Lebih dari 30 Orang dari Klub Kebugaran Shanghai Diduga Diperdagangkan ke Myanmar, Ayah dari Seorang Manajer Mengonfirmasi: Sudah Hilang Kontak Selama 3 Bulan

  • Kasus warga Tiongkok yang terus-menerus ditipu dan dijual ke kawasan penipuan di Myanmar terus menjadi sorotan. 
  • Baru-baru ini, muncul kabar bahwa lebih dari 30 orang dari sebuah klub kebugaran di Shanghai hilang kontak setelah melakukan perjalanan ke Thailand, memicu perhatian luas. 
  • Namun hingga kini, belum ada konfirmasi resmi dari pihak berwenang atau laporan dari media pemerintah. Ayah dari manajer klub, “Huang Jifu,” mengonfirmasi bahwa lebih dari 30 staf telah hilang kontak selama 3 bulan.

ETIndonesia. Baru-baru ini, di grup percakapan WeChat daratan Tiongkok, tersebar informasi bahwa lebih dari 30 karyawan Klub Kebugaran Will’s Panyu Road, Shanghai, bersama manajer mereka “Huang Jifu,” melakukan perjalanan ke Thailand untuk kegiatan perusahaan, tetapi kemudian hilang kontak. Sebuah email permintaan bantuan yang diklaim dikirim oleh “Huang Jifu” pada 8 Januari juga beredar.

Dalam tangkapan layar email tersebut, disebutkan bahwa mereka ditahan di kawasan Apollo di Myawaddy, Myanmar, oleh perusahaan bernama Zuo Cheng Group. 

Dalam email itu, ia juga mencantumkan nomor telepon kakak dan ayahnya, serta meminta agar kejadian ini tidak disebarluaskan untuk menghindari ancaman kekerasan. Setelah email tersebut ditemukan, dikabarkan bahwa orang tersebut telah dibunuh.

Mengetahui kabar ini, seorang jurnalis independen di Thailand, “007 di Dunia PR,” mencoba menghubungi kakak “Huang Jifu” melalui telepon Thailand dan Tiongkok pada 16 Januari. Namun, panggilan tersebut langsung diputus.

Pada 17 Januari pukul 08.24 pagi, “007 di Dunia PR” akhirnya berhasil menghubungi ayah “Huang Jifu” melalui telepon. Ayahnya langsung mengonfirmasi, “Memang benar mereka hilang kontak, dan sudah 3 bulan.”

Ayah “Huang Jifu” juga menjelaskan bahwa mereka hilang kontak sejak 6 Oktober 2024, bertepatan dengan libur panjang Golden Week. Hal ini sesuai dengan informasi bahwa mereka ditipu untuk pergi ke Thailand selama liburan, lalu dijual ke Myanmar.

Dari percakapan yang tersebar, diduga bahwa mereka ditipu oleh General Manager Regional perusahaan, “Wu Haifeng,” yang mengatur perjalanan ke Thailand sebelum para staf dipindahkan ke cabang lain. Tanpa curiga, lebih dari 30 orang setuju untuk pergi, tetapi semuanya hilang kontak setelah tiba di Thailand. Hingga “Huang Jifu” mengirimkan email permintaan bantuan pada 8 Januari, baru diketahui bahwa mereka telah dijual ke kawasan penipuan di Myanmar.

Ayah “Huang Jifu” juga menyebut bahwa laporan kehilangan sudah diajukan sejak awal, tetapi tidak ada panggilan telepon atau permintaan tebusan sejak hilangnya mereka.

Semakin banyak informasi menunjukkan bahwa dalang di balik kawasan penipuan di Myanmar adalah warga Tiongkok sendiri. Banyak warga Tiongkok yang diculik dan dibawa ke kawasan ini, tetapi laporan ke polisi sering kali tidak membuahkan hasil. Bahkan, polisi PKT dikabarkan tidak memproses kasus ini.

Seorang pemilik perusahaan perjalanan di Guizhou, Xing Weilin, yang pernah ditipu ke kawasan Myawaddy di Myanmar, berhasil melarikan diri. Dalam wawancaranya, ia menekankan bahwa “Semua pemilik kawasan itu bukan penduduk setempat, mereka pasti orang Tiongkok. Semua perusahaan elektronik di kawasan itu juga dimiliki oleh orang Tiongkok. Orang Tiongkok menipu sesama orang Tiongkok. Ini benar-benar menyakitkan.”

Terkait kabar bahwa pemilik kawasan KK di Myanmar telah ditangkap, Xing Weilin mengatakan, “Dalang sesungguhnya tidak akan pernah diketahui. Yang ditangkap hanya bawahan kecil.”

Menurut Xing, meskipun salah satu pemilik kawasan ditangkap, operasional kawasan tersebut tetap berjalan. “Kawasan KK yang berisi lebih dari 9.000 orang memiliki target harian sebesar RMB.1 miliar . Jika tidak tercapai, semua orang akan menerima hukuman. Bayangkan, hukuman atas target harian sebesar itu. Jadi, orang yang ditangkap hanyalah orang di garis depan. Di baliknya masih ada kekuatan yang lebih besar.” (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS