Serangan Rudal Iran ke Israel Bertepatan dengan Tahun Baru Yahudi, Alarm Meraung Hingga Warga Segera Mengungsi

Pada Selasa (1 Oktober 2024) Iran menembakkan 181 rudal balistik ke Israel. Sebagian besar wilayah Israel terdengar lebih dari 1.800 sirene, menyebabkan warga Israel dengan tegang berlindung di ruang bawah tanah. Menurut pihak berwenang Israel, meskipun terjadi serangan besar-besaran, hanya tiga orang mengalami luka ringan. Para ahli memperkirakan Israel mungkin akan merespon keras terhadap serangan Iran ini

NTD

Laporan dari Central News Agency menyebutkan, Rabu (2/10/2024) adalah malam Tahun Baru Yahudi. Pada malam itu  seharusnya menjadi hari libur awal atau waktu berbelanja untuk persiapan Tahun Baru, malah menjadi hari penuh ketegangan saat banyak warga Israel berlindung di ruang bawah tanah.

Pada sekitar pukul 11.00 pagi waktu setempat, sirene terdengar di Tel Aviv dan wilayah tengah Israel. Serangan roket tersebut menyebabkan seorang pengemudi bus dan seorang pemuda terluka akibat serpihan peluru. Setelah sirene berbunyi, pasar tradisional, pantai, dan jalanan di Tel Aviv mulai sepi.

Pasukan Pertahanan Israel kemudian menyatakan bahwa sirene dipicu oleh roket yang diluncurkan dari Lebanon ke Israel, dan mereka berhasil mencegat roket jarak jauh yang diluncurkan oleh Hizbullah ke wilayah Tel Aviv.

Sekitar pukul 6:30 sore, dilaporkan bahwa Iran akan melancarkan serangan rudal, sehingga Pasukan Pertahanan Israel mengambil langkah-langkah pertahanan yang hampir belum pernah terjadi sebelumnya, dengan memberikan peringatan awal kepada warga Tel Aviv tentang serangan rudal yang akan datang dari Iran. Karena ancaman dari Iran dianggap sangat serius, warga Tel Aviv disarankan untuk masuk ke ruang bawah tanah atau tetap berada di dekat tempat perlindungan.

Serangan rudal balistik Iran yang intens dimulai sekitar pukul 7:20 malam, langit di atas Tel Aviv dipenuhi dengan kilatan bola api dan puing-puing roket. Suara ledakan dari rudal yang dicegat terus menerus terdengar, lebih keras dan lebih sering dibandingkan sebelumnya.

Ini adalah serangan rudal terkuat yang dirasakan wartawan Central News Agency di Tel Aviv dalam setahun terakhir.

Pada malam hari, Bandara Ben Gurion di Tel Aviv sempat menghentikan semua penerbangan lepas landas dan mendarat, serta meminta pesawat yang sedang berada di udara untuk berbalik arah. Bandara kembali beroperasi normal sekitar pukul 9 malam.

Selain itu, Yordania dan Irak juga mengumumkan penutupan wilayah udaranya. Dilaporkan bahwa Kedutaan Besar AS telah memperingatkan stafnya dan keluarga mereka untuk berlindung di tempat sebelum serangan, dan markas intelijen Israel di utara Tel Aviv telah dievakuasi lebih awal.

Dilaporkan bahwa Iran menembakkan total 181 rudal balistik ke Israel, menyebabkan lebih dari 1.800 sirene berbunyi di sebagian besar wilayah Israel.

Meskipun serangan Iran kali ini berskala besar, hanya tiga orang di Israel yang mengalami luka ringan. Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, Daniel Hagari, dalam sebuah pernyataan mengatakan, “Karena tanggapan warga yang tenang dan mengikuti petunjuk keselamatan, jumlah korban cedera bisa dikendalikan, hingga saat ini belum ada laporan kematian.” Dia menambahkan, “Kami telah lama menghadapi ancaman perang multi-front. Rudal yang diluncurkan oleh Iran kali ini memiliki jangkauan yang lebih luas, tetapi kami telah membangun langkah-langkah pertahanan yang sesuai. Setelah waktu yang tepat tiba, kami akan segera mengambil tindakan.”

Pasukan Garda Revolusi Iran sebelumnya menyatakan bahwa mereka menargetkan “tiga pangkalan militer” di Tel Aviv, kota komersial utama Israel, sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin kelompok militan Hizbullah, Hassan Nasrallah, oleh militer Israel minggu lalu.

Menurut analisis pakar militer dan politik Channel 12 Israel, Israel kemungkinan akan memberikan tanggapan keras terhadap serangan langsung Iran ini. Amerika Serikat segera berdiskusi dengan Israel mengenai langkah-langkah tanggapan bersama, memperingatkan pemerintah Teheran bahwa akan ada “konsekuensi serius.”

Dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam sebuah pertemuan keamanan mengatakan, “Iran membuat kesalahan besar malam ini (1 Oktober), dan mereka akan membayar harga atas tindakan ini.”

Presiden AS Joe Biden menyatakan dukungan penuh Amerika Serikat kepada Israel, dan mengatakan bahwa ia akan mendiskusikan langkah-langkah tanggapan dengan Netanyahu. Mengenai langkah-langkah apa yang akan diambil, Biden mengatakan, “Kami masih mendiskusikannya, mari kita tunggu dan lihat.”

Iran mengancam akan menyerang siapa pun yang mewakili Israel terlibat di wilayah Iran.’

Serangan terakhir Iran ke Israel terjadi pada bulan April, ketika rudal mereka berhasil dikalahkan oleh tindakan pencegatan bersama Israel, Amerika Serikat, Prancis, Yordania, dan Inggris. Skala serangan kali ini diperkirakan melebihi serangan pada bulan April yang melibatkan 120 rudal, 170 drone, dan beberapa rudal jelajah.

Hampir setahun yang lalu, Israel berperang dengan kelompok militan di Jalur Gaza, dan selama dua minggu terakhir, militer Israel telah meningkatkan serangan terhadap Lebanon, termasuk operasi darat yang dimulai pada 30 September. Ini meningkatkan kekhawatiran bahwa Iran dan Amerika Serikat akan terseret ke dalam konflik regional ini. (hui)