EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa dia ingin mencapai kesepakatan dengan Ukraina yang memungkinkan AS menerima logam tanah jarang sebagai imbalan atas bantuan militer Amerika.
Selain itu, Trump juga mendesak negara-negara Eropa untuk meningkatkan kontribusi mereka dalam mendukung Ukraina, karena menurutnya, bantuan yang diberikan Eropa masih tertinggal jauh dibandingkan AS.
Trump: “Bantuan untuk Ukraina Harus Ada Jaminan”
Berbicara dari Oval Office di Gedung Putih pada 3 Februari, Trump menegaskan: “Kami ingin mencapai kesepakatan dengan Ukraina di mana mereka menyediakan logam tanah jarang dan sumber daya lainnya sebagai jaminan atas bantuan yang kami berikan kepada mereka.”
Menurut Trump, Amerika telah menggelontorkan sejumlah besar uang dan persenjataan untuk Ukraina, sementara negara itu memiliki cadangan logam tanah jarang yang melimpah—bahan yang sangat penting dalam industri teknologi tinggi dan militer modern.
Dia ingin memastikan bahwa pengorbanan Amerika memberikan keuntungan nyata bagi kepentingan nasional AS.
Trump juga mengkritik negara-negara Eropa yang menurutnya tidak berkontribusi secara proporsional terhadap Ukraina.
“Eropa harus memberikan dukungan yang sama besarnya dengan Amerika Serikat. Faktanya, mereka tertinggal miliaran dolar dibandingkan kita,” katanya.
Menurut laporan Associated Press (AP), Trump mengisyaratkan bahwa Pemerintah Ukraina terbuka untuk membahas kesepakatan ini, karena mereka menyadari pentingnya logam tanah jarang bagi perekonomian dan keamanan nasional Amerika Serikat.
Trump Bertekad Mengakhiri Perang Rusia-Ukraina
Sebelumnya, Trump berjanji bahwa ia akan mengakhiri perang Rusia-Ukraina dengan cepat, dan menurutnya, perundingan ke arah itu sudah berlangsung.
“Kami telah membuat banyak kemajuan dalam menyelesaikan masalah Rusia dan Ukraina. Mari kita lihat bagaimana hasilnya. Kami akan mengakhiri perang yang tidak masuk akal ini,” kata Trump
Di pihak Ukraina, Presiden Volodymyr Zelenskyy mengonfirmasi bahwa timnya telah melakukan komunikasi dengan pemerintahan Trump.
Namun, dia menyebut bahwa diskusi masih berada dalam tahap awal, dan dia mengharapkan pertemuan langsung dengan Trump dalam waktu dekat untuk membahas perjanjian yang lebih konkret.
Apakah Perang Akan Berlanjut Lebih Lama?
Rencana Trump untuk menukar bantuan dengan logam tanah jarang memicu kekhawatiran bahwa perang Rusia-Ukraina mungkin tidak akan segera berakhir.
Sementara itu, pengamat geopolitik Yuan Hongbing, seorang ahli hukum yang berbasis di Australia, mengatakan bahwa Trump kemungkinan akan fokus menangani ancaman Tiongkok setelah menyelesaikan perang Rusia-Ukraina.
“Trump telah menunjuk sejumlah pejabat kabinet yang keras terhadap Partai Komunis Tiongkok (PKT). Dia memahami bahwa ancaman terbesar bagi Amerika bukanlah Rusia, melainkan Tiongkok.”
Namun, Yuan memperingatkan bahwa Trump bisa saja mencoba menenangkan Beijing sementara waktu dengan harapan dapat segera menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina dan mengalihkan fokus sepenuhnya ke Tiongkok.
Menurutnya, Beijing sangat waspada terhadap strategi Trump untuk menarik Rusia ke pihak AS. Ini terlihat dari langkah Presiden Xi Jinping yang langsung menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin setelah Trump menjabat, menegaskan bahwa hubungan Tiongkok-Rusia tetap solid.
“Xi Jinping bahkan telah menginstruksikan intelijen Tiongkok untuk secara ketat memantau interaksi antara AS dan Rusia.”
Namun, Yuan percaya bahwa Trump akan segera menyadari bahwa berharap Tiongkok membantu menyelesaikan perang Ukraina adalah seperti “meminta harimau untuk menjadi vegetarian”—hampir mustahil.
“Ketika saatnya tiba, bentrokan antara Amerika Serikat dan rezim totaliter Tiongkok akan mencapai tingkat konfrontasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Kesimpulan
- Trump ingin AS menerima logam tanah jarang sebagai imbalan atas bantuan militer ke Ukraina, dengan alasan bahwa bantuan AS harus memberikan keuntungan bagi kepentingan nasional.
- Trump menekan Eropa untuk memberikan dukungan ke Ukraina yang setara dengan AS, karena bantuan mereka masih tertinggal jauh.
- Zelensky mengonfirmasi bahwa timnya telah berkomunikasi dengan Trump, meskipun diskusi masih berada dalam tahap awal.
- Trump berjanji akan mengakhiri perang Rusia-Ukraina dengan cepat, tetapi rencana tukar bantuan dengan sumber daya alam bisa memperpanjang konflik.
- Tiongkok sangat waspada terhadap strategi Trump yang mungkin akan menarik Rusia ke pihak AS, dan telah mulai meningkatkan pengawasan terhadap hubungan Washington-Moskow.
- Jika Trump menyadari bahwa Tiongkok tidak akan membantu mengakhiri perang Ukraina, konfrontasi antara AS dan Tiongkok bisa semakin meningkat.
Dengan dinamika geopolitik yang terus berkembang, negosiasi antara AS, Ukraina, Rusia, dan Tiongkok akan sangat menentukan arah perang dan kestabilan global dalam beberapa bulan ke depan. (jhn/yn)