Trump Resmi Teken Kebijakan “Tarif Resiprokal Global”

EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya resmi menandatangani perintah eksekutif terkait kebijakan “Tarif Resiprokal Global”. Ia mengumumkan bahwa AS akan menerapkan tarif yang setara terhadap semua negara yang mengenakan tarif atas produk AS.

Presiden AS Donald Trump: “Demi keadilan dalam perdagangan, saya telah memutuskan untuk mengenakan tarif resiprokal terhadap negara lain. Artinya, berapa pun tarif yang mereka kenakan terhadap barang-barang AS, kami akan membalas dengan jumlah yang sama. Tidak lebih, tidak kurang – benar-benar tarif yang setara.”

Berdasarkan perintah eksekutif ini, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer akan bertanggung jawab dalam menyusun rincian kebijakan tarif. Mereka akan menganalisis tarif dan hambatan non-tarif yang diterapkan oleh negara lain terhadap produk AS, lalu menetapkan kebijakan tarif balasan yang sesuai.

Trump menegaskan bahwa selama ini banyak negara mengenakan tarif tinggi terhadap produk AS, sementara tarif yang dikenakan AS terhadap mereka relatif rendah. Ketidakseimbangan ini, menurutnya, akan diperbaiki melalui kebijakan baru ini.

Pelaksanaan tarif resiprokal akan dilakukan secara bertahap. Dalam beberapa bulan ke depan, pemerintah AS akan mengidentifikasi negara dan produk yang terdampak serta menyusun langkah-langkah tarif yang sesuai. Negara-negara yang terkena dampak dapat bernegosiasi dengan AS untuk mendapatkan pengecualian atau penyesuaian tarif.

Dampak dan Reaksi Global

Para analis memperingatkan bahwa kebijakan ini berpotensi memperburuk ketegangan perdagangan global. Beberapa negara mungkin melakukan aksi balasan dengan menaikkan tarif terhadap barang-barang AS. Selain itu, biaya tarif tambahan kemungkinan akan dibebankan kepada konsumen dan bisnis AS, yang bisa menyebabkan kenaikan harga barang dan mendorong inflasi.

Namun, pemerintahan Trump meyakini bahwa kebijakan tarif ini akan mengoreksi praktik perdagangan yang tidak adil, mendorong pertumbuhan industri manufaktur AS, dan melindungi kepentingan pekerja AS.

Penandatanganan kebijakan tarif ini bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri India, Narendra Modi, ke AS. India dikenal sebagai salah satu negara yang mengenakan tarif tinggi terhadap produk AS. Diperkirakan, kedua pemimpin akan membahas masalah perdagangan dan kemungkinan penyesuaian tarif dalam pertemuan mereka. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS