Surabaya – Sosok sukses di usia muda ini adalah Hendy Wijonyo, yang telah berada di posisi sebagai General Manager di usia 34 tahun di Fairfield by Marriott Bali Kuta Sunset Road, dan kini menjadi General Manager Four Points by Sheraton Surabaya, Tunjungan Plaza sejak Oktober 2023. Saat ditanya apa kunci suksesnya? Hendy menjawab, “Yang penting bagi saya hingga saya sukses seperti ini adalah orang tua saya, keluarga saya. Menurut saya aara orang tua saya mendidik anak-anaknya dalam keseharian. Tidak ada yang spesifik namun dalam keseharian dimana mereka memberikan contoh dan teladan menjadi faktor yang paling penting.”
“Papa dan mama saya itu adalah pasangan dengan kombinasi yang unik. Papa saya orang yang pintar secara IQ, sedangkan mama saya tidak pintar tapi saya belajar menjadi “orang” adalah dari mama. Mama saya orang yang suka membantu orang lain, tidak egois, rajin beribadah, rajin melakukan pelayanan di gereja, dan dia orang yang setia terhadap papa saya. Saya belajar menjadi manusia yang baik itu dari mama saya,” tutur anak ketiga dari empat bersaudara ini.
“Dalam hal pendidikan, orang tua saya sangat mendukung. Sampai titik dimana mereka harus menjual rumah untuk saya dapat kuliah ke luar negeri. Karena saya ingin berkuliah di tempat yang mana sesuai dengan cita-cita saya di bidang perhotelan, saya maunya kuliah di Swiss. Jadi orang tua saya sangat fokus dengan masalah pendidikan anak-anaknya,” lanjut ayah satu anak ini.
“Orang tua saya tidak pernah memukul saya, ya tentunya untuk mendidik pernah juga marah. Selalu diberi kebebasan namun dengan tanggung jawab. Mungkin hal ini yang membuat saya memiliki kesadaran dan rasa bersyukur yang tinggi. Setiap kali saya bekerja saya ucapkan syukur karena saya memiliki pekerjaan, saya harus bekerja keras dan bekerja dengan baik,”
“John Calvin Maxwell mengatakan the difference maker is attitude. Ada orang A dan B yang memiliki kepintaran yang sama namun berbeda dalam attitude. Siapa yang lebih baik dan menonjol dialah yang mendapatkan posisi yang lebih baik. Dalam hal ini saya meniru atau menurun dari mama, saya merasa tidak bossy. Banyak yang bekerja keras tapi sikap ini yang mungkin menjadi nilai lebih,” ungkap Hendy seraya meminta persetujuan atas pernyataannya kepada PR hotelnya yang mendampingi saat diwawancarai The Epoch Times.
“Nilai keagamaan dalam mendidik anak-anak dalam keluarga menjadi faktor penopang perilaku kita, sebagai pembelajaran cara kepemimpinan kita, dan lain-lain juga ada pengaruh dari hal tersebut, karena itu yang kita pelajari dan itu yang kita tahu, sebagai pemimpin yang melayani dan sebagainya,” jelas Hendy, yang kedua orang tuanya aktif dalam pelayanan gereja hingga sekarang.
Dalam hal karir tidak pernah memiliki target atau obsesi seperti di posisi sekarang ini, namun menurutnya, dia hanya mengalir dan dibukakan jalannya.
“Tidak pernah kepikiran tapi Tuhan membukakan jalannya. Saat saya sudah menikah 5 tahun dan belum dikarunia anak, namun saat saya menjadi GM. Jadi pas diberi di waktu yang tepat. Mama saya meninggal saat setahun saya menjadi GM jadi sempat merasakan kebanggaan itu,” jelas ayah dari Joel Abraham Wijonyo yang masih bolak-balik setahun dua kali ke Tasikmalaya kampung halamannya meluangkan waktu untuk menengok papanya.
Kunci sukses di usia muda menurutnya ada tiga hal yaitu kerja keras, kerja pintar (untuk dibidang perhotelan bukan pintar IQ tapi EQ nya untuk berkomunikasi, menambah ilmu dengan membaca sesuai dengan bidang kerja, dan stay humble semakin ke atas harus tetap rendah hati.
“Kita bekerja tim lah yang mensupport, ada tim yang bekerja keras. Dan sisanya adalah tangan Tuhan yang bekerja.” Pungkas Hendy Wijonyo. (mel)