Wabah Flu Burung Memaksa McDonald’s di Australia Mempersingkat Jam Buka Untuk Sarapan

Monica O’Shea

McDonald’s di Australia telah mempersingkat jam buka untuk sarapan di Australia menjadi 90 menit akibat kekurangan telur di tengah merebaknya flu burung.

Keputusan ini diambil setelah virus influenza H7 yang sangat patogen menginfeksi delapan peternakan di Victoria, dua peternakan di New South Wales, dan satu peternakan di Wilayah Ibu Kota Australia.

Lebih dari satu juta burung di kedua negara bagian tersebut telah disuntik mati sebagai bagian respons pemerintah terhadap flu burung, yang juga dikenal sebagai avian influenza.

Dalam postingan di media sosial, pihak McDonald’s menjelaskan sarapan akan berakhir pada pukul 10.30, bukan tengah hari, karena masalah pasokan telur.

“Seperti banyak pengecer, kami dengan hati-hati menatalaksana pasokan telur karena tantangan-tantangan industri saat ini,” tulis McDonald’s di Australia di Instagram.

“Untuk terus menyajikan makanan favorit anda dengan telur segar Australia, untuk sementara kami siap menyajikan sarapan hingga pukul 10.30 di seluruh Australia (yang biasanya tersedia sampai tengah hari).”

McDonald’s mengatakan pihaknya bekerja keras dengan para petani dan pemasok Australia untuk kembali ke keadaan normal “sesegera mungkin.”

Gangguan Pasokan Telur

Baru-baru ini, pemerintah federal memperingatkan pasokan telur di Australia telah terganggu dan konsumen tidak boleh membeli telur lebih dari yang dibutuhkan.

“Kawanan ayam petelur nasional telah terkena dampak wabah ini yang mengakibatkan beberapa gangguan setempat terhadap pasokan telur ke ritel, perhotelan dan sektor manufaktur,” kata pemerintah.

Mereka memperingatkan para konsumen akan melihat beberapa rak kosong dalam waktu dekat, tetapi pasokan sedang dialihkan.

“Beberapa pengecer telah memberlakukan batasan pembelian yang mungkin memperpanjang lintas rantai ritel dan yurisdiksi, termasuk wilayah pedesaan dan regional,” lanjut pemerintah federal.

Raksasa supermarket Coles memberlakukan batasan-batasan pembelian telur kepada para konsumen Australia pada bulan Juni.

Di Mana Flu Burung Terdeteksi?

Di Victoria, strain H7N3 terdeteksi di tujuh peternakan unggas di wilayah Golden Plains Shire dekat Meredith. Satu kasus flu burung strain H7N9 juga telah ditemukan.

Sementara itu, di New South Wales, telah ditemukan dua kasus wabah H7N8 pada unggas di distrik Hawkesbury di barat laut Sydney. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi Victoria.

Selanjutnya di Wilayah Ibu Kota Australia terdeteksi adanya flu burung H7N8 di peternakan unggas pada 27 Juni. Peternakan ini terhubung dengan salah satu peternakan di New South Wales.

Kasus flu burung pada manusia pertama di Australia juga dilaporkan di Victoria pada Mei, di mana seorang anak tertular strain H5N1 di luar negeri yaitu di India.

Strain virus flu burung yang ada di Australia saat ini tampaknya tidak “mudah menular antar manusia,” kata pemerintah Australia.

Pemerintah juga meyakinkan warga Australia bahwa telur dan daging ayam termasuk dalam kategori yang masih aman untuk dikonsumsi jika dimasak dengan benar.

“Telur dan daging ayam tidak menimbulkan risiko dan aman untuk dikonsumsi. Victoria memiliki rantai persediaan yang aman termasuk impor telur dari antar-negara, sehingga wabah saat ini tidak mempengaruhi pasokan secara signifikan,” kata Agriculture Victoria.

Flu burung disebabkan oleh “berbagai virus influenza tipe A” yang biasanya menginfeksi burung-burung, menurut Profesor Imunologi Virus di Universitas Murdoch yaitu Cassandra Berry.

“Perbedaannya terletak pada jumlah asam amino basa pada tempat pembelahan haemagglutinin, suatu protein lonjakan pada permukaan virus, yang dibelah oleh protease seluler,” katanya.

“Penentuan pembelahan ini kemudian memungkinkan virus menginfeksi sel-sel dari jaringan dan organ yang berbeda di dalam tubuh. Jadi jika virus haemagglutinin lebih mudah dibelah oleh protease, maka virus tersebut akan menjadi lebih patogen.”

Lebih dari 1,2 Juta Burung Dimusnahkan

Pemerintah New South Wales mengumumkan 240.000 burung akan dimusnahkan pada  Juni setelah flu burung ditemukan di negara bagian tersebut.

New South Wales mengaktifkan “rencana insiden keamanan hayati darurat” dalam upaya mengendalikan virus setelah flu burung terdeteksi di peternakan telur unggas.

“Kami mulai mengurangi populasi peternakan, dengan cara yang manusiawi, mengikuti Pedoman Kedokteran Hewan Australia. Proses ini akan memakan waktu hingga 5-7 hari untuk mengurangi populasi 240.000 burung,” Menteri Pertanian New South Wales Tara Moriarty mengumumkan pada  20 Juni.

Pada akhir bulan tersebut, terungkap bahwa 87.000 burung lainnya akan dibunuh di New South Wales sebagai bagian “proses pengurangan populasi” setelah kasus kedua di New South Wales ditemukan.

Di Wilayah Ibu Kota Australia, unggas-unggas juga telah dimusnahkan meski jumlah pastinya belum diketahui sampai tahap ini.

Lebih dari satu juta burung harus disuntik mati di barat daya Victoria, menurut Menteri Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Australia Murray Watt pada Juni. (vv)