EtIndonesia. Gelombang kekerasan di Haiti semakin memburuk, dengan kelompok bersenjata menyerang berbagai media di ibu kota Port-au-Prince. Stasiun televisi Telepluriel menjadi target terbaru, setelah sebelumnya dua media lainnya mengalami serangan serupa.
Stasiun televisi Telepluriel melaporkan di situs web mereka bahwa pada 15 Maret malam, kantor mereka dibakar habis oleh kelompok tak dikenal, dengan seluruh peralatan mereka dijarah dan tidak tersisa.
Menurut laporan dari Central News Agency (CNA), jurnalis di Haiti mengungkapkan bahwa pada 12 Maret, dua media lainnya—Radio-Television Caraibes (RTVC), salah satu jaringan media tertua di Haiti, serta stasiun radio Melodie FM—juga diserang dan dibakar oleh kelompok bersenjata.
Dalam pernyataan resmi, Asosiasi Media Nasional Haiti mengecam serangan tersebut: “Kami mengutuk dengan keras tindakan keji ini. Serangan ini hanya akan memperburuk kekacauan yang telah melanda negeri ini.”
Perdana Menteri baru Haiti, Alix Didier Fils-Aime, menulis di platform X bahwa serangan terhadap RTVC adalah serangan langsung terhadap kebebasan pers. “Pilar utama jurnalisme Haiti, Radio-Television Caraibes, menjadi korban serangan kelompok bersenjata. Mereka membakar kantor stasiun televisi ini. Ini adalah tindakan pengecut dan serangan terhadap kebebasan berbicara, sesuatu yang telah diperjuangkan dengan pengorbanan besar.”
Kekerasan dan instabilitas di Haiti semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan kelompok kriminal bersenjata menguasai sebagian besar ibu kota dan sering melakukan penculikan, perampokan, serta pembunuhan massal.
Pemerintah setempat terus berupaya mengendalikan situasi, tetapi hingga kini keamanan di negara tersebut masih belum pulih. (jhon)
Sumber : NTDTV.com