EtIndonesia. Video terbaru yang beredar di media sosial menunjukkan keterlibatan pasukan Korea Utara dalam pertempuran sengit di Kursk, Ukraina. Rekaman yang diambil oleh drone Ukraina ini menampilkan puluhan tentara infanteri Korea Utara yang tersebar di medan perang bersalju, memberikan gambaran pertama kali tentang skala besar kehadiran pasukan tersebut di zona konflik.
Visual Pertempuran yang Mencolok
Dalam bagian awal video, terlihat puluhan infanteri Korea Utara bergerak di medan perang yang tertutup salju, terlihat sangat mencolok di lanskap yang putih. Gambaran ini menunjukkan keterlibatan aktif pasukan Korea Utara dalam pertempuran yang berlangsung di Kursk. Bagian kedua video memperlihatkan infanteri Korea Utara yang tampak melarikan diri secara tersebar, kemungkinan akibat serangan artileri yang dilancarkan oleh pasukan Ukraina. Sementara itu, bagian ketiga menampilkan kumpulan tentara Korea Utara yang berkumpul di hutan Kursk, serta sejumlah mayat tentara Korea Utara yang beredar di internet. Namun, karena sensitivitas materi tersebut, gambar mayat tidak ditampilkan dalam laporan ini.
Strategi Serangan yang Berbeda
Serangan pasukan Korea Utara di Kursk dilakukan secara mendatar di daerah bersalju tanpa dukungan tembakan dari kendaraan lapis baja, artileri, atau pesawat. Pendekatan ini sangat berbeda dibandingkan dengan serangan Rusia sebelumnya yang didukung oleh pasukan mekanisasi seperti tank dan kendaraan infanteri. Biasanya, serangan infanteri mengikuti garis ladang dan bukan menyerbu dalam kelompok besar di area terbuka.
Keterbatasan Senjata Berat Korea Utara
Meskipun Korea Utara telah mengirim lebih dari sepuluh ribu tentara ke Rusia, tampaknya mereka tidak dilengkapi dengan senjata berat seperti tank dan kendaraan lapis baja. Dua alasan utama di balik hal ini adalah keterbatasan senjata berat yang dimiliki pasukan Korea Utara dan kerugian besar yang dialami oleh pasukan Rusia sendiri dalam beberapa tahun terakhir. Tank utama Korea Utara, seperti tank tipe 59 buatan Tiongkok dan tank T-54 buatan Soviet, sudah usang dan tidak sebanding dengan tank modern. Selain itu, Rusia telah kehilangan lebih dari seribu tank dalam tiga tahun terakhir dan terpaksa menggunakan tank antik seperti T-54 di medan perang Ukraina.
Reaksi Ukraina terhadap Keterlibatan Korea Utara
Biro Intelijen Ukraina telah mengonfirmasi bahwa pasukan Korea Utara akan menyerang pos-pos Ukraina di wilayah Kursk. Pejabat pertahanan Ukraina menegaskan bahwa rumor tentang ketidakmampuan tentara Korea Utara telah dilebih-lebihkan dan yakin bahwa mereka akan dikalahkan seperti pasukan lainnya. Seorang sersan dari Batalyon Serangan 24 Edel mengungkapkan di Telegram bahwa tentara Korea Utara terlatih dengan baik, bersemangat, dan familiar dengan senjata era Soviet. Namun, ia juga menyoroti bahwa komandan Rusia tidak memahami kekuatan nyata pasukan Korea Utara dan hanya mengirim mereka sebagai tameng manusia untuk menyerbu terus menerus ke depan. Ukraina juga menilai bahwa Korea Utara tidak siap menghadapi serangan drone mereka, yang merupakan komponen penting dalam perang modern.
Asal Usul dan Kondisi Legiun ke-12 Korea Utara
Menurut laporan Forbes Amerika dan Korea Daily, sebagian besar tentara Korea Utara yang dikerahkan ke Ukraina berasal dari Legiun Ke-12 Korea Utara. Legiun ini dibentuk khusus untuk mencegah invasi dari Tiongkok dan terdiri dari infanteri mekanisasi dan infanteri pegunungan. Namun, kondisi Legiun ke-12 sangat memprihatinkan. Di Korea Selatan, penduduk Daegu menyebut mereka sebagai “pasukan pengemis” atau “gang kriminal” karena sering melakukan perampokan dan pencurian akibat krisis ekonomi yang parah di Korea Utara. Laporan tahun 2018 menunjukkan bahwa tentara Legiun ke-12 menderita malnutrisi dan penyakit seperti tuberkulosis, bahkan perwira pun tidak luput dari kondisi ini.
Tantangan yang Dihadapi Pasukan Korea Utara di Ukraina
Keberadaan pasukan Korea Utara di medan perang Ukraina menghadapi beberapa tantangan utama:
- Kurangnya Dukungan Senjata Berat: Tanpa tank dan kendaraan lapis baja, pasukan infanteri Korea Utara kesulitan memberikan dukungan tembakan yang diperlukan dalam pertempuran modern.
- Kurangnya Kemampuan Koordinasi Tempur: Pasukan Korea Utara tidak memiliki kemampuan koordinasi yang baik dengan angkatan udara dan artileri Rusia, menjadikan mereka kurang efektif di medan perang.
- Tidak Menguasai Alat Tempur Modern seperti Drone: Drone memainkan peran penting dalam perang modern, namun tentara Korea Utara belum menguasai penggunaan alat ini, sehingga mereka rentan terhadap serangan drone Ukraina.
Kesimpulan
Meskipun tentara Korea Utara menunjukkan keteguhan hati, keterbatasan dalam dukungan senjata berat, koordinasi tempur, dan penggunaan teknologi modern seperti drone membuat mereka kurang efektif di medan perang Kursk. Keberadaan mereka kemungkinan besar akan menjadi korban tambahan di garis depan, tanpa memberikan kontribusi signifikan terhadap kemenangan Rusia dalam konflik ini.