Trump Merespon Dukungan Putin untuk Kamala Harris Menjadi Presiden AS 

Secretchina.com

Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Kamis (5/9/2024) secara terbuka menyatakan dukungannya untuk Kamala Harris menjadi presiden Amerika Serikat. Pernyataan ini menghebohkan banyak pihak, yang menilai Putin sedang berusaha campur tangan dalam pemilihan presiden AS. Tak lama kemudian, kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump, memberikan tanggapan: “Tidak tahu apakah Putin menghina saya atau membantuku.” Trump sendiri pernah difitnah terkait dugaan kolusi dengan Rusia dalam skandal “Russiagate.”

Trump Menanggapi Dukungan Putin untuk Harris

Berdasarkan laporan media internasional, Presiden Rusia Vladimir Putin pada 5 September dalam pertemuan Forum Ekonomi Timur mengatakan dengan nada bercanda bahwa Rusia akan mendukung kandidat Partai Demokrat, Kamala Harris, untuk pemilihan presiden AS, sesuai dengan rekomendasi Presiden Joe Biden.

Menanggapi hal tersebut, kandidat presiden Partai Republik, Donald Trump, pada hari yang sama menyatakan bahwa dirinya tidak yakin apakah pernyataan Putin merupakan penghinaan atau justru bantuan. Dalam acara di New York Economic Club pada Kamis (59), Trump mengatakan, “Dia (Putin) mendukung Kamala. Saya tidak tahu apakah saya harus menghubunginya dan berkata ‘terima kasih banyak’… Saya tidak tahu harus berkata apa. Saya tidak tahu apakah ini penghinaan atau bantuan.”

Mengenai pernyataan Putin, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, menanggapi bahwa Presiden Rusia seharusnya tidak ikut campur dalam pembahasan pemilihan presiden AS.

Putin Dianggap Campur Tangan dalam Pemilihan AS

Pada 5 September di Forum Ekonomi Timur, Putin menyatakan bahwa Rusia tidak memiliki hak suara terkait kandidat presiden AS dan bahwa hal ini sepenuhnya tergantung pada pilihan rakyat Amerika. Rusia, katanya, akan menghormati keputusan tersebut.

Putin kemudian bercanda: “Saya sudah mengatakan sebelumnya bahwa kami mendukung Presiden Biden. Sekarang dia memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi, tetapi dia mengimbau semua pendukungnya untuk mendukung Kamala Harris. Jadi, kami akan mendukungnya.”

Putin menambahkan bahwa tawa Harris “sangat ekspresif dan menular,” dan karena itulah ia merasa Harris tampil cukup baik. Pada Februari lalu, Putin juga pernah menyindir bahwa Biden lebih berpengalaman dan dapat diprediksi, sementara AS menuduh Rusia diam-diam mendukung Trump dalam pemilihan. Putin berkelakar bahwa karena Biden mundur, Rusia akan mengikuti anjuran Biden untuk mendukung Harris.

Putin juga menyatakan bahwa selama masa pemerintahan Trump, Rusia mendapatkan lebih banyak sanksi daripada di bawah presiden lain. Dia berspekulasi bahwa jika Harris terpilih, mungkin sanksi lebih lanjut akan dihentikan. Namun, Putin menegaskan bahwa siapa pun yang menjadi presiden AS adalah pilihan rakyat Amerika dan Rusia akan menghormatinya.

Laporan Investigasi Balik “Russiagate” Menyatakan FBI Terlibat dalam Fitnah terhadap Trump

Pada Maret 2019, setelah hampir dua tahun penyelidikan, pengeluaran anggaran lebih dari $25 juta, dan pemanggilan hingga 500 saksi, penyelidikan khusus atas dugaan keterlibatan Trump dengan Rusia dalam pemilu 2016 (Russiagate) berakhir tanpa bukti. Trump kemudian menunjuk Jaksa Khusus John H. Durham untuk menyelidiki balik kasus ini. Dalam laporan setebal 306 halaman yang dirilis Durham pada pekan lalu, ditemukan bahwa FBI terlalu bergantung pada informasi yang diberikan oleh lawan politik Trump tanpa bukti konkret.

Durham mengungkapkan bahwa FBI menggunakan “intelijen yang belum diverifikasi” untuk memulai penyelidikan menyeluruh terhadap Trump. Namun, standar yang sama tidak digunakan ketika meneliti dugaan pelanggaran oleh Hillary Clinton dalam kampanye presiden. (jhon)