Kemenangan Maduro di Pemilu Venezuela Dipertanyakan, 7 Negara Tarik Diplomat Hingga Masyarakat Turun ke Jalan untuk Memprotes

NTD

Komisi Pemilihan Umum Venezuela mengumumkan kemenangan Presiden Nicolás Maduro untuk masa jabatan selanjutnya, Meski demikian,  hasil ini memicu kontroversi baik di dalam maupun di luar negeri. Tujuh negara Amerika Latin, termasuk Argentina, meragukan hasil pemilu ini.  Bahkan menarik staf diplomatik mereka. Pihak oposisi Venezuela mengklaim mereka mendapatkan 73,2% suara dalam pemilihan tersebut dan menyatakan bahwa mereka adalah pemenang sesungguhnya. Hal ini memicu protes massal di seluruh negeri.  Sejauh ini telah menyebabkan satu orang tewas.

Menurut laporan dari Central News Agency, meskipun semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa oposisi meraih kemenangan telak, Presiden Venezuela Nicolás Maduro tetap mengklaim bahwa dirinya menang dalam pemilu yang digelar akhir pekan lalu.

Tujuh Negara Amerika Latin Meragukan Kemenangan Maduro dan Tarik Diplomat

Argentina, Chile, Kosta Rika, Peru, Panama, Republik Dominika, dan Uruguay yang meragukan kemenangan Maduro mengeluarkan pernyataan bersama, meminta peninjauan ulang secara menyeluruh atas hasil pemilihan di Venezuela.

Presiden Panama, Jose Raul Mulino, dalam konferensi pers menyatakan bahwa pemerintah Panama telah memutuskan untuk menarik staf diplomatiknya dari Venezuela dan menghentikan hubungan diplomatik sampai ada peninjauan ulang menyeluruh atas proses perhitungan suara di Venezuela.

Mulino juga mengatakan, “Demi menghormati sejarah Panama, ribuan warga Venezuela yang memilih hidup di negara kami, dan keyakinan saya terhadap demokrasi, saya tidak bisa membiarkan keheningan saya menjadi bentuk kolusi.”

Amerika Serikat juga menyerukan agar semua suara dihitung kembali.

Kementerian Luar Negeri Venezuela dalam pernyataan menolak menerima “tindakan dan pernyataan intervensi” dari tujuh negara tersebut, dan mengumumkan penarikan diplomat mereka dari ketujuh negara Amerika Latin itu.

Selain itu, seorang penasihat oposisi melalui media sosial mengatakan bahwa pasukan keamanan Venezuela mencoba memasuki kedutaan besar Argentina di Caracas. Enam anggota tim kampanye oposisi telah mencari perlindungan di kedutaan Argentina setelah pemerintah Venezuela mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap mereka.

Menurut laporan Reuters, Pedro Urruchurtu, pejabat urusan internasional dari kamp mantan anggota parlemen oposisi Maria Corina Machado, mengungkapkan di platform sosial X bahwa: “Saat ini, petugas dari Biro Strategi dan Taktik (DAET) berusaha untuk memasuki kediaman kedutaan besar Argentina di Caracas, tempat enam anggota tim kampanye Machado dan Gonzalez mencari perlindungan.”

Pada 29 Juli 2024, Caracas, Venezuela, pemimpin oposisi Machado berdiri di samping kandidat oposisi Gonzalez pada konferensi pers satu hari setelah pemilihan presiden. (Marcelo Perez del Carpio/Getty Images)

Pemimpin Oposisi Tidak Mengakui Kekalahan, Massa Protes “Suara Pemilu Dicuri”

Sebelumnya, hasil exit poll independen menunjukkan bahwa kandidat presiden Venezuela, Edmundo Gonzalez, dan pemimpin oposisi, Maria Corina Machado, mengklaim memenangkan 73,2% suara, membuktikan kemenangan mereka dalam pemilihan ini. Mereka menyatakan kemenangan oposisi tidak dapat dibalikkan.

