EtIndonesia. Apakah ada tanda-tanda sebelum seseorang meninggal? Banyak kejadian yang membuktikan bahwa sebelum kematian, sering muncul tanda-tanda tertentu, bahkan ada orang yang dapat meramalkan kapan dirinya atau orang lain akan meninggal dunia.
Winston Churchill Meramalkan Tanggal Kematian Dirinya
Mendiang Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill, pernah mengalami beberapa kali stroke di masa tuanya dan akhirnya wafat pada 24 Januari 1965. Cucunya, Celia Sandys, mengungkapkan bahwa sejak 10 tahun sebelum kematiannya, Churchill sudah memperkirakan bahwa dia akan meninggal pada tanggal yang sama dengan ayahnya.
Menurut Celia, selama beberapa tahun sebelumnya, Churchill pernah mengatakan bahwa dia akan meninggal pada tanggal yang sama dengan ayahnya, Randolph Churchill, yang merupakan mantan Menteri Keuangan Inggris. Randolph Churchill meninggal pada 24 Januari 1895.
Pada ulang tahunnya yang terakhir, 30 November 1964, Churchill menyatakan bahwa umurnya tidak akan lama lagi.
Celia mengatakan: “Pada pagi hari tanggal 24 Januari, kami semua berkumpul di sekitar tempat tidurnya untuk mengucapkan perpisahan. Dia benar-benar meninggal tepat 70 tahun setelah kematian ayahnya, ini sungguh luar biasa.”
Perdana Menteri Lebanon Meramalkan Kematian Dirinya
Sebelum terbunuh dalam serangan bom, Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri sudah memiliki firasat tentang kematiannya.
Dalam wawancara dengan The Times, politisi Lebanon Walid Jumblatt mengungkapkan: “Saya tidak akan pernah melupakan kata-katanya kepadaku: ‘Akhirnya saatnya telah tiba, kau dan aku mungkin tidak akan bisa menghindarinya.’”
Beberapa hari setelah ucapannya itu, sebuah ledakan besar benar-benar membuktikan ramalan kematiannya.
Pada pukul 13: 00 siang tanggal 14 Februari, ketika konvoi kendaraan Hariri yang terdiri dari empat mobil mewah dan sebuah mobil pengawal melintas di depan Hotel Saint George, terjadi ledakan hebat. Dalam sekejap, mobil yang ditumpangi Hariri terperangkap dalam kobaran api.
Bocah yang Takut Pergi ke Sekolah
Di Sekolah Dasar Sandy Hook di Connecticut, Amerika Serikat, seorang siswa bernama Logan Dryer tiba-tiba mulai mengalami kecemasan yang parah pada Desember 2012. Ibunya membawanya ke dokter, tetapi dokter tidak menemukan masalah apa pun. Guru-gurunya juga mencoba menenangkannya, tetapi Logan semakin takut dan akhirnya menolak pergi ke sekolah.
Dia bahkan berteriak kepada ibunya: “Aku tidak mau ke sekolah! Sekolah bukan tempat yang aman, aku sangat takut!”
Dua minggu kemudian, terjadi penembakan massal di sekolah tersebut yang menewaskan enam orang dewasa dan 20 anak-anak. Setelah kejadian tragis itu, ibu Logan yakin bahwa putranya telah merasakan firasat akan adanya tragedi di sekolahnya.
Seorang Model Memimpikan Kematiannya Sendiri
Pada Hari Valentine tahun 2013, model asal Afrika Selatan, Reeva Steenkamp, tewas setelah ditembak empat kali oleh kekasihnya, Oscar Pistorius, seorang atlet yang dikenal sebagai “Blade Runner” karena menggunakan kaki prostetik. Pistorius mengklaim kepada polisi bahwa dia mengira pacarnya adalah seorang pencuri, sehingga dia menembaknya.
Setelah kejadian itu, ibu Steenkamp mengungkapkan kepada media bahwa sebelum kematiannya, putrinya telah menggambar sebuah lukisan aneh. Dalam lukisan tersebut, Steenkamp menggambarkan dirinya sebagai seorang malaikat berpakaian merah dengan tangan menutupi mulutnya, sementara seorang pria berdiri di kejauhan dengan pistol di tangannya.
Ibunya mengaku saat pertama kali melihat gambar itu, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Namun, dia tidak menyangka bahwa gambaran tersebut akan menjadi kenyataan. Dia yakin bahwa putrinya telah merasakan firasat akan kematiannya.
