Seorang Pria di Tiongkok Gendong Tiga Anak Kecil Hingga Berusaha Melompat ke Laut

Informasi  ini tidak menginspirasi untuk melakukan tindakan bunuh diri atau tindakan kekerasan serupa. Bagi Anda memiliki kecenderungan tindakan kunjungi psikiater atau klinik kesehatan mental 

Pada 22 November 2024, di Kota Shantou, Provinsi Guangdong, Tiongkok seorang pria terlihat menggendong tiga anak kecil sambil duduk di pagar Jembatan Nanao dengan niat mengakhiri hidup. Akhirnya, pria tersebut meletakkan ketiga anak itu dan berusaha melompat sendiri ke laut

ETIndonesia. Sebuah video yang diunggah warganet memperlihatkan seorang pria duduk di pagar Jembatan Nanao bersama tiga anak kecil, salah satu di antaranya masih digendong.

Adegan menunjukkan sebuah mobil sedan yang berhenti di jembatan, sementara beberapa polisi tampak berusaha membujuk pria tersebut agar tidak melompat.

Informasi dari percakapan di media sosial menunjukkan bahwa pria tersebut diduga sedang bepergian bersama istri dan anak-anaknya ke Shantou. Setelah bertengkar dengan istrinya, sang istri meninggalkan mereka lebih dulu dengan mobil. Merasa putus asa dan khawatir anak-anaknya tidak ada yang merawat, pria itu membawa mereka ke jembatan dengan niat mengakhiri hidup.

Akhirnya, pria itu memutuskan untuk meninggalkan anak-anaknya di atas jembatan dan melompat sendiri ke laut. Beruntung, petugas penyelamat berhasil menariknya kembali ke atas.

Pada pukul 23.41 malam, Pusat Pengelolaan Pembangunan Jembatan Nanao di Kota Shantou mengeluarkan pernyataan melalui media resmi mereka. Disebutkan bahwa sekitar pukul 16.50 waktu setempat, seorang pria dari luar provinsi bersama anak-anaknya mencoba melompat dari jembatan. Anak-anak tersebut berhasil diselamatkan, dan pria itu melompat ke laut namun berhasil diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit tanpa mengalami luka yang membahayakan jiwa.

Video tentang pria yang menggendong tiga anak kecil ini menjadi viral dan memicu diskusi luas. Banyak warganet yang merasa prihatin dan berkomentar, “Tekanan hidup masyarakat biasa terlalu besar. Orang yang putus asa akan semakin banyak.”

Dalam beberapa tahun terakhir, situasi ekonomi di Tiongkok memburuk drastis. Banyak warga menghadapi kesulitan hidup, kehilangan pekerjaan, tidak bisa mendapatkan penghasilan, dan terjerat utang rumah serta kendaraan. Hal ini menyebabkan sejumlah orang merasa putus asa dan memilih mengakhiri hidup. Insiden bundir dari jembatan atau gedung terus meningkat, bahkan beberapa melibatkan anak-anak.

Misalnya, pada 12 Desember 2023, di Kota Shaowu, Nanping, Provinsi Fujian, seorang pria mencoba melompat dari jembatan bersama anak perempuannya yang berusia lima tahun. Tim penyelamat berusaha membujuk pria tersebut, tetapi ia tidak terpengaruh. Sebelum melompat, pria itu berkata, “Terlalu lelah, tidak bisa hidup lagi.” Untungnya, petugas berhasil menyelamatkannya dari sungai.

Kasus lain terjadi pada 11 November 2023 di Jembatan Abad, Yixing, Provinsi Jiangsu. Seorang wanita melemparkan dua anaknya ke sungai sebelum melompat sendiri. Tragisnya, anak laki-lakinya meninggal, sementara anak perempuan dan sang ibu berhasil diselamatkan.

Pada 7 November 2023, seorang wanita muda di Yangzhou, Provinsi Jiangsu, melompat dari lantai 12 apartemennya setelah sebelumnya diduga membunuh anak perempuannya yang masih kecil dengan selimut.

Serangkaian tragedi seperti ini terus terjadi di Tiongkok. Banyak warganet yang marah dan menyalahkan pemerintah Partai Komunis Tiongkok: 

“Terasa begitu menyakitkan. Rezim yang memakan rakyatnya sendiri.” 

“Orang-orang dipojokkan hingga tidak punya pilihan. Pemerintah hanya tahu menekan.”

Banyak warganet lainnya mengekspresikan rasa putus asa mereka: 

“Tragedi seperti ini sudah terlalu sering terjadi, tak terhitung jumlahnya, sungguh memilukan.”
Rakyat Tiongkok benar-benar menderita. Jangan sampai reinkarnasi lagi ke negeri ini.” (Hui)

Sumber : NTDTV.com