Perubahan Besar Pikiran Rakyat Tiongkok, Partai Komunis Tiongkok Memasuki “Waktu Sampah Sejarah”

NTD

Baru-baru ini, istilah “waktu sampah sejarah” telah menjadi populer di Tiongkok untuk menggambarkan situasi politik dan ekonomi Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang telah memburuk secara serius dan tidak dapat dibalikkan, serta menunjukkan bahwa rezim otoriter ini sedang menuju akhir. Ini juga menunjukkan bahwa rakyat Tiongkok menginginkan perubahan rezim.

Sejak Juli, istilah “waktu sampah sejarah” mulai populer di daratan Tiongkok. “Waktu sampah” awalnya adalah istilah dalam pertandingan olahraga yang menggambarkan sisa waktu pertandingan ketika hasil pertandingan sudah tidak mungkin berubah karena perbedaan skor yang besar.

Wu Sezhi, anggota dewan penasihat think tank Taiwan, berkata: “Kita melihat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, baik itu karena faktor pandemi, penurunan ekonomi, lemahnya konsumsi pasar, dan fenomena lainnya, masyarakat Tiongkok menunjukkan budaya ‘bermalas-malasan’. Harapan anak muda terhadap masa depan menurun, semangat untuk berkontribusi dalam produksi ekonomi juga kurang, dan kesempatan juga sedikit, sehingga menciptakan suasana kegagalan yang menyelimuti masyarakat Tiongkok, yang menyebabkan banyak orang percaya bahwa saat ini kita telah memasuki ‘waktu sampah sejarah’.”

Penelitian oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Washington menunjukkan bahwa dalam dua puluh tahun terakhir, psikologi masyarakat Tiongkok telah berubah secara signifikan, semakin sedikit orang yang percaya bahwa mereka dapat mengubah nasib mereka dengan kemampuan dan usaha sendiri. Ketidakpuasan terhadap situasi ekonomi telah mengarah pada ketidakpuasan terhadap sistem PKT itu sendiri.

Wu Sezhi juga mengatakan: “Pada awal reformasi dan keterbukaan, masyarakat Tiongkok mungkin menganggap bahwa keterbukaan ekonomi lebih penting daripada reformasi politik, dan mereka lebih toleran terhadap politik. Namun seiring dengan penurunan perkembangan ekonomi, ketidakpuasan terhadap politik meningkat, dan perasaan ini mencerminkan ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan PKT saat ini. Masyarakat Tiongkok kini berada pada titik di mana mereka tidak dapat lagi mentolerir model pemerintahan PKT.”

Sebuah artikel berjudul “Keruntuhan Besar PKT Akan Segera Terjadi” juga sedang viral di internet. Artikel tersebut menyatakan bahwa dengan memburuknya ekonomi Tiongkok, tingginya angka pengangguran, ketidakadilan dalam sistem peradilan, dan kondisi politik yang suram, tekanan psikologis sosial masyarakat berada di ambang batas. Rezim PKT sedang menuju kehancuran total.

Pengacara hak asasi manusia Tiongkok yang tinggal di Amerika, Wu Shaoping, mengatakan: “Semakin banyak orang yang melihat tanda-tanda kehancuran PKT, dan berbagai aspek masyarakat juga mulai runtuh. Misalnya, semakin banyak kekerasan dalam masyarakat, banyak anak muda yang menganggur dan berada di jalanan. Rakyat merasakan perubahan sosial ini, sehingga mereka merasa bahwa Tiongkok sedang memasuki ‘waktu sampah sejarah’.”

Pada Februari 2024, mantan peneliti Akademi Ilmu Sosial China, Dr. Liu Jun-ning, menggunakan istilah “waktu sampah sejarah” untuk menggambarkan bahwa rezim PKT sedang memasuki tahap hitung mundur menuju perubahan rezim, dan tidak ada yang bisa membalikkan proses sejarah ini.

Wu Shaoping juga berkata: “‘Bermalas-malasan’ adalah respon individu, tetapi ‘waktu sampah sejarah’ adalah respon terhadap rezim. Semua orang sudah melihat bahwa rezim PKT akan runtuh, akan segera hancur berantakan.”