Israel Bebaskan 55 Warga Palestina yang Ditahan dari Gaza, Termasuk Direktur Rumah Sakit

 The Associated Press

Seorang pejabat kesehatan Palestina mengatakan Israel membebaskan 55 warga Palestina pada  Senin yang telah ditahan dari Gaza, termasuk direktur rumah sakit utama di wilayah tersebut.

Mohammed Abu Selmia ditahan pada  November ketika pasukan Israel menggerebek rumah sakit Shifa. Dalam komentar video yang ditayangkan media Palestina setelah pembebasannya, Mohammed Abu Selmia menuduh pihak-pihak berwenang Israel melakukan tindakan yang tidak bertanggung jawab terhadap para tahanan Palestina yang mengalami “penghinaan fisik dan psikologis setiap hari.” Pihak berwenang Israel membantah tuduhan tersebut.

Israel menuduh Hamas dan kelompok lainnya berlindung di rumah-rumah sakit dan menggunakan rumah-rumah sakit untuk tujuan militer. 

Para pejabat kesehatan Palestina mengatakan serangan Israel telah memaksa beberapa rumah sakit untuk tutup atau mengurangi layanan secara drastis, yang secara sembrono membahayakan para warga sipil. Rumah-rumah sakit dapat kehilangan perlindungannya berdasarkan hukum internasional jika  rumah sakit digunakan untuk tujuan militer.

Militer Israel mengatakan sekitar 20 proyektil ditembakkan dari Gaza pada masyarakat di dekat perbatasan tersebut pada  Senin pagi. Tidak ada laporan langsung mengenai korban jiwa atau kerusakan.

Israel melancarkan perang setelah serangan Hamas pada  7 Oktober, yang melibatkan teroris menyerbu ke selatan Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang–kebanyakan para warga sipil—–dan menculik sekitar 250 orang.

Sejak itu, serangan-serangan darat dan pemboman oleh Israel telah menewaskan lebih dari 37.700 orang di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan wilayah tersebut, yang tidak membedakan antara pejuang dengan warga sipil dalam penghitungannya. 

Perang ini sebagian besar telah memutus aliran makanan, obat-obatan, dan barang-barang kebutuhan pokok menuju Gaza, dan masyarakat di sana kini sangat bergantung pada bantuan. Pengadilan teratas PBB telah menyimpulkan bahwa ada “risiko genosida yang masuk akal” di Gaza—–sebuah tuduhan yang dibantah keras oleh Israel. (Vv)