ETIndonesia. Menteri Luar Negeri AS yang baru, Marco Rubio, pada hari pertama menjabat langsung memimpin “Dialog Keamanan Empat Negara” (Quad) dengan para Menlu Australia, Jepang, dan India. Pertemuan ini mengirimkan sinyal kepada dunia bahwa melawan Partai Komunis Tiongkok (PKT) adalah salah satu prioritas utama pemerintahan baru.
“Segala yang kami lakukan harus diukur dengan menjawab tiga pertanyaan ini: Apakah ini membuat kita (Amerika Serikat) lebih kuat? Apakah ini membuat kita lebih aman? Apakah ini membuat kita lebih makmur? Jika tidak memenuhi salah satu dari ketiga hal tersebut, maka kami tidak akan melakukannya,” ujarnya.
Setelah dilantik sebagai Menteri Luar Negeri, Rubio memasuki kantor Departemen Luar Negeri di tengah sorak sorai.
Dalam pidatonya, ia menyatakan akan secara tegas mendukung dan melaksanakan kebijakan “America First” dari Presiden Trump.
“Tugas ini adalah memastikan kebijakan luar negeri kami berpusat pada satu prinsip, yaitu mempromosikan kepentingan nasional kami,” ujarnya.
Wartawan NTD melaporkan, “Pada hari pertama menjabat, Menlu Rubio langsung bekerja dan pada Selasa (21 Januari), ia bertemu dengan Menlu India, Jepang, dan Australia di Washington dalam pertemuan ‘Dialog Quad.’ Keempat negara peserta ini sama-sama khawatir dan prihatin atas sikap PKT yang semakin agresif dalam hubungan internasional.”
Rubio telah dua kali dikenai sanksi oleh PKT karena perhatiannya terhadap isu-isu HAM di Tiongkok. Para netizen yang jeli menemukan bahwa otoritas PKT diam-diam telah mengubah nama Mandarin “Rubio” menjadi “Lubuio.”
Pada Selasa, dalam konferensi pers Kementerian Luar Negeri PKT, ketika ditanya apakah PKT akan mempertimbangkan untuk mencabut sanksi terhadap diplomat tertinggi AS, juru bicara Kemenlu PKT, Guo Jiakun, menghindari topik tersebut dan hanya mengatakan bahwa pejabat tinggi AS dan Tiongkok harus tetap berkomunikasi.
Selain itu, pada Selasa malam, Presiden AS Donald Trump dalam menjawab pertanyaan wartawan, beberapa kali menyinggung isu-isu terkait Tiongkok.
Ia mengatakan bahwa jika TikTok dilarang di AS, maka platform itu akan menjadi tidak bernilai. Trump menyatakan ingin seseorang membeli TikTok dan memberikan setengahnya kepada AS sebagai imbalan atas izin operasional TikTok.
Mengenai tarif, ia mengatakan sedang mempertimbangkan mengenakan tarif 10% pada produk-produk Tiongkok, untuk meminta pertanggungjawaban atas penyebaran fentanyl ke AS. Ia juga menyebut bahwa PKT adalah “pemeras” (abuser), dan hanya melalui tarif dapat tercipta keadilan. (Hui)
Sumber : NTDTV.com