Trump “Tegur” Zelenskyy, Eropa Percepat Penguatan Pertahanan

EtIndonesia. Keluhan terbuka Zelensykyy, bahkan perkataannya yang dianggap tidak sopan terhadap Presiden AS, memicu tanggapan keras dari pemerintahan Trump. Menghadapi ketegangan ini, Eropa pun mempercepat langkah-langkahnya untuk mengendalikan ketidakpastian terhadap prospek pertahanan mereka.

Trump menulis di media sosial Truth Social bahwa Zelensky adalah seorang “diktator yang tidak terpilih”. Kemudian, dalam pidatonya di sebuah konferensi di Miami, Trump kembali mengecam Zelensky.

Presiden AS Donald Trump: “Dia (Zelenskyy) sangat tidak senang karena tidak diundang. Dia tidak diundang ke Arab Saudi, tetapi jika dia mau, dia bisa pergi. Namun, sudah tiga tahun berlalu, dan dia tidak pernah mengadakan pertemuan atau menelepon siapa pun untuk menghentikan perang ini. Ini adalah hal yang mengerikan.”

Sekutu Trump, Elon Musk, turut mengkritik Zelenskyy dan memposting foto Zelenskyy bersama istrinya di sampul majalah mode.

Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, bersama para pemimpin Eropa lainnya, menyatakan dukungan mereka terhadap Zelensky.

Kremlin menyatakan bahwa komentar Zelenskyy terhadap Trump tidak dapat diterima dan tidak bisa ditoleransi. 

Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan keluhan Zelensky sebagai bentuk “histeria.” Putin juga mengonfirmasi bahwa dalam percakapan telepon dengan Trump, disepakati bahwa negosiasi harus melibatkan kedua belah pihak, Rusia dan Ukraina.

Di tengah memanasnya konflik antara Trump dan Zelensky, pada 20 Februari, utusan khusus AS untuk konflik Rusia-Ukraina, Keith Kellogg, bertemu dengan Zelensky di Kyiv. Namun, konferensi pers bersama yang awalnya dijadwalkan kemudian dibatalkan oleh pihak AS.

Dalam konferensi pers sore harinya di Gedung Putih, Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz, menyatakan bahwa Gedung Putih merasa “kecewa” setelah Zelensky melontarkan pernyataan yang dianggap menghina Presiden Trump.

Mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, meskipun tidak setuju dengan kritik Trump terhadap Zelensky, mengingatkan Eropa untuk memahami maksud di balik pernyataan Trump.

Dalam unggahannya, Johnson menulis: “Kapan kita, orang Eropa, berhenti terkejut oleh Trump dan mulai membantunya mengakhiri perang ini? Pernyataan Trump bukan untuk meninggalkan catatan sejarah yang akurat, melainkan untuk menggugah Eropa agar bertindak.”

Untuk merespons kemungkinan dialog langsung AS-Rusia terkait gencatan senjata di Ukraina dan tantangan pertahanan di masa depan, para pemimpin utama Eropa minggu ini telah mengadakan dua kali pertemuan darurat. 

Minggu depan, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan mengunjungi Gedung Putih. Setelah itu, para pemimpin Eropa akan berkumpul kembali.

Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menegaskan bahwa anggaran pertahanan negara-negara anggota NATO harus mencapai minimal 3% dari PDB. 

Sebelumnya, Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen telah menyatakan kesiapannya untuk memberikan fleksibilitas anggaran yang lebih besar kepada negara anggota agar mereka dapat meningkatkan investasi di bidang pertahanan.

Dalam hal ini, Denmark telah memimpin langkah pertama. Perdana Menteri Mette Frederiksen mengumumkan bahwa negaranya akan meningkatkan anggaran pertahanan sebesar 7 miliar dolar AS dalam dua tahun ke depan. Langkah ini membuat anggaran pertahanan Denmark mencapai standar baru yang diajukan oleh Rutte.

Selain itu, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengatakan kepada Bloomberg TV bahwa demi memperkuat pertahanan Eropa, mekanisme pinjaman bersama di tingkat Eropa sedang dipertimbangkan dan akan segera dipercepat.

Terkait jaminan keamanan yang diminta Ukraina, menurut laporan The Times dan Financial Times pada tanggal 20 Februari, Inggris dan Prancis bersedia mengirimkan sekitar 30.000 pasukan udara untuk menjamin keamanan Ukraina setelah tercapainya perjanjian gencatan senjata. Namun, hal ini memerlukan dukungan dari AS. Kremlin dengan tegas menentang rencana tersebut. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS