Taiwan Dikabarkan Berencana Membeli Senjata Senilai Puluhan Miliar Dolar AS,  Pakar : Taiwan Mungkin akan Mendapat Dukungan Trump

EtIndonesia. Laporan Reuters menyebutkan Taiwan sedang merencanakan anggaran pertahanan khusus yang akan difokuskan pada amunisi presisi, peningkatan pertahanan udara, sistem komando dan kontrol, perlengkapan cadangan militer, serta teknologi anti-drone. 

Saat ini, Taiwan tengah bernegosiasi dengan Amerika Serikat untuk membeli senjata senilai 7 hingga 10 miliar dolar AS, sebagai bukti komitmennya dalam memperkuat pertahanan nasional.

“Kami tidak akan mengomentari laporan anonim yang dikutip oleh Reuters. Namun, Kementerian Pertahanan selalu menyesuaikan rencana pembangunan militer lima tahunan berdasarkan ancaman yang ada,”  kata Direktur Perencanaan Pembangunan Militer Kementerian Pertahanan Taiwan, Ong Yu-Heng, menanggapi laporan tersebut. 

“Dalam upaya ini, kami mengevaluasi berbagai opsi, termasuk pembelian senjata dari luar negeri, penjualan komersial, serta produksi dalam negeri. Dengan demikian, pembelian senjata dari luar negeri bukan satu-satunya pilihan,” ujarnya. 

Banyak pihak percaya bahwa rencana Taiwan membeli senjata dalam jumlah besar ini dapat memperoleh dukungan dari Presiden AS, Donald Trump.

Menurut seorang blogger militer terkenal, Mark, ada dua alasan utama Taiwan melakukan pembelian ini:

  1. Memperkuat kekuatan militer domestik.
  2. Mengurangi surplus perdagangan dengan AS, sesuatu yang selama ini menjadi perhatian besar bagi Trump.

“Di periode pertama kepresidenannya, Trump sangat mendukung penjualan senjata ke Taiwan, termasuk jet tempur F-16V dan tank M1A2T, yang merupakan kesepakatan militer dengan nilai besar.”

Trump Tidak Peduli dengan Reaksi PKT

Wakil Profesor Ilmu Politik Universitas Nasional Taiwan, Chen Shih-Min, berpendapat bahwa kebijakan Trump terkait penjualan senjata ke Taiwan tidak mempertimbangkan reaksi PKT.

“Trump tidak peduli apakah PKT senang atau tidak dengan penjualan senjata ke Taiwan.”

Sebelum menjabat kembali, Trump beberapa kali mengkritik Taiwan karena kurang berinvestasi dalam pertahanan diri, serta menyoroti dominasi Taiwan di industri semikonduktor sebagai tidak adil. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat Taiwan mengenai komitmen AS dalam membela pulau itu.

Namun, menurut pengamat politik, Trump lebih cenderung memisahkan isu Taiwan dari hubungan AS-Tiongkok.

“Fokus utama Trump adalah mencegah perang di Selat Taiwan. Selain itu, perhatian utamanya adalah industri semikonduktor Taiwan, apakah produksi chip harus dipindahkan ke AS, serta tarif perdagangan dan penjualan senjata. Trump juga pernah secara terbuka menyatakan bahwa jika PKT menyerang Taiwan, dia akan memberlakukan tarif 100% hingga 200% terhadap PKT, atau bahkan mempertimbangkan untuk mengebom Tiongkok.”

Pemerintahan Trump baru-baru ini kembali menegaskan bahwa strategi militer utama AS adalah memperkuat kehadiran di kawasan Indo-Pasifik guna menghadapi ancaman PKT. Meskipun AS masih menerapkan kebijakan “strategic ambiguity” (strategi ambigu) terhadap Taiwan, namun kebijakan ini tetap memberikan efek pencegahan terhadap PKT. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS