EtIndonesia. Kebakaran hutan yang terjadi di Kota Ōfunato, Prefektur Iwate, Jepang timur laut, sejak 26 Februari lalu telah menghanguskan lebih dari 2.000 hektare lahan. Saat ini, seorang pria dilaporkan meninggal dunia karena tidak sempat menyelamatkan diri.
Beruntung, sejak 5 Maret dini hari, salju mulai turun di Kota Ōfunato, yang kemudian berubah menjadi hujan. Hingga pukul 11.00 pagi pada 5 Maret, jumlah curah hujan telah mencapai 4,5 mm.
Jika hujan terus turun hingga puluhan milimeter, air akan meresap ke dalam tanah dan membantu memadamkan api yang masih membara di bawah permukaan, sehingga dapat mempercepat proses pemadaman.

Pemerintah Jepang memperkirakan bahwa kebakaran ini akan melampaui skala kebakaran hutan di Hokkaido pada tahun 1992. Hingga saat ini, lebih dari 4.500 warga telah menerima perintah evakuasi, dan Pasukan Bela Diri Jepang telah mengerahkan helikopter besar untuk melakukan pemadaman dari udara.
Kota Ōfunato merupakan salah satu wilayah yang paling parah terdampak gempa bumi dan tsunami pada 11 Maret 2011, yang menyebabkan sekitar 500 orang meninggal atau hilang, serta menghancurkan banyak rumah akibat gelombang tsunami. Kini, kota ini kembali dilanda bencana.
Penyebab utama kebakaran hutan yang terus meluas adalah kombinasi daun kering, cuaca kering berkepanjangan, serta angin kencang.

Curah hujan di wilayah tersebut selama Februari hanya 2,5 mm, atau hanya 6% dari rata-rata tahunannya.
Saat ini, beberapa perusahaan dan bisnis perikanan di kawasan itu terpaksa menghentikan operasional, dan masih belum diketahui kapan mereka bisa kembali beroperasi. (Hui)
Demikian laporan terbaru dari NTD Jepang