EtIndonesia. Sebagai bagian dari resolusi Tahun Barunya untuk menurunkan berat badan setelah Tahun Baru Imlek, seorang pria di Henan, Tiongkok melakukan 20 push-up berturut-turut diikuti dengan lompat tali.
Namun, resolusi kebugarannya berubah menjadi berbahaya ketika dia bangun keesokan harinya dengan nyeri dada yang parah—yang menyebabkan kunjungan ke rumah sakit, di mana dia didiagnosis dengan paru-paru kolaps.
Menurut Stasiun Radio dan Televisi Henan, pria itu awalnya menyelesaikan 20 push-up sekaligus tetapi merasa itu tidak cukup, jadi dia melanjutkan dengan lompat tali.

Keesokan paginya, dia merasakan sesuatu yang tampak seperti ketegangan otot di dadanya.
Seiring berjalannya hari, dia mulai mengalami sesak napas, terutama saat menaiki tangga.
Akhirnya, rasa sakitnya semakin parah, terasa seolah-olah tulang rusuknya ditarik terpisah, mendorongnya untuk mencari perhatian medis.
Setelah pemeriksaan medis, dokter mendiagnosisnya dengan pneumothoraks spontan, suatu kondisi di mana udara bocor ke dalam ruang antara paru-paru dan dinding dada, yang menyebabkan paru-paru kolaps.
Pemindaian medis menunjukkan adanya lubang kecil di paru-paru kanannya, yang telah menyusut hingga sepertiga dari ukuran normalnya.

Meskipun lubang tersebut awalnya kecil, dokter memperingatkan bahwa lubang tersebut dapat membesar, yang menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.
Jika tidak diobati, tekanan yang meningkat di dadanya dapat menekan jantung dan paru-parunya, yang berpotensi fatal.
Untungnya, dia segera mencari pertolongan medis untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Paru-paru memainkan peran penting dalam performa olahraga, tetapi tekanan yang berlebihan dapat menyebabkan cedera.
Selama aktivitas fisik yang intens, pernapasan menjadi cepat dan dalam, meningkatkan tekanan dan volume darah di paru-paru. Hal ini dapat merusak kapiler, yang menyebabkan kerusakan paru-paru.
Dokter menyarankan untuk tidak melakukan latihan intensitas tinggi yang ekstrem atau tiba-tiba, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan olahraga berat.
Kelelahan yang berlebihan dan teknik pernapasan yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko cedera paru-paru. (yn)
Sumber: mustsharenews