Lithuania Usir Tiga Diplomat Tiongkok

Catherine Yang

Lithuania mengusir tiga staf perwakilan Tiongkok di negara tersebut pada 29 November 2024, dengan alasan pelanggaran hukum internasional dan hukum Lithuania.

Kementerian Luar Negeri Lithuania tidak memberikan rincian pelanggaran tersebut tetapi menyatakan bahwa ketiga staf  yang tidak terakreditasi itu dinyatakan sebagai persona non grata karena perilaku yang tidak sesuai dengan Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik serta prinsip dan praktik hukum internasional dan Lithuania.

Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik merupakan dasar hubungan diplomatik internasional, termasuk kekebalan diplomatik, yang mana dapat dicabut oleh negara tuan rumah jika suatu negara tidak menarik personel yang dinyatakan sebagai persona non grata.

Kementerian tersebut menyatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan solusi sementara kepada pihak China sesuai dengan Konvensi Misi Khusus 1969.

Lithuania sebelumnya  terlibat perselisihan diplomatik dengan Beijing. Pada 2021, Lithuania mengizinkan Taiwan membuka kantor perwakilan di negara itu, yang memicu balasan dari pemerintah Tiongkok berupa pengusiran duta besar Lithuania dari Tiongkok dan penarikan duta besar Tiongkok dari Lithuania.

Lithuania sempat menyerukan dialog terbuka dengan Beijing sebelum menutup kedutaan besarnya pada Desember 2021 dan menarik stafnya dari Tiongkok. Beijing kemudian memberlakukan sanksi terhadap Lithuania dan memblokir ekspor dari negara tersebut pada Desember 2021 dan lagi pada 2022 ketika seorang pejabat Lithuania mengunjungi Taiwan.

Lithuania menjadi negara pertama yang keluar dari blok “17+1” yang melibatkan negara-negara Eropa Timur dan Tiongkok, serta menyerukan negara-negara tetangganya untuk melakukan hal yang sama.

Rezim Tiongkok mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya, meskipun mereka tidak pernah memerintah pulau yang dikelola secara demokratis itu.

Kasus pengusiran diplomat Tiongkok dari negara-negara Barat jarang terjadi, tetapi kekhawatiran terhadap aktivitas spionase Tiongkok di luar negeri semakin meningkat, yang diduga terkait dengan konsulat Tiongkok.

Ketika mantan staf utama Gubernur New York Kathy Hochul ditangkap dan didakwa memata-matai untuk Beijing awal tahun ini, gubernur tersebut menyerukan pengusiran konsul jenderal Tiongkok di New York sebagai balasan. Konsulat Tiongkok kemudian menyatakan bahwa masa jabatan konsul jenderal tersebut telah berakhir, dan ia sudah meninggalkan posisinya saat permintaan tersebut disampaikan.  Di Amerika Serikat, mata-mata dan ancaman yang didukung Partai Komunis Tiongkok dilaporkan telah “meluas dengan cepat” dalam beberapa tahun terakhir, menurut laporan kongres. Kasus yang dipublikasikan oleh penegak hukum umumnya melibatkan pencurian rahasia dagang, spionase ekonomi, represi lintas negara, dan penghalangan keadilan.

Associated Press dan Reuters berkontribusi pada laporan ini.

FOKUS DUNIA

NEWS