EtIndonesia. Investigasi jurnalistik oleh surat kabar Tiongkok The Paper mengungkap maraknya komersialisasi “daging palsu”, seperti daging rubah atau rakun yang dijual sebagai daging sapi, daging kambing, atau kelinci ke restoran.
The Paper melaporkan bahwa di daerah Tiongkok yang terkenal dengan produksi bulunya, seperti Tangshan, Hebei, Weifang, Linyi, atau Shandong, peternakan hewan menjual kembali ‘potongan putih’ rubah dan rakun (bangkai dengan organ dalam dan lemak subkutan yang dibuang) di seluruh negeri, dengan menyamarkan sebagai daging sapi, daging kambing, atau kelinci.
Beberapa pedagang bahkan bersusah payah merebus dan memanggang daging palsu mereka sebelum membekukannya dan menjualnya ke restoran agar semakin sulit dibedakan dengan daging yang seharusnya dikonsumsi manusia.
Para ahli memperingatkan bahwa hormon dan obat-obatan yang digunakan dalam pengembangbiakan hewan untuk diambil bulunya, tetapi juga patogen yang dibawanya membuat daging ini sangat berbahaya.

Menjual bangkai hewan yang dibiakkan untuk diambil bulunya dalam kondisi yang tidak higienis dilarang oleh hukum Tiongkok, tetapi investigasi jurnalistik baru-baru ini menemukan bahwa banyak peternakan hewan di seluruh negeri menjual daging ini baik kepada pembeli pribadi maupun secara terbuka, di platform daring.
Seorang penjual mengatakan kepada wartawan yang menyamar bahwa daging putihnya berbobot 3 hingga 3,5 kilogram dan dijual sekitar 20 yuan (sekitar Rp 45 ribu), sementara yang lain mengatakan bahwa beberapa pelanggan membeli tenderloin rubah dan rakun untuk membuat dendeng sapi, sementara yang lain menjualnya sebagai daging kelinci.
Desa Danau Panjia, di Provinsi Shandong, terkenal karena menjual daging rubah sebagai daging yang dapat dimakan. Seorang penduduk desa yang terlibat dalam komersialisasi daging ilegal mengatakan kepada The Paper bahwa dia dan orang lain dalam bisnis tersebut menggunakan “esens daging” kimia untuk mengubah daging rubah menjadi apa pun yang diinginkan klien.
“Saat ini, ada esens daging sapi untuk daging sapi, esens daging kambing untuk daging kambing, esens daging keledai untuk keledai, menambahkannya mengubah rasa sepenuhnya dan Anda tidak dapat membedakannya lagi,” kata pria itu.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa jumlah daging palsu terbesar dijual pada bulan November dan Desember setiap tahun saat bulu biasanya dipanen. Beberapa penjual membekukan daging atau memilih mengolahnya menjadi makanan atau minyak hewani. (yn)
Sumber: odditycentral