonom percaya bahwa kenaikan pajak impor akan meningkatkan biaya bagi rumah tangga Amerika Serikat.

“Tarif sepuluh persen, semua tarif akan berasal dari negara. Tahukah Anda berapa angkanya ? karena itu, biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh warga AS akan naik sebesar USD.2.500,- per tahunnya. Karena mereka harus membayar (kenaikan) Tarif, makanan, semua barang”, kata Biden kepada Trump saat debat.

Trump mengatakan tarif yang dikenakannya pada produk impor akan memaksa negara lain membayar AS namun tidak akan memicu inflasi.

Dia mengatakan kenaikan harga seperti itu hanya akan merugikan “negara-negara yang telah menipu kita selama bertahun-tahun, seperti Tiongkok”. “Ini akan memaksa mereka membayar sejumlah besar uang kepada kita, untuk mengurangi defisit kami dan membuat kita lebih mampu untuk melakukan hal-hal lain”.

Saat ini, target kenaikan pajak pemerintahan Biden untuk Tiongkok sudah sangat tinggi, seperti kenaikan pajak kendaraan listrik dan peralatan medis baru-baru ini, namun kenaikan pajak tersebut hanya melibatkan barang senilai USD.1,8 miliar, yang merupakan bagian yang sangat kecil dari perdagangan AS – Tiongkok. Ditinjau dari situasi secara keseluruhannya, para analis  Biden percaya bahwa (kebijakan) Trump mungkin lebih diuntungkan dibandingkan Biden.

Selain menaikkan tarif, para analis umumnya percaya bahwa Biden akan lebih ketat terhadap Partai Komunis Tiongkok dalam hal pembatasan teknologi dan blokade terhadap teknologi-teknologi utama. Selain itu, Biden juga lebih baik dalam menyatukan sekutu Barat dan Indo-Pasifik untuk mengoordinasikan operasi, membendung, dan mengisolasi Partai Komunis Tiongkok.

Setelah menyaksikan debat mereka, beberapa analis mengatakan bahwa siapa pun yang menang dalam debat pemilihan presiden AS, PKT akan menghadapi situasi serba kalah.

Beberapa pengamat mengatakan kedua kandidat hanya berbeda dalam cara mereka bersaing secara strategis dengan Partai Komunis Tiongkok. Keduanya sama-sama memandang Tiongkok sebagai saingan strategis Amerika Serikat, meski mereka mengadopsi strategi yang berbeda. (sin)