Konflik Sektarian di Pakistan Tewaskan  82 Orang, Pemerintah Mediasi Gencatan Senjata 7 Hari

ETIndonesia. Konflik bersenjata antar-kelompok yang berlangsung selama beberapa hari di Distrik Kurram, wilayah barat laut Pakistan, telah menewaskan sedikitnya 82 orang dan melukai 156 lainnya. Setelah pemerintah melakukan mediasi, pejabat setempat mengumumkan bahwa kedua pihak yang bertikai sepakat untuk melakukan gencatan senjata selama tujuh hari.

Menurut laporan AFP, mayoritas penduduk Pakistan adalah Muslim Sunni. Namun, di Distrik Kurram yang terletak di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, dekat perbatasan Afghanistan, terdapat komunitas Muslim Syiah yang cukup besar. Hal ini telah memicu konflik antar-kelompok yang berlangsung selama beberapa dekade.

“Kedua belah pihak telah sepakat untuk gencatan senjata selama tujuh hari. Dalam periode tersebut, mereka juga akan menukar tawanan dan menyerahkan kembali jenazah korban dari masing-masing pihak,” kata Muhammad Ali Saif, juru bicara pemerintah Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. 

Gelombang kekerasan terbaru dimulai pada 21 November, ketika dua rombongan kendaraan Muslim Syiah yang dikawal polisi diserang dalam penyergapan. Insiden ini menewaskan sedikitnya 43 orang dan memicu baku tembak selama dua hari.

Seorang pejabat lokal yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada AFP:
“Konflik yang terjadi pada 21, 22, dan 23 November akibat penyergapan terhadap rombongan tersebut telah menyebabkan 82 orang tewas dan 156 lainnya luka-luka.” Menurutnya, dari korban tewas, 16 di antaranya adalah Muslim Sunni, sementara 66 lainnya berasal dari komunitas Muslim Syiah.

Pertempuran melibatkan penggunaan senjata ringan hingga berat dan berlangsung hingga larut malam. Sekitar 300 keluarga dilaporkan melarikan diri dari daerah tersebut pada 24 November. Namun, pagi ini tidak ada laporan korban baru.

Delegasi pemerintah provinsi telah mengadakan konsultasi dengan komunitas Sunni dan Syiah pada 24 dan 25 November, hingga akhirnya tercapai kesepakatan gencatan senjata.

Seorang pejabat keamanan di Peshawar, ibu kota Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, mengatakan kepada AFP bahwa helikopter yang membawa tim perunding sempat ditembaki saat memasuki wilayah konflik, tetapi tidak ada korban dalam insiden tersebut.

Aftab Alam Afridi, Kepala Hukum Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, menyatakan bahwa setelah gencatan senjata tercapai, pihaknya dapat mulai menangani akar masalah dari konflik ini. (Hui)