Serangan Israel ke Gaza Tewaskan Ratusan Orang Setelah Hamas Menolak Pembebasan Sandera

EtIndonesia. Pada 18 Maret 2025, pemerintah Israel mengeluarkan pernyataan bahwa Hamas terus menolak membebaskan sandera dan menolak semua proposal dari utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, serta mediator lainnya. Israel kini akan “meningkatkan aksi militer” terhadap Hamas.

Menurut laporan AFP, militer Israel mengumumkan di platform Telegram bahwa mereka telah melancarkan “serangan udara besar-besaran terhadap target teroris Hamas di Jalur Gaza” dan akan mengungkapkan lebih banyak detail dalam waktu dekat.

Militer Israel menyatakan bahwa serangan udara pada pagi hari menargetkan komandan tingkat menengah Hamas, pejabat senior, serta berbagai infrastruktur milik Hamas. Serangan akan terus dilakukan sesuai kebutuhan dan tidak hanya terbatas pada serangan udara.

Seorang pria berjalan melewati reruntuhan kamp sekolah yang hancur setelah serangan Israel di Kota Gaza, 18 Maret 2025. (OMAR AL-QATTAA/AFP melalui Getty Images)

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa sedikitnya 200 orang tewas akibat serangan ini. Sementara itu, menurut laporan AFP yang mengutip otoritas pertahanan sipil Gaza, lebih dari 121 orang tewas dan setidaknya 150 orang lainnya terluka akibat “serangan, pemboman udara, dan penembakan.”

Menurut laporan Reuters, banyak wilayah di Gaza mengalami kerusakan, dan ratusan ribu orang tinggal di tempat penampungan sementara atau bangunan yang rusak.

Di Gaza City, sebuah bangunan dilaporkan hancur akibat serangan udara. Di kota Deir al-Balah, bagian tengah Gaza, sedikitnya tiga rumah terkena serangan. Selain itu, menurut tenaga medis dan saksi mata, serangan udara juga menargetkan wilayah Khan Younis dan Rafah di bagian selatan.

Seorang pria berjalan melewati reruntuhan sekolah yang diubah menjadi kamp setelah serangan Israel di Kota Gaza, 18 Maret 2025. (OMAR AL-QATTAA/AFP melalui Getty Images)

Kesepakatan gencatan senjata tahap pertama antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 19 Januari 2025 dan berakhir pada 1 Maret 2025. Namun, negosiasi selama beberapa minggu gagal menghasilkan kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata.

Hamas mengancam bahwa karena Israel melanggar perjanjian gencatan senjata, nasib 59 sandera yang masih ditahan di Gaza menjadi tidak jelas.

Gedung Putih menyatakan bahwa Israel telah berkonsultasi dengan pemerintah AS sebelum melancarkan serangan udara. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS