EtIndonesia. Elon Musk menanggapi laporan Reuters yang mengklaim bahwa Pemerintah AS mengancam akan memutuskan layanan Starlink di Ukraina jika negara tersebut tidak menerima kesepakatan terkait sumber daya mineral. Musk membantah tuduhan tersebut, menyebutnya sebagai “berita palsu” tetapi tidak memberikan bukti untuk mendukung klaimnya.
Laporan Reuters mengutip sumber yang menyatakan bahwa negosiasi antara AS dan Ukraina sedang berlangsung. Dikatakan bahwa Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menolak tawaran awal dari AS mengenai kesepakatan tersebut, namun Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa kesepakatan itu akan segera tercapai.
Sementara itu, Ketua Parlemen Ukraina, Ruslan Stefanchuk, mengungkapkan bahwa Ukraina berencana untuk menandatangani kesepakatan sumber daya alam dengan Amerika Serikat pada tanggal 24 bulan ini.
Menurut Reuters, dalam laporan yang diterbitkan pada 21 Februari, ada klaim bahwa AS mengancam untuk memutuskan akses Ukraina ke Starlink, yang sangat vital bagi Ukraina dalam hal komunikasi di medan perang, jika Ukraina menolak kesepakatan mineral yang ditawarkan.
Namun, Musk membantah tuduhan tersebut melalui media sosial, menyebutnya sebagai “berita bohong” yang disebarkan oleh Reuters.
Sebagai tanggapan atas kontroversi ini, Wakil Perdana Menteri Polandia, Krzysztof Gawkowski, menulis di Twitter bahwa Polandia telah membayar biaya Starlink untuk Ukraina dan akan terus melakukannya. Dia menyatakan ketidakpercayaannya jika ada pihak yang memutuskan untuk menghentikan kontrak layanan komersial yang melibatkan Polandia.
SpaceX mulai menyediakan layanan Starlink ke Ukraina setelah invasi penuh Rusia, memberikan Ukraina keunggulan penting dalam komunikasi medan perang. Namun, baru-baru ini, Elon Musk semakin kritis terhadap dukungan yang diberikan kepada Ukraina.Musk, yang kini menjadi orang terkaya di dunia, juga memimpin inisiatif dari pemerintah Trump yang dikenal dengan nama Department of Government Efficiency (DOGE), yang bertugas mengurangi pemborosan dalam anggaran federal. Musk pernah menyarankan agar USAID—sebuah lembaga yang memberikan bantuan kemanusiaan penting ke Ukraina—ditutup. (jhn/yn)