EtIndonesia. Setelah perselisihan sengit antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di Gedung Putih, AS langsung menghentikan bantuan militer dan berbagi intelijen dengan Ukraina. Namun, Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz, memastikan bahwa Trump akan mempertimbangkan untuk melanjutkan bantuan tersebut jika Ukraina bersedia kembali ke meja perundingan dan berhasil membangun mekanisme kepercayaan tertentu.
Menurut laporan media, perselisihan tersebut terjadi pada 28 Februari saat Trump dan Zelenskyy membahas konflik Rusia-Ukraina. Ketegangan mencapai puncaknya, berakhir dengan suasana tidak menyenangkan. Hanya beberapa hari kemudian, pada 3 Maret, Trump mengumumkan penghentian bantuan militer untuk Ukraina, diikuti dengan pemutusan berbagi intelijen antara kedua negara.
Mekanisme Kepercayaan Jadi Kunci
Mike Waltz mengungkapkan bahwa Trump telah menerima surat dari Zelenskyy pada 4 Maret. Dalam surat tersebut, Ukraina menyatakan keinginannya untuk melanjutkan negosiasi dan menandatangani perjanjian di sektor pertambangan. Waltz menyebut surat ini sebagai “langkah pertama yang baik dan positif”. Saat ini, AS tengah mendiskusikan detail terkait tanggal dan lokasi perundingan damai.
Waltz juga menjelaskan upaya untuk membangun “mekanisme kepercayaan” guna menguji itikad baik Rusia. Meski tidak merinci mekanisme tersebut, Waltz menyebut Inggris dan Prancis telah mengusulkan gencatan senjata udara dan laut selama satu bulan di Ukraina sebagai cara untuk melihat apakah Rusia akan patuh. Zelenskyy menyatakan dukungannya terhadap proposal ini.
Menurut Waltz, Trump hanya akan mempertimbangkan untuk memulihkan bantuan kepada Ukraina jika melihat kedua belah pihak tulus dalam melakukan negosiasi dan terdapat kemajuan dalam mencapai perdamaian.
“Kita harus memastikan bahwa kedua belah pihak benar-benar melakukan negosiasi secara jujur, mencari sebagian perdamaian, lalu berlanjut menuju perdamaian abadi,” tegasnya.
Pidato Trump: “Kebangkitan Mimpi Amerika”
Pada 5 Maret pukul 10 pagi waktu setempat, Trump memberikan pidato pertamanya di Kongres dalam periode keduanya sebagai Presiden. Menurut pernyataan Gedung Putih, tema pidato ini adalah “Kebangkitan Mimpi Amerika” dan menekankan pencapaian bersejarah sejak ia menjabat. Trump juga mengumumkan bahwa AS akan memasuki “era keemasan”.
Dalam pidatonya, Trump mengklaim bahwa ekonomi AS sedang bangkit, masyarakat optimis terhadap masa depan, dan dia berkomitmen untuk menekan inflasi, memperbaiki kesejahteraan masyarakat, serta mempercepat berakhirnya perang Rusia-Ukraina.
Berbicara tentang perang Ukraina, Trump berjanji akan berusaha mengakhiri konflik yang dia sebut “kejam dan tidak perlu” ini. Dia juga mempertanyakan sejauh mana dukungan sekutu Eropa terhadap Ukraina.
“Amerika Serikat telah memberikan bantuan miliaran dolar kepada Ukraina, tetapi pengeluaran negara-negara Eropa untuk membeli energi dari Rusia masih jauh lebih besar daripada bantuan militer mereka untuk Ukraina,” kritik Trump.
Trump juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap pengeluaran besar pemerintahan Biden selama perang ini, yang menurutnya lebih tinggi dibanding sekutu Eropa. Dia menegaskan bahwa AS tidak seharusnya menanggung terlalu banyak tanggung jawab dan menyatakan akan lebih memprioritaskan kepentingan nasional.
Zelenskyy: Siap Mengikuti Kepemimpinan Trump
Menurut CNN, pada 5 Maret, Zelenskyy menulis di media sosial X (sebelumnya Twitter) bahwa Ukraina selalu berkomitmen pada perdamaian. Dia mengakui pertemuan di Gedung Putih pada 28 Februari tidak berjalan seperti yang diharapkan.
“Sekarang saatnya untuk mengembalikan segalanya ke jalur yang benar. Kami berharap kolaborasi dan komunikasi di masa depan akan lebih konstruktif,” tulis Zelenskyy.
Zelenskyy menegaskan kesiapan Ukraina untuk duduk di meja perundingan dan segera mewujudkan perdamaian abadi. Dia menyatakan kepercayaan dirinya pada kepemimpinan kuat Trump dan kesiapan timnya untuk mencapai kesepakatan damai jangka panjang.
Selain itu, dia juga menyebutkan kesiapan Ukraina untuk menandatangani perjanjian di sektor pertambangan dan keamanan, dalam bentuk apa pun dan kapan pun. Zelenskyy menilai kesepakatan ini sebagai langkah penting menuju jaminan keamanan yang lebih besar dan komitmen stabilitas yang kokoh.“Saya sangat berharap kesepakatan ini dapat mendorong implementasinya secara efektif,” pungkas Zelenskyy.(jhn/yn)