EtIndonesia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menanggapi pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyebutnya sebagai “Presiden 4%”. Untuk membantah klaim tersebut, Zelenskyy mengutip hasil survei dari Kyiv International Institute of Sociology (KIIS), yang menunjukkan bahwa tingkat dukungannya mencapai 57%. Namun, pengguna media sosial di platform X mengungkapkan bahwa lembaga survei tersebut sebenarnya dimiliki dan dikelola oleh sekutu Zelenskyy, yaitu Volodymyr Paniotto, seorang pejabat di Universitas Nasional Kyiv.
Lebih lanjut, Paniotto disebut memiliki hubungan dengan beberapa organisasi pendanaan Barat, termasuk National Endowment for Democracy (NED) dan Open Society Foundations milik George Soros.
Hubungan Lembaga Survei dengan Organisasi Barat
Dari tangkapan layar situs web KIIS, terlihat bahwa klien utama lembaga ini meliputi berbagai media dan organisasi yang didanai oleh negara-negara Barat, seperti:
- Deutsche Welle (DW) – Media milik Pemerintah Jerman
- Radio Free Europe – Media yang didanai oleh Pemerintah AS
- Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE)
- Serta beberapa LSM dan organisasi yang menerima pendanaan dari negara-negara Barat
Selain itu, berdasarkan rekam jejak pernyataannya, Paniotto diketahui sebagai pendukung setia Zelenskyy. Dia juga pernah mendukung gerakan Euromaidan pada tahun 2014, yang berujung pada penggulingan Presiden Viktor Yanukovych.
Tak hanya itu, Paniotto juga aktif menulis untuk Global Dialogue, sebuah platform yang menerima pendanaan dari:
- Klaus Schwab, Ketua World Economic Forum (WEF)
- National Endowment for Democracy (NED)
- Open Democracy, lembaga yang terkait dengan George Soros
Dugaan Konflik Kepentingan dan Keberpihakan Media
Sejumlah pengguna media sosial menuding bahwa KIIS, yang mengklaim sebagai lembaga survei independen, ternyata memiliki hubungan erat dengan media-media yang mendukung Zelenskyy. KIIS juga disebut menyediakan layanan bagi stasiun radio, media pro-pemerintah, serta tokoh dan kanal pro-Zelenskyy.
Mereka juga menyoroti bagaimana data yang dirilis oleh KIIS sering dikutip oleh media-media Barat, yang ironisnya juga turut memberikan dana bagi lembaga tersebut. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang netralitas dan independensi hasil survei yang digunakan untuk membantah klaim Trump.(jhn/yn)