Gelombang Kebangkrutan Bank di Tiongkok Meluas, Mungkin Menyebar ke Hong Kong

Tiongkok Forbidden News

Program Tiongkok Forbidden News kali ini membahas tentang orang-orang Taiwan yang dipaksa menghilang di daratan Tiongkok. Sementara itu, gelombang kebangkrutan bank di Tiongkok mungkin menyebar ke Hong Kong. 

Selama Sepuluh Tahun, 857 Orang Taiwan di Tiongkok Dipaksa Menghilang

30 Agustus adalah Hari Internasional Korban Penghilangan Paksa yang ditetapkan oleh PBB. Pada hari itu, beberapa organisasi masyarakat sipil di Taiwan mengadakan konferensi pers untuk menyoroti masalah orang-orang Taiwan yang dipaksa menghilang di daratan Tiongkok.

Organisasi Masyarakat Sipil Taiwan: “Pemerintah Tiongkok, segera bebaskan mereka!”

Chiu Ee-ling Sekretaris Jenderal Amnesty International Taiwan, menyatakan dalam pertemuan tersebut bahwa menurut statistik dari masyarakat sipil Taiwan, dalam sepuluh tahun terakhir, total 857 warga Taiwan dipaksa menghilang atau ditangkap sewenang-wenang di Tiongkok. Ini termasuk kasus Li Mingzhe pada 2017, Lee Meng-chu pada 2019, Yang Chih-yuan pada 2022, dan Fu Cha pada 2023. Angka ini tidak termasuk kasus-kasus lain yang melibatkan pembatasan kebebasan pribadi, penahanan ilegal, dan sebagainya.

Chiu Ee-ling mengungkapkan bahwa sejak dibentuknya Kelompok Kerja untuk Penghilangan Paksa atau Tidak Sukarela (WGEID) oleh Komite Hak Asasi Manusia PBB pada tahun 1980, kelompok ini telah menerima kasus-kasus dari lebih dari 115 negara, dan setiap tahun mengeluarkan laporan tahunan. Dalam laporan tahun ini, terdapat 168 kasus penghilangan paksa yang berasal dari Tiongkok.

Gelombang Kebangkrutan Bank di Tiongkok Meluas, Mungkin Menyebar ke Hong Kong

Dengan perekonomian Tiongkok yang terus memburuk, gelombang kebangkrutan bank semakin meluas. Menurut statistik resmi Partai Komunis Tiongkok (PKT), setidaknya ada 50 bank kecil dan menengah yang dibubarkan atau di-merger dalam tujuh bulan pertama tahun ini. Angka ini hampir mendekati jumlah kebangkrutan bank selama setahun penuh pada tahun lalu.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Administrasi Pengawasan Keuangan Nasional Tiongkok, jumlah lembaga keuangan di Tiongkok  berkurang secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dari 4.607 pada puncaknya pada tahun 2019 menjadi 4.490 pada tahun 2023, berkurang sebanyak 117 lembaga.

Pada saat yang sama, gagal bayar bank-bank Tiongkok dan kesulitan dalam menarik dana dari deposan belum teratasi. Dikarenakan Hong Kong secara bertahap menjadi semakin terintegrasi dengan daratan, ada tanda-tanda bahwa kesulitan dalam penarikan deposan menyebar ke Hong Kong.

Dilaporkan bahwa rasio kredit macet bank-bank Hong Kong telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena seretnya pinjaman properti komersial di Tiongkok, dan banyak orang Hong Kong mulai membuka rekening luar negeri untuk melindungi aset mereka jika terjadi kegagalan bank. (Hui)