Machado mengatakan kepada wartawan bahwa berdasarkan perhitungan suara yang telah diperiksa sejauh ini, jelas bahwa presiden berikutnya adalah Gonzalez. Setelah Machado dilarang mencalonkan diri oleh pengadilan yang setia kepada Maduro, Gonzalez mewakilinya untuk maju dalam pemilu.

Dia menyebutkan bahwa catatan menunjukkan Gonzalez mendapatkan “kemenangan matematis yang tak terbantahkan” dengan 6,27 juta suara, unggul dari Maduro yang hanya memperoleh 2,75 juta suara.

Ketidakpuasan terhadap hasil pemilu memicu kerusuhan, menandakan bahwa situasi politik Venezuela akan semakin tegang dalam pengawasan negara-negara Amerika Selatan dan Amerika Serikat.

Menurut laporan wartawan AFP pada 29 Juli, ribuan warga Venezuela yang marah turun ke jalan, memprotes “pemilu yang dicuri” di beberapa bagian Caracas. Mereka merobek poster Maduro dan suara perabotan dapur yang dipukul memenuhi suasana. Demonstrasi ini telah mengakibatkan satu orang tewas.

Sebuah kelompok pro-oposisi mengorganisir pawai dari daerah kumuh Petare menuju pusat kota dalam hujan lebat, dan Garda Nasional menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Seorang pemilih berusia 22 tahun, Melanie Fiser, dengan marah mengatakan kepada AFP, “Pemilu ini dicuri semalam.” Dia menambahkan bahwa dirinya sudah muak dengan hidup yang bergantung pada distribusi makanan dari pemerintah.

Mayoritas warga Venezuela harus bertahan hidup dengan penghasilan bulanan yang minim dan menderita kekurangan bahan pokok seperti makanan, sabun, dan kertas toilet.

Sebuah organisasi non-pemerintah melaporkan bahwa protes di Venezuela hari ini telah menyebabkan satu orang tewas.

Alfredo Romero, pemimpin organisasi non-pemerintah Foro Penal, menulis di platform sosial X bahwa di negara bagian Yaracuy, satu orang tewas dan 46 orang ditangkap dalam demonstrasi pasca pemilu.

29 Juli 2024, di Valencia, negara bagian Carabobo, Venezuela, sehari setelah pemilu presiden, seorang pria memukul panci dan wajan untuk memprotes pemerintahan Presiden Venezuela Nicolás Maduro. (JUAN CARLOS HERNANDEZ/AFP via Getty Images)

29 Juli 2024, di Valencia, negara bagian Carabobo, Venezuela, pada hari kedua setelah pemilu presiden, demonstran membakar pos polisi kecil sebagai bagian dari protes terhadap pemerintahan Presiden Venezuela Nicolás Maduro. (JUAN CARLOS HERNANDEZ/AFP via Getty Images)

29 Juli 2024, di Valencia, negara bagian Carabobo, Venezuela, pada hari kedua setelah pemilu presiden, demonstran berkumpul di gerbang Brigade Lapis Baja ke-41 (dikenal sebagai Fort Paramacay) untuk memprotes pemerintahan Presiden Venezuela Nicolás Maduro. (JUAN CARLOS HERNANDEZ/AFP via Getty Images)

29 Juli 2024, sehari setelah pemilu presiden, di Valencia, negara bagian Carabobo, Venezuela, oposisi membakar ban sebagai bagian dari protes terhadap pemerintahan Presiden Nicolás Maduro. (JUAN CARLOS HERNANDEZ/AFP via Getty Images)

29 Juli 2024, di Valencia, negara bagian Carabobo, Venezuela, sehari setelah pemilu presiden, demonstran berkumpul untuk memprotes pemerintahan Presiden Nicolás Maduro. (JUAN CARLOS HERNANDEZ/AFP via Getty Images)