Keributan di Parlemen Serbia Saat Bom Asap dan Suar Meledak, Menyebabkan Sedikitnya 3 Orang Terluka

EtIndonesia. Sedikitnya tiga anggota parlemen terluka pada hari Selasa (4/3), salah satunya serius, setelah suasana kacau di parlemen Serbia, saat bom asap dan suar dilemparkan, yang semakin memicu ketegangan politik di negara Balkan tersebut.

Anggota parlemen dijadwalkan untuk memberikan suara pada undang-undang yang akan meningkatkan pendanaan untuk pendidikan universitas, tetapi partai oposisi mengatakan mayoritas yang berkuasa juga berencana untuk menyetujui lusinan keputusan lainnya. Mereka mengatakan ini ilegal dan bahwa anggota parlemen harus terlebih dahulu mengonfirmasi pengunduran diri Perdana Menteri Milos Vucevic dan pemerintahannya.

Keributan meletus sekitar satu jam setelah sesi parlemen dimulai, dengan anggota parlemen oposisi meniup peluit dan mengangkat spanduk bertuliskan : “Serbia telah bangkit sehingga rezim akan jatuh!” Ratusan pendukung oposisi berunjuk rasa di luar gedung parlemen selama sesi tersebut.

Rekaman video dari aula pertemuan menunjukkan bentrokan pertama antara anggota parlemen dan kemudian suar dan bom asap dilemparkan. Media Serbia mengatakan telur dan botol air juga dilemparkan. Para pejabat kemudian mengatakan tiga orang terluka dalam keributan tersebut.

Ketua parlemen Ana Brnabic, yang menuduh oposisi sebagai “geng teroris,” mengatakan salah satu dari mereka yang terluka berada dalam kondisi serius.

Tuntutan mahasiswa yang berunjuk rasa

Insiden tersebut mencerminkan krisis politik yang mendalam di Serbia, di mana protes antikorupsi selama berbulan-bulan telah mengguncang pemerintahan populis.

Vucevic mengundurkan diri pada bulan Januari ketika pemerintah menghadapi protes atas runtuhnya kanopi beton stasiun kereta api di utara Serbia pada bulan November yang menewaskan 15 orang dan yang oleh para kritikus disalahkan pada korupsi yang merajalela. Parlemen harus mengonfirmasi pengunduran diri perdana menteri agar hal itu berlaku.

Peningkatan dana pendidikan telah menjadi salah satu tuntutan mahasiswa Serbia yang berunjuk rasa, yang telah menjadi kekuatan pendorong utama di balik protes jalanan yang hampir setiap hari dimulai setelah runtuhnya kanopi pada tanggal 1 November di Novi Sad.

Menyerukan pemerintahan transisi

Partai-partai oposisi bersikeras bahwa pemerintah tidak memiliki kewenangan untuk mengeluarkan undang-undang baru. Anggota parlemen sayap kiri Radomir Lazovic mengatakan oposisi siap mendukung pengesahan RUU pendidikan yang diminta siswa, tetapi tidak mendukung keputusan lain yang tercantum dalam agenda majelis.

Lazovic mengatakan : “Kita hanya bisa membahas jatuhnya pemerintah.” Dia mengatakan satu-satunya jalan keluar dari krisis saat ini adalah pemerintahan transisi yang akan menciptakan kondisi untuk pemilihan umum yang bebas dan adil, tuntutan yang berulang kali ditolak oleh kaum populis yang berkuasa.

Presiden Serbia yang semakin otoriter Aleksandar Vucic dan Partai Progresif Serbia sayap kanan yang berkuasa telah mencengkeram kekuasaan dengan kuat dalam beberapa dekade terakhir meskipun secara resmi berupaya menjadi anggota Uni Eropa.

Banyak orang di Serbia percaya bahwa runtuhnya kanopi yang fatal itu adalah akibat dari pekerjaan yang ceroboh dan pengabaian peraturan keselamatan karena korupsi pemerintah.(yn)

FOKUS DUNIA

NEWS