Trump Marah dan Siap Lakukan Langkah Besar: Tarik Pasukan AS dari Jerman

EtIndonesia. Menurut laporan media Inggris pada Jumat (7 Maret), Presiden AS,  Donald Trump tengah mempertimbangkan untuk menarik pasukan Amerika Serikat dari Jerman dan memindahkannya ke Hungaria. Sumber dari Gedung Putih menyebutkan bahwa Trump tidak puas dengan sikap Uni Eropa dalam konflik Ukraina, sehingga kemungkinan besar keputusan ini akan diambil. Saat ini, sekitar 35.000 personel militer AS ditempatkan di Jerman, tersebar di puluhan pangkalan militer, termasuk fasilitas penyimpanan senjata nuklir.

Trump Marah pada Eropa yang “Mendorong Perang”

Seiring dengan meningkatnya perbedaan pandangan antara pemerintahan Trump dan sekutu Eropa terkait kebijakan terhadap Rusia, Trump dikabarkan mempertimbangkan opsi penarikan atau penempatan ulang pasukan AS. Trump menegaskan pentingnya segera mencapai gencatan senjata dan menyalahkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy atas konflik yang terus berlanjut. Di sisi lain, Inggris dan sejumlah negara Uni Eropa tetap menyatakan dukungannya untuk Kyiv.

Seorang sumber dalam kepada Daily Mail mengungkapkan: “Trump merasa marah melihat Eropa seolah-olah terus mendorong terjadinya perang.”

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Brian Hughes, mengatakan: “Meski belum ada pengumuman resmi, militer AS selalu mempertimbangkan penyesuaian penempatan pasukan sesuai situasi global untuk menghadapi ancaman terkini.”

Kritik Trump terhadap Jerman Semakin Tajam

Trump sebelumnya sering mengkritik Jerman karena pengeluaran militernya yang dianggap tidak mencukupi. Baru-baru ini, penasihat Trump, Elon Musk, secara terbuka menyatakan dukungannya untuk partai oposisi sayap kanan Jerman, Alternative für Deutschland (AfD), yang memicu kontroversi. Selain itu, Wakil Presiden AS ,JD Vance pada bulan lalu juga mengkritik undang-undang kebebasan berbicara di Jerman saat menghadiri Konferensi Keamanan Munich, yang semakin memperkeruh hubungan kedua negara.

Jerman: “Tidak Bisa Lagi Bergantung pada AS”

Kanselir Jerman terpilih, Friedrich Merz, menuduh Trump sengaja memanaskan konflik dalam pertemuannya dengan Zelenskyy di Gedung Putih pada 28 Februari lalu. 

Merz mengatakan: “Jerman tidak bisa lagi bergantung pada Amerika Serikat untuk menjamin keamanan. Kita harus menunjukkan kemampuan pertahanan mandiri Eropa.”

Hungaria Mendukung Trump dan Menolak Bantuan Militer untuk Ukraina

Sebelumnya dalam pekan ini, Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban memblokir pernyataan bersama Uni Eropa yang mendukung pemberian bantuan militer lebih lanjut untuk Ukraina. Orban secara terbuka berpihak kepada Trump dalam perselisihan dengan Zelensky.

Melalui platform X (sebelumnya Twitter), Orban menuliskan: “Hari ini, Presiden Trump dengan berani bersuara untuk perdamaian, meskipun ini sulit diterima oleh banyak pihak.”

Langkah ini menunjukkan perpecahan yang semakin jelas di antara negara-negara Eropa dalam menyikapi konflik Ukraina, serta memberikan indikasi nyata bahwa Trump mungkin akan mengambil langkah drastis dengan menarik pasukan AS dari Eropa, sebuah kebijakan yang berpotensi mengubah lanskap keamanan regional.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS