Pada hari pelantikannya selaku Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menandatangani serangkaian perintah eksekutif yang sebagian besar terkait dengan Tiongkok. Bagaimana dampaknya terhadap arah hubungan AS-Tiongkok di masa mendatang? Berikut analisis dari para ahli. “Era keemasan Amerika dimulai sekarang. Hari ini, saya akan menandatangani serangkaian perintah eksekutif bersejarah,” katanya.
ETIndonesia. Pada Senin (20/1/2025), setelah dilantik, Trump dengan cepat menandatangani beberapa perintah eksekutif, termasuk menarik AS dari Paris Climate Agreement dan World Health Organization (WHO), serta menunda pelaksanaan Undang-undang “jual atau dilarang” TikTok selama 75 hari.
Pada hari yang sama, Trump menyatakan sedang mempertimbangkan untuk mengenakan tarif 25% pada barang impor dari Meksiko dan Kanada mulai 1 Februari, meskipun ia tidak secara khusus menyebutkan tarif baru untuk barang Tiongkok.
Namun, dalam sesi tanya jawab dengan wartawan, Trump mengungkapkan bahwa nasib TikTok sangat terkait dengan tarif Tiongkok. Jika pihak PKT menolak menjual setengah dari saham TikTok kepada AS, Trump menyatakan ia “tentu saja” dapat memberlakukan tarif impor 100% pada barang Tiongkok.
Ekonom dari Washington Institute for Information and Strategy, Li Hengqing berkata “Saya yakin saat ini semua pihak sedang menunggu reaksi dari Zhongnanhai (pusat kekuasaan Partai Komunis TIongkok). Tampaknya, Zhongnanhai belum memahami sepenuhnya posisi Trump, dan dunia pun masih belum mengetahui sejauh mana batas kebijakannya.”
Menurut memorandum perdagangan yang ditandatangani Trump, ia menginstruksikan Kantor Perwakilan Dagang AS untuk mengevaluasi kinerja Tiongkok setelah perjanjian perdagangan “fase pertama” yang ditandatangani pada 2020. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, tindakan yang sesuai, termasuk tarif, akan diputuskan.
Dalam perjanjian perdagangan tersebut, Trump meminta Tiongkok untuk memperluas pembelian produk ekspor AS senilai 200 miliar dolar dalam dua tahun. Namun, PKT gagal memenuhi janji tersebut.
“Tekanan maksimum semacam ini adalah gaya Trump. Jadi saya pikir, dalam persaingan atau sengketa perdagangan AS-Tiongkok ke depan, pada akhirnya harus ditemukan solusi,” kata Li Hengqing.
Baru-baru ini, media milik PKT mulai menghapus laporan-laporan “anti-Amerika” dan menggantinya dengan artikel tentang “persahabatan AS-Tiongkok.” Saat Trump kembali ke Gedung Putih, Reuters melaporkan bahwa Beijing merasa penuh harapan namun juga diliputi kecemasan. Semua pihak kini memantau dengan saksama bagaimana perang tarif antara AS dan Tiongkok akan berkembang.
“Melihat situasi saat ini, kompetisi AS-Tiongkok atau bahkan perang dingin AS-Tiongkok sudah menjadi tren yang tak terelakkan. Trump, dengan kebijakan yang memprioritaskan kepentingan Amerika, tidak punya pilihan selain menghadapi berbagai konflik dengan PKT di kawasan Asia-Pasifik, ekonomi, perdagangan internasional, dan diplomasi,” ujar Pengamat politik Zhou Ziding. (Hui)
Sumber : NTDTV.com