Perwira Angkatan Laut yang Meramalkan Kematian
Pada tahun 2000, kapal selam nuklir Rusia, Kursk, mengalami kecelakaan tragis dan tenggelam. Salah satu korban, perwira angkatan laut Dmitry Kolesnikov, tampaknya sudah memiliki firasat akan kematiannya.
Dalam sebuah wawancara, istrinya menangis dan berkata: “Saya tidak tahu kenapa, tetapi suami saya tampaknya sudah memiliki firasat akan kematiannya. Beberapa saat sebelum berangkat dalam misi terakhirnya, dia menulis sebuah puisi perpisahan yang menyayat hati.”
Dalam puisi tersebut, suaminya menuliskan:
“Meskipun aku benar-benar tidak ingin berpikir tentang kematian, tetapi ketika saat itu semakin dekat, aku ingin mengatakan kepadamu dengan lirih: ‘Sayangku, aku mencintaimu selamanya!’”
Seperti saat dia menulis puisi itu secara diam-diam, dia juga meninggalkan dunia ini tanpa ada yang menyadarinya.
Mimpi Buruk Tentang Kecelakaan Pesawat
Pada tahun 1970, seorang pria Amerika bernama David Booth mengalami mimpi buruk yang sama selama 10 hari berturut-turut. Dalam mimpinya, dia melihat sebuah pesawat keluar dari landasan, kemudian pesawat itu terbalik dan akhirnya meledak.
Merasa ada sesuatu yang tidak beres, dia segera melaporkan mimpinya kepada Administrasi Penerbangan Federal (FAA).
Beberapa hari kemudian, kecelakaan nyata terjadi. Pesawat American Airlines DC-10 penerbangan 191 mengalami masalah pada mesinnya saat hendak lepas landas, menyebabkan pesawat kehilangan keseimbangan, keluar dari landasan, dan akhirnya meledak.
Yang mengejutkan, setelah kecelakaan itu terjadi, David tidak lagi mengalami mimpi buruk tersebut.
Firasat Mengenai Serangan 9/11
Seorang pria Amerika bernama Barrett Naylor, adalah eksekutif keuangan yang bekerja di World Trade Center, dia mengalami firasat buruk yang menyelamatkan nyawanya dua kali.
Pada pagi hari 26 Februari 1993, saat hendak berangkat ke kantor, tiba-tiba dia merasa bahwa dia tidak boleh pergi bekerja hari itu. Dia merasa sangat tidak nyaman dan akhirnya memutuskan untuk menelepon kantor dan mengambil cuti.
Tak lama setelah itu, terjadi serangan bom di World Trade Center.
Pada pagi hari 11 September 2001, dia kembali mengalami firasat buruk yang kuat. Dia menelepon kantor untuk mengambil cuti dan memberi tahu rekan-rekannya tentang firasatnya.
Saat dia sampai di rumah, berita di televisi mulai menayangkan serangan teroris 9/11. Dia hampir tidak percaya bahwa firasatnya sekali lagi telah menyelamatkan nyawanya.
Penemuan Ilmiah Tentang Firasat Kematian
Dokter Amerika William Green, Steve Goldstein, dan Alex Morse (Transliterasi-red) telah meneliti fenomena kematian selama bertahun-tahun. Mereka menganalisis ribuan kasus kematian mendadak dan menemukan bahwa banyak orang memiliki firasat sebelum kematian mereka.
Namun, tanda-tanda ini tidak selalu berupa perkataan atau tindakan persiapan untuk kematian, melainkan perubahan psikologis yang tidak biasa—seperti perasaan mendalam bahwa mereka harus menyelesaikan semua urusan mereka.
Para dokter percaya bahwa rasa cemas yang tidak bisa dijelaskan ini mungkin disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh yang menandakan bahwa kematian akan datang.
Menurut Scientific Digest, para ilmuwan telah menemukan bahwa menjelang kematian, tubuh mengalami penurunan sistem kekebalan yang drastis.
Penelitian di laboratorium juga menunjukkan bahwa pada saat kematian, sel-sel dalam tubuh manusia melepaskan sinar radiasi kecil.
Fisikawan Polandia, Janusz Slawinski, percaya bahwa radiasi ini mengandung semua informasi tentang tubuh yang akan mati—termasuk kesadaran dan ingatan manusia.
Dengan kata lain, sebelum seseorang meninggal, tubuhnya memang memberikan tanda-tanda yang bisa dirasakan oleh dirinya sendiri maupun orang-orang di sekitarnya.(jhn/yn)