Sejumlah Negara Bahas Bantuan untuk Suriah, AS Konfirmasi Buka Kontak Langsung dengan Pemberontak

ETIndonesia. Setelah rezim Bashar al-Assad yang memerintah Suriah selama 50 tahun runtuh dalam waktu 11 hari, komunitas internasional kini aktif terlibat. Pada Sabtu (14 Desember) lalu, para diplomat tinggi dari Amerika Serikat, Liga Arab, dan Turkiye bertemu di Yordania untuk membahas cara membantu Suriah menghadapi situasi yang bergejolak dan mendorong proses perdamaian.

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken untuk pertama kalinya secara terbuka mengonfirmasi bahwa AS telah melakukan kontak langsung dengan kelompok pemberontak Suriah yang menggulingkan rezim Assad, yaitu Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Namun, ia menolak mengungkapkan rincian lebih lanjut.

“Ya, kami telah melakukan kontak langsung dengan HTS dan pihak-pihak lainnya,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. 

Pertemuan pada Sabtu itu tidak dihadiri oleh perwakilan dari Suriah.

Para menteri luar negeri dari Yordania, Turkiye, Mesir, dan Irak menyatakan bahwa Suriah perlu menjalani transisi politik yang damai dan sederhana dengan dukungan komunitas internasional tanpa mengecualikan pihak manapun. Pemerintahan baru Suriah diharapkan menghormati hak kelompok minoritas dan perempuan, mencegah tumbuhnya organisasi teroris, memastikan bantuan kemanusiaan sampai ke masyarakat yang membutuhkan, serta menghancurkan semua senjata kimia yang tersisa dari era Assad.

Bantuan Ukraina untuk Krisis Pangan Suriah

Menghadapi krisis pangan yang melanda Suriah, Ukraina, meskipun sedang dilanda perang, telah berjanji untuk memberikan bantuan. Sebagai salah satu eksportir utama biji-bijian dan tanaman minyak di dunia, Ukraina siap memberikan kontribusi untuk membantu Suriah.

Sementara itu, dalam interaksi dengan berbagai kelompok di Suriah, AS juga terus berupaya mencari keberadaan jurnalis Amerika Austin Tice. Ia hilang 12 tahun lalu setelah diculik di dekat Damaskus. (Hui)

Sumber : NTDTV.com