Sekretaris pers Gedung Putih mengatakan bahwa pemerintahan Trump akan menanggapi ancaman semacam itu dengan serius dan memastikan pelaku bertanggung jawab.
EtIndonesia—Gedung Putih mengutuk ancaman yang dikaitkan dengan Beijing yang bertujuan mengganggu pertunjukan Shen Yun Performing Arts, dengan menyatakan bahwa pemerintahan Trump akan menanggapi ancaman tersebut dengan serius dan memastikan para pelaku bertanggung jawab.
“Jangan ganggu,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, dalam konferensi pers pada 17 Maret 2025. “Pemerintahan ini akan menangani masalah ini dengan sangat serius dan akan meminta pertanggungjawaban siapa pun yang terlibat.
“Kami jelas mengutuk segala bentuk kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap institusi Amerika.”
Leavitt menyampaikan pernyataan ini sebagai tanggapan atas pertanyaan dari media saudara The Epoch Times, NTD, terkait kunjungan Presiden Donald Trump ke John F. Kennedy Center for the Performing Arts pada 17 Maret 2025 sore.
BACA JUGA : Kennedy Center Dievakuasi Karena Ancaman Bom Palsu yang Menargetkan Pertunjukan Shen Yun
BACA JUGA : PKT Targetkan Shen Yun Secara Global dengan Ancaman Bom dan Tekanan Diplomatik
BACA JUGA : X Take Down Akun yang Memperkuat Serangan The New York Times terhadap Shen Yun
Ancaman bom yang menargetkan Shen Yun baru-baru ini menyebabkan teater harus dievakuasi pada hari pembukaan Shen Yun dan memasang detektor logam di pintu masuk sebagai tindakan pencegahan.
Meskipun polisi tidak menemukan benda berbahaya dan pertunjukan tetap berjalan lancar, insiden ini bukanlah kasus yang berdiri sendiri. Sejak Maret 2024, perusahaan telah menerima puluhan ancaman kekerasan serupa melalui email selama tur globalnya.

Perusahaan tersebut menyerukan penyelidikan setelah insiden di Kennedy Center, dengan menyatakan bahwa “jika ini tidak berhenti pada Shen Yun, maka ini tidak akan berhenti pada pihak lain.”

Trump melakukan kunjungan pertamanya ke Kennedy Center setelah merombak kepemimpinan pusat tersebut bulan lalu dan mengambil alih institusi itu sebagai Chairman. Beberapa orang yang baru ia tunjuk sebagai anggota dewan pengawas pusat tersebut termasuk Second Lady Usha Vance, Kepala Staf Gedung Putih Susie Wiles, serta dua host Fox News, Laura Ingraham dan Maria Bartiromo.
Leavitt, dalam konferensi pers itu, mengatakan bahwa Trump “berharap untuk memulihkan seni dan budaya yang merangkul tradisi Amerika, bukan merendahkannya, seperti yang sayangnya telah kita lihat selama beberapa tahun terakhir.”
Ia menambahkan bahwa Trump diperkirakan akan memberikan masukan tentang perbaikan yang bisa dilakukan di pusat tersebut serta membahas program teater mendatang yang akan diselenggarakan di bawah kepemimpinan baru.
Shen Yun dan beberapa pakar keamanan siber mengatakan bahwa rezim Tiongkok adalah tersangka utama dalam operasi gangguan terhadap perusahaan tersebut. Para analis mengatakan bahwa masalah ini memiliki implikasi keamanan yang harus ditangani di tingkat diplomatik tertinggi.
Selama bertahun-tahun, pejabat Tiongkok telah berupaya keras untuk membatalkan pertunjukan Shen Yun di berbagai kota dengan kombinasi pemerasan dan paksaan ekonomi. Falun Dafa Information Center di New York mendokumentasikan lebih dari 130 kasus upaya semacam itu yang dilakukan oleh diplomat dan agen Tiongkok sepanjang tahun 2024.
Pada September dan November 2024, dua pria dijatuhi hukuman penjara karena berupaya membatalkan status nirlaba Shen Yun dengan menyuap dinas Pajak Amerika Serikat – IRS (Internal Revenue Service).
Departemen Luar Negeri AS juga mengutuk kampanye intimidasi Beijing terhadap Shen Yun, dengan menyatakan dalam sebuah pernyataan terbaru kepada The Epoch Times bahwa laporan kebebasan beragama internasional tahunan mereka “mendokumentasikan berbagai insiden gangguan terhadap praktisi Falun Gong dan Shen Yun Performing Arts di banyak negara.”
Salah satu laporan Departemen Luar Negeri AS yang dirilis pada tahun 2024 mengutip investigasi Epoch Times yang mendokumentasikan pernyataan seorang juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok yang secara terbuka mengakui upaya mereka untuk memblokir pertunjukan Shen Yun di Korea Selatan.