EtIndonesia. Amerika Serikat telah menyatakan keengganannya untuk terus mengeluarkan banyak dana bagi pertahanan Eropa. Lantas, apakah negara-negara Eropa memiliki kemampuan untuk mengelola pertahanan mereka sendiri tanpa bantuan AS? Berapa banyak dana yang dibutuhkan setiap tahun untuk itu? Dua think tank terkemuka Eropa baru-baru ini menyelesaikan sebuah laporan yang menyimpulkan bahwa Eropa sepenuhnya mampu menjalankan tugas ini.
Laporan yang diterbitkan pada Jumat, 21 Februari tersebut disusun oleh Bruegel, think tank independen Eropa, dan Kiel Institute dari Jerman. Laporan tersebut berpendapat bahwa negara-negara Eropa memerlukan investasi pertahanan sekitar 250 miliar euro per tahun, yang menurut mereka sepenuhnya dapat ditanggung oleh Eropa.
Pengeluaran pertahanan sebesar 250 miliar euro ini setara dengan 1,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Uni Eropa, dan dana ini cukup untuk membangun dan men-deploy pasukan yang terdiri dari 300.000 personel, yang mampu mengatasi ancaman dan agresi yang mungkin datang dari Rusia.
Laporan tersebut juga mendorong Eropa untuk melakukan koordinasi yang lebih erat dalam pertahanan dan mengambil pendekatan pengadaan bersama. Meski Eropa memiliki kekuatan finansial yang cukup, laporan tersebut menekankan bahwa koordinasi pertahanan di seluruh benua tetap merupakan tantangan besar bagi angkatan bersenjata setiap negara.
Menurut Reuters, hampir semua negara Eropa saat ini merasakan tekanan besar dari Presiden AS Donald Trump untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka dan memperkuat kapasitas pertahanan mereka. Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth pada minggu lalu memperingatkan Eropa untuk tidak menjadikan AS sebagai “dompet tak terhingga” yang menanggung biaya pertahanan Eropa.
Friedrich Merz, yang merupakan pesaing kuat dalam perebutan jabatan Kanselir Jerman dan Ketua Partai Uni Demokrat Kristen (CDU) Jerman, pada hari Kamis secara langsung mempertanyakan posisi AS di NATO ke depan. Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz meminta semua negara anggota NATO untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka menjadi 2% dari PDB pada batas waktu Juni tahun ini.
Laporan dari Bruegel dan Kiel Institute menyarankan Eropa untuk meningkatkan anggaran pertahanan tahunan mereka dari tingkat saat ini, yang mencapai 2% dari PDB, menjadi 4%, dengan setengahnya digunakan untuk pengadaan bersama dan melunasi pinjaman bersama, sementara setengahnya lagi harus dipenuhi oleh masing-masing negara.
Laporan itu juga mencatat bahwa sejak Rusia meluncurkan perang terhadap Ukraina, mereka telah secara signifikan meningkatkan kemampuan militernya, memobilisasi 700.000 tentara ke medan perang di Ukraina, serta secara drastis meningkatkan produksi tank dan kendaraan lapis baja.
Laporan tersebut menyatakan bahwa untuk menambah 50 brigade, Eropa akan membutuhkan sekitar 1.400 tank utama dan 2.000 kendaraan tempur infanteri, yang jumlahnya sudah melampaui total persediaan tank dan kendaraan lapis baja di angkatan darat Jerman, Prancis, Italia, dan Inggris.
“Secara ekonomi, ini sangat mungkin dilakukan… misalnya, jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sumber daya yang dimobilisasi selama pandemi COVID-19 untuk menangani krisis,” kutip Reuters dari pernyataan salah satu penulis laporan, Guntram Wolff.
Pemerintahan Trump baru-baru ini terus mendesak Eropa untuk meningkatkan bantuan militer dan bantuan lainnya untuk Ukraina. Sementara itu, Komisaris Pertahanan Uni Eropa Andrius Kubilius, dalam wawancara dengan Kyiv Independent di Munich Security Conference minggu lalu, mengatakan bahwa dukungan Eropa terhadap Ukraina sebenarnya tidak kalah banyak dari AS.
“Selama tiga tahun perang, Uni Eropa telah memberikan dukungan kepada Ukraina, termasuk bantuan militer, dukungan anggaran, dan bantuan kemanusiaan sekitar 134 miliar euro (sekitar 140 miliar dolar AS). Jika Anda menghitung bantuan serupa dari AS, itu sekitar 100 miliar dolar,” kata Kubilius.
Kubilius menambahkan bahwa dukungan Uni Eropa terhadap Ukraina melebihi AS sebesar 30%, sementara bantuan militer AS ke Ukraina sekitar 60 miliar dolar AS, dan bantuan militer Eropa sedikit lebih rendah, sekitar 50 miliar dolar AS.
Dia juga mencatat bahwa, di sisi lain, bantuan tahunan AS dan Uni Eropa untuk Ukraina tidak melebihi 0,1% dari PDB mereka masing-masing.
Kubilius juga menyebutkan bahwa anggaran pertahanan AS saat ini sekitar 3,5% dari PDB, sementara beberapa negara Eropa telah meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka hingga mencapai tingkat yang sama atau bahkan lebih tinggi.
“Misalnya, pengeluaran pertahanan Polandia mencapai 4,5% dari PDB, dan negara-negara Baltik telah mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka hingga 5% atau 6% dari PDB,” kata Kubilius.”Keputusan-keputusan ini tidak diambil karena permintaan dari Trump, tetapi karena ada seseorang bernama Putin,” ujar Kubilius kepada Kyiv Independent.(jhn/yn)