Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (23/12/2024) menyatakan bahwa negosiasi gencatan senjata dengan Hamas telah menunjukkan kemajuan. Di saat yang sama, militer Israel memamerkan sejumlah besar senjata yang disita di Lebanon Selatan, termasuk amunisi buatan Tiongkok dan Rusia.
ETIndonesia. Dalam pidatonya di parlemen pada Senin (23/12), Netanyahu mengatakan bahwa negosiasi terkait gencatan senjata dan pembebasan sandera sedang mengalami kemajuan.
“Ada kemajuan dalam negosiasi ini. Saya tidak tahu berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan. Kami akan terus bekerja tanpa henti dengan segala cara hingga kami membawa semua sandera pulang dari wilayah musuh,” katanya.
Netanyahu juga menegaskan bahwa Israel telah meraih kemenangan besar di beberapa front, dan tekanan militer telah memaksa para pemimpin Hamas untuk melunak dari sikap keras mereka sebelumnya.
“Bersama dengan teman-teman Amerika kami, saya berencana memperluas Perjanjian Perdamaian Abraham. Dengan demikian, kami akan mengubah wajah Timur Tengah secara signifikan,” ujarnya.
Pada hari yang sama, militer Israel mengumumkan bahwa dalam operasi militernya di Lebanon Selatan melawan Hizbullah, mereka telah menyita sejumlah besar senjata, termasuk amunisi buatan Tiongkok dan Rusia.
Juru bicara militer Israel, Letkol Nadav Shoshani: “Sebagian besar senjata ini adalah senjata Iran yang dikirim melalui Suriah. Namun, ada juga berbagai jenis lainnya. Beberapa buatan Rusia, beberapa buatan Tiongkok, dan ada juga yang diproduksi secara lokal oleh Hizbullah.”
Pada bulan lalu, Israel dan Hizbullah di Lebanon menandatangani perjanjian gencatan senjata. Shoshani mengungkapkan bahwa selama perang, Hizbullah meluncurkan 18.000 roket dan rudal.
Sementara itu, pada hari yang sama, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa kelompok milisi seperti Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) harus dibubarkan.
“Tidak ada tempat di masa depan Suriah dan kawasan kami untuk organisasi teroris seperti ISIS dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK),” ujar Recep Tayyip Erdogan.
Dua minggu setelah mengambil alih kekuasaan, pemimpin baru Suriah Ahmed al-Sharaa baru-baru ini menyatakan bahwa semua senjata di wilayah Suriah, termasuk yang dimiliki oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi, akan berada di bawah kendali negara. (Hui)
Sumber : NTDTV.com