EtIndonesia. Ketegangan di wilayah Laut Merah dan Timur Tengah semakin meningkat setelah beberapa peristiwa penting terjadi dalam dua hari terakhir. Insiden penembakan pesawat tempur Amerika Serikat di Laut Merah serta pertemuan diplomatik antara Suriah dan Turki menggambarkan dinamika geopolitik yang kompleks dan penuh tantangan di kawasan tersebut.
Pesawat Tempur AS Ditembak Jatuh di Laut Merah
Pada tanggal 22 Desember 2024, berbagai media melaporkan bahwa sebuah pesawat tempur Amerika, tipe FA-18 Super Hornet, ditembak jatuh secara keliru di atas Laut Merah. Kejadian ini terjadi saat pesawat tersebut lepas landas dari kapal induk USS Truman pada pagi hari. Menurut keterangan Komando Pusat Amerika pada malam tanggal 21 Desember 2024, kapal perusak misil USS Gridley melakukan tembakan yang mengakibatkan jatuhnya pesawat tersebut.
Insiden semacam ini sangat jarang terjadi dan memicu keprihatinan mendalam di kalangan militer Amerika. Dua awak pesawat berhasil berhasil menyelamatkan diri menggunakan parasut, dengan satu di antaranya mengalami luka ringan.
Pihak Komando Pusat Amerika menyatakan bahwa penembakan ini tidak melibatkan tembakan musuh dan penyelidikan menyeluruh telah dimulai untuk mengungkap penyebab kesalahan identifikasi tersebut.
Kejadian ini terjadi di tengah serangan pemberontak Houthi di pinggiran Yaman. Pasukan Amerika pada saat itu sedang melakukan serangan udara terhadap target Houthi, termasuk menembak jatuh drone dan rudal jelajah yang diluncurkan oleh kelompok pemberontak tersebut di atas Laut Merah. Beberapa jam sebelum insiden pesawat jatuh, wilayah tengah Israel juga diserang oleh rudal yang diluncurkan oleh Houthi, menyebabkan 16 orang terluka ringan. Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan rudal tersebut.
Aliansi Angkatan Laut multinasional yang dipimpin oleh Barat tengah berhadapan dengan kelompok Houthi di Laut Merah untuk melindungi keamanan kapal dagang. Sejak awal tahun ini, gugus tempur kapal induk USS Eisenhower mengalami aktivitas pertempuran paling intens sejak Perang Dunia II. Pasukan Houthi telah menyerang sekitar 100 kapal dagang sejak dimulainya perang Gaza pada Oktober tahun lalu, mengakibatkan 4 orang tewas dan menargetkan Israel.
Pertemuan Diplomatik Suriah dan Turki
Di sisi lain, pada tanggal 22 Desember 2024, pemimpin baru Suriah, Ahmed al-Sharaa, mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan. Pertemuan ini menandakan upaya kedua negara untuk memperkuat kerja sama dalam menghadapi tantangan regional. Dalam pertemuan tersebut, Sharaa mengumumkan bahwa semua senjata di dalam negeri Suriah akan diserahkan kepada kontrol negara, termasuk senjata yang dimiliki oleh pasukan yang dipimpin oleh Kurdi.
Fidan menegaskan bahwa Turki telah berdiskusi dengan pemerintah baru Suriah mengenai keberadaan pasukan pemberontak Kurdi dan meyakini bahwa Damaskus akan mengambil langkah-langkah untuk memastikan integritas teritorial dan kedaulatan Suriah. Sala menambahkan bahwa tidak akan diizinkan adanya senjata di dalam negeri yang tidak berada di bawah kendali negara.
Mengenai dukungan Amerika Serikat terhadap pasukan Kurdi, Sala menyatakan bahwa presiden Amerika terpilih, Donald Trump, akan lebih memahami prioritas Amerika yang lebih memilih Turki dibandingkan dengan organisasi ekstrem seperti Partai Pekerja Kurdistan. Dia menekankan bahwa Turki menganggap Partai Pekerja Kurdistan sebagai organisasi ilegal.
Selama masa pemerintahan Assad, Amerika mendukung beberapa pejuang Kurdi yang terlibat dengan Partai Pekerja Kurdistan dalam perang saudara, dan organisasi Kurdi seperti Syrian Democratic Forces menjadi bagian dari aliansi militer pemberontak.
Beberapa media Barat dan Eropa melaporkan bahwa pemberontak Suriah yang menggulingkan pemerintahan Assad mendapatkan dukungan besar dari Turki. Namun, Ankara membantah tuduhan tersebut secara terbuka dan menyatakan kesiapan untuk membantu pemerintah baru Suriah jika dibutuhkan.
Fidan juga menyatakan keyakinannya bahwa Trump akan mengambil pendekatan yang berbeda terkait pasukan Kurdi dan meminta sekutu NATO di Washington untuk menghentikan dukungan terhadap pasukan Kurdi serta mencabut semua sanksi internasional selama masa pemerintahan Assad untuk membantu Suriah dalam proses rekonstruksi.
Sharaa menekankan bahwa penggulingan Assad oleh pemberontak adalah hasil dari kekuatan internal negara dan kemenangan ini adalah milik rakyat Suriah, bukan pihak manapun. Dia menambahkan bahwa berkat pengorbanan tersebut, Suriah dapat memanfaatkan peluang sejarah untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Dalam konferensi pers pada tanggal 22 Desember 2024, Sharaa juga mengumumkan bahwa pemerintahannya akan segera memperkenalkan struktur baru untuk Kementerian Pertahanan dan militer, sebagai bagian dari upaya reformasi dan penguatan kontrol negara terhadap institusi militer.
Kesimpulan
Kejadian penembakan pesawat tempur Amerika di Laut Merah dan dinamika diplomatik antara Suriah dan Turki menggambarkan kompleksitas hubungan regional dan peran berbagai aktor dalam menjaga stabilitas kawasan. Dengan terus berlangsungnya penyelidikan atas insiden pesawat jatuh dan perkembangan hubungan diplomatik di Timur Tengah, situasi keamanan dan politik di kawasan ini tetap menjadi fokus perhatian internasional.