ETIndonesia. Ukraina melancarkan serangan besar menggunakan drone ke kota Kazan, Rusia, yang berjarak 1.000 kilometer dari perbatasan, pada 21 Desember 2024. Menurut pejabat setempat, sebuah drone menabrak gedung apartemen 37 lantai, menyebabkan kerusakan pada bangunan tersebut, namun tidak ada korban jiwa.
Kazan adalah ibu kota Republik Tatarstan, wilayah kaya minyak di Rusia, dengan populasi lebih dari 1,3 juta jiwa. Serangan ini merupakan bagian dari gelombang serangan udara yang semakin intens dalam perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun.
Kantor berita pemimpin Tatarstan, Rustam Minnikhanov, menyatakan bahwa Kazan diserang oleh delapan drone. Enam diantaranya menyerang gedung apartemen mewah, satu menyerang fasilitas industri, dan satu lagi berhasil ditembak jatuh di atas sungai.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan dua drone menabrak lantai atas gedung pencakar langit mewah setinggi 37 lantai. Kedua serangan terjadi dalam selang waktu sekitar 30 menit, mengenai area kaca dan logam bangunan pada lokasi yang hampir sama.
Dalam video yang diunggah ke media sosial Rusia, terlihat drone menabrak gedung bertingkat tinggi dan menyebabkan bola api besar.
Wali Kota Kazan, Ilsur Metshin, menyatakan bahwa warga telah dievakuasi dari gedung yang rusak, dan mereka kini mendapatkan akomodasi serta makanan. Semua acara besar di kota tersebut telah dibatalkan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyebutkan bahwa dua drone menabrak gedung apartemen 37 lantai. Ia juga menyatakan bahwa Ukraina menargetkan sebuah fasilitas industri, meskipun fasilitas tersebut tidak mengalami kerusakan.
Serangan ini merupakan salah satu serangan udara paling intens dalam perang Rusia-Ukraina yang hampir tiga tahun. Meskipun serangan ke wilayah Rusia jarang terjadi, Kazan dan daerah kaya minyak Tatarstan sebelumnya juga pernah menjadi sasaran drone Ukraina.
Menurut laporan dari Central News Agency, dalam beberapa bulan terakhir, Ukraina meningkatkan serangan terhadap target di wilayah Rusia. Hal ini terutama dipicu oleh persetujuan Amerika Serikat bulan lalu yang memungkinkan Kyiv menggunakan rudal untuk menyerang target militer Rusia yang dekat dengan perbatasan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada 21 Desember tidak secara khusus menyebutkan serangan terhadap Kazan, tetapi ia menyatakan, “Kami pasti akan terus menggunakan drone dan rudal untuk menyerang target militer Rusia.”
Di tengah ancaman drone Ukraina, Badan Transportasi Udara Federal Rusia (Rosaviatsia) sementara waktu menutup Bandara Internasional Kazan, salah satu bandara tersibuk di Rusia.
Para ahli Barat menyebutkan bahwa drone yang digunakan dalam serangan ke Kazan tampaknya merupakan drone buatan Ukraina tipe Lyitiy, sebuah drone ringan yang menyerupai pesawat. Hingga saat ini, pihak berwenang Ukraina belum memberikan komentar terkait hal ini. (Hui)
Sumber : NTDTV